Struktur dan Kemantapan Agregat
                                                                                6 Soedarmo  dan Djojoprawiro  1984  membagi  ukuran  pori  dengan  batas
ukuran  pori  dan  tegangannya berdasarkan  kemampuan  tanaman  menghisap  air, kemampuan tanah menahan dan melalukan air. Kelompok tersebut adalah pori –
pori  berguna,  yaitu  dengan  diameter    0,2 µ,  dan  pori – pori  tak  berguna,  yaitu dengan diameter  0,2 µ. Pori-pori berguna meliputi :
1. Pori drainase dengan diameter  8.6 µ yang dibagi atas : 
Pori  drainase  cepat,  berdiameter  28,8  µ  dengan  asumsi  bahwa  28,8  µ adalah diameter pori pada tegangan 100 cm H
2
O atau 110 ber. 
Pori  drainase  lambat,  berdiameter  8,6  µ –  28,8  µ  merupakan batas  pori- pori terisi air pada kapasitas lapangan atau 0,337 bar.
2. Pori pemegang air, berdiameter antara 0,2 µ – 8,6 µ ekuivalen dengan tegangan 15 atm, yaitu batas atas kemampuan akar tanaman menghisap air.
Porositas  dan  distribusi  ukuran  pori  mempunyai  hubungan  yang  erat dengan  hantaran  hidrolik.  Porositas  tanah  yang  tinggi  tidak  menjamin  hantaran
hidrolik yang tinggi, tergantung dari ukuran pori dan kesinambungan pori. Tanah– tanah  yang  mempunyai  porositas  total  tinggi  tidak  selalu  mempunyai  hantaran
hidrolik  yang tinggi, terutama jika tanah didominasi oleh pori-pori mikro. Tanah yang  mempuyai  ruang  pori berukuran  besar  dan  sinambung,  seperti  pasir
mempunyai  hantaran  hidrolik  lebih  tinggi,  walaupun  pori  totalnya  rendah.  Pori halus  dan  tidak  sinambung  yang  ditemui  pada  tekstur  sedang  atau  halus  akan
menahan pergerakan air. Rata-rata porositas total pada beberapa jenis tanah kurang dari 50. Tanah
pasir memiliki porositas  lebih kecil dibandingkan dengan liat dan tanah organik. Pori tanah bervariasi dengan bergantung pada ukuran partikel dan keadaan agregat
tanah Baver  1959
                