I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Sumberdaya  air mempunyai peranan  yang sangat penting bagi kehidupan manusia,  hewan  dan  tumbuhan.  Keseimbangan  antara  pemenuhan  kebutuhan
hidup,  keberlanjutan  pemanfaatan  serta  keberadaan  sumber  daya  air  perlu diperhatikan. Meskipun jumlah air tidak berubah, tetapi ketersediaan air di dalam
tanah dapat berubah jika siklus air terganggu. Permasalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan sumberdaya air pada
suatu  wilayah diantaranya  adalah  banjir  yang  terjadi pada musim  hujan  dan ketersediaan  air  yang  sangat  terbatas  atau  kekeringan  yang  terjadi  pada  musim
kemarau.  Hal  ini  disebabkan terutama oleh  terjadinya perubahan  pada  sifat permukaan lahan karena pembangunan lapisan kedap seperti tapak bangunan dan
jalan serta  fasilitas  lainnya,  sehingga  proporsi  air  hujan  yang  menjadi  aliran permukaan  semakin  meningkat.  Peningkatan  proporsi  aliran  permukaan  ini
merupakan  pemicu  utama  terjadinya  banjir  pada  musim  hujan  dan  kekeringan pada musim kemarau.
Untuk  menanggulangi  kondisi  di  atas,  saat  ini  tersedia  suatu  teknologi untuk membantu mengatasi masalah tersebut, yaitu teknik lubang resapan biopori
LRB. Menurut Brata dan Nelistya 2008 biopori merupakan ruangan atau pori dalam  tanah  yang  dibentuk  oleh  makhluk  hidup,  seperti  fauna  tanah  dan  akar
tanaman.  Bentuk  biopori  menyerupai  liang  terowongan  kecil  dan  bercabang- cabang  yang sangat efektif untuk menyalurkan air dan udara ke dalam tanah dan
dari  dalam  tanah.  Liang  pada  biopori  terbentuk  oleh  adanya  pertumbuhan  dan perkembangan  akar  tanaman  di  dalam  tanah  serta  meningkatnya  aktifitas  fauna
tanah, seperti cacing tanah, rayap, dan semut yang menggali liang di dalam tanah. Teknologi  lubang  resapan  biopori  LRB,  dikembangkan  berdasarkan
prinsip  menjaga  kesehatan  ekosistem  tanah  untuk  mendukung  keanekaragaman hayati dalam tanah oleh tersedianya cukup air, udara, dan sumber makanan bahan
organik. Lubang resapan biopori dibuat dengan menggali lubang kecil ke dalam tanah  dengan  diameter  10  cm  dan  kedalaman  100 cm  untuk  memudahkan
2 pemasukan  air, oksigen dan  sampah  organik.  Lubang  berisi  sampah  organik  ini
menjadi  habitat  yang  cocok  bagi  beraneka  ragam  biota  tanah. Dengan
terbentuknya  biopori  pada  teknologi  ini  diharapkan  hantaran  hidrolik  tanahnya akan menjadi lebih baik.
Secara  kuantitatif  hantaran  hidrolik  tanah  adalah  kecepatan  bergeraknya suatu  cairan  pada  media  berpori  dalam  keadaan  jenuh,  atau  kecepatan  air  untuk
menembus  tanah  pada  periode  waktu  tertentu  yang  dinyatakan  dalam  centimeter per  jam. Air  bergerak  pada  suatu volume  tanah  melalui  ruang  pori – pori  tanah.
Berbagai  faktor  yang  mempengaruhi  keadaan  ruang  pori  tanah,  pada  akhirnya akan  berpengaruh  terhadap  hantaran  hidrolik.  Salah  satu  faktor  yang
mempengaruhi  pori –  pori  tanah  adalah  aktifitas organisme  yang  ada  di  dalam tanah tersebut.
Penambahan  bahan  organik  pada  teknik  lubang  resapan  biopori  LRB diduga  dapat  meningkatkan  nilai  hantaran  hidrolik  jenuh  pada  tanah  sebagai
akibat  adanya  aktifitas  fauna  tanah  dan  akar  tanaman  dalam  meningkatkan  pori- pori tanah serta memperbaiki agregat tanah. Oleh karena itu dengan diterapkannya
teknologi  lubang  resapan  biopori  diharapkan  akan  mampu meningkatkan  nilai hantaran hidrolik tanah, sehingga salah satu masalah pengelolaan sumberdaya air
pada suatu wilayah dapat teratasi.
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik hantaran hidrolik jenuh  tanah  lubang  resapan  biopori  pada  berbagai  penggunaan  lahan meliputi
lahan pertanian dan pemukiman pada tanah Latosol Coklat Darmaga dan Latosol Merah Jakarta.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA