Alat dan Bahan Kerangka Pemikiran

11

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai Agustus 2009. Penelitian dilakukan di lapang dan di laboratorium konservasi tanah dan air. Pada penelitian di lapangan, dilakukan pengukuran hantaran hidrolik jenuh dengan menggunakan alat permeameter yang dilakukan di Bogor dan Jakarta. Pengolahan data dilakukan di laboratorium Konservasi Tanah dan Air Institut Pertanian Bogor .

3.2. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah, sampah organik, lubang resapan biopori dan air. Tanah yang dianalisis diambil dari Desa Cigombong Kabupaten Bogor untuk dianalisis sifat fisik tanahnya. Sedangkan air digunakan untuk penetapan hantaran hidrolik jenuh yang berasal dari sumur, dan sumber air lainya yang berdekatan dengan lokasi pengukuran. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur hantaran hidrolik adalah permeameter sederhana, tisu, stopwatch, gunting, ember plastik, gayung. Alat-alat yang digunakan untuk mengambil sampel tanah adalah ring sampel, cangkul, pisau, sedangkan untuk analisa sifat-sifat fisik digunakan ayakan, analisa ruang pori dan analisa sifat-sifat fisik tanah menggunakan cawan, oven, timbangan dan peralatan lainya.

3.3. Kerangka Pemikiran

Air yang jatuh di suatu permukaan tanah akan terbagi menjadi 1 air infiltrasi, yaitu bagian air yang meresap ke dalam tanah dan kelak menjadi cadangan air bawah tanah dan 2 aliran permukaan yaitu air yang mengalir dipermukaan tanah. Sifat permukaan lahan menjadi penentu utama proporsi air hujan yang mengalir di permukaan lahan dan yang meresap kedalam tanah. Pada kondisi alami sifat permukaan lahan terjaga akibat adanya fauna-fauna tanah. Aktifitas fauna – fauna tanah sangat penting dalam memelihara ekosistem tanah tersebut. 12 Pembangunan kawasan yang melakukan perubahan pada sifat permukaan lahan, seperti pengembangan lapisan kedap di atasnya berupa bangunan jalan , rumah dan perkantoran, jalan dan pengerasan lain, menyebabkan proporsi air hujan yang masuk ke dalam tanah semakin berkurang dan proporsi air hujan yang menjadi aliran permukaan semakin meningkat. Perubahan proporsi bagian hujan yang menjadi aliran permukaan ini menjadi pemicu utama terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Brata dan Purwakusuma 2007. Agar air yang masuk ke dalam tanah dapat ditingkatkan, perlu dilakukan kompensasi terhadap lapisan kedap tersebut dengan teknologi peresapan air buatan. Salah satu teknik peresapan air buatan tersebut adalah Lubang Besapan Biopori yang merupakan alternatif teknologi peresapan air yang dikembangkan dengan pemanfaatan sampah organik ke dalam tanah yang digunakan untuk berbagai penggunaan lahan termasuk untuk pemukiman dan perkantoran kawasan terbangun maupun kawasan ruang terbuka hijau. Brata dan Purwakusuma 2007. Untuk mengetahui seberapa besar perasapan air pada lubang resapan biopori perlu diadakan penelitian. Penelitian ini mengunakan parameter hantaran hidrolik tanah yaitu kemampuan tanah melalukan air atau tingkat kecepatan perkolasi air melalui kolom tanah di bawah kondisi standar. Dengan penelitian ini maka kita dapat mengetahui seberapa besar masuknya air kedalam tanah melalui lubang resapan biopori.

3.3 Kerangka Pemiikiran