Keragaman Tingkat Kemasakan Buah

33 perlu dipelihara untuk mendukung produksi tinggi pada jarak pagar 3 – 5 cabang primer. Hasil panen pada 5 lima sample tanaman diperoleh buah kapsul 472 buah atau rata-rata per tanaman sebanyak 94 buah. Dengan populasi tanaman 2500 pohon setiap ha maka akan diperoleh sebanyak 235.000 buah kapsul atau setara dengan 1.193,800 kg . R endemen buah menjadi biji kering kadar air 7 setelah melalui pengupasan dan pengeringan adalah 14,85. Dengan asumsi tersebut maka produktivitas tanaman per hektar mencapai 4.181 kg. Produktivitas tersebut dengan asumsi tidak terjadi fluktuas i hasil panen dan melakukan rotasi panen 15 hari. Pada kenyataannya di lapangan produktivitas jarak berfluktuasi tergantung dari curah hujan dan faktor pembatas lainnya. Jika produktivitas yang dicapai 50 dari nilai produktivitas maksimal maka nilai tersebut setara dengan 2.091 kg per ha. Produktivitas tersebut tergolong cukup tinggi jika dibandingkan dengan yang dilaporkan Bambang 2009 pada ekotipe jarak pagar lombok barat dengan produktivitas 1,215 kg ha. Namun masih dibawah produktivitas yang dilaporkan Henning 1996 dengan nilai 2,5 – 3,5 ton per ha. Saxena 2005 menyatakan bahwa jika tanaman jarak pagar di tanam di lahan dengan kondisi tanah baik akan diperoleh hasil biji 5 tonhatahun.

4.2. Keragaman Tingkat Kemasakan Buah

Hasil pengamatan terhadap sample buah dijumpai keragaman mulai dari fase bunga, buah muda, sampai dengan buah lewat masak. Hal ini sejalan dengan pendapat Arivin et al. 2006 yang menyatakan bahwa di Desa Cikeuisik Malimping Banten dengan curah hujan 2.500-3.000 mmth, umumnya ditemukan tanaman jarak yang memiliki bunga, buah muda, buah tua dan buah kering dalam satu tandan. Keragaan indeks buah pada satu tandan dapat terlihat pada 20 sample tandan dari 5 lima tanaman yang berbeda Gambar 5 dengan katagori umur buah lebih 40 hari setelah anthesis. Buah tersebut selanjutnya dikelompokan menjadi 5 indeks warna buah adalah sebagai berikut indeks 1 = warna hijau tua atau buah masak 45 hari setelah anthesis, 2 = warna hijau kekuningan 50 hari setelah anthesis, 3 = warna kuning 55 hari setelah anthesis, 4 = warna kuning 34 kehitaman 60 hari setelah anthesis dan 5 = warna hitam 65 hari setelah anthesis sebagai modifikasi dari indeks kematangan yang diusulkan oleh Bambang 2008. Gambar 5. Sample keragaman buah per tandan Berdasarkan pada Gambar 6 tampak bahwa dalam satu tandan dijumpai mulai dari warna buah hijau, kuning, kuning kecoklatan dan hitam. Dengan kata lain pada tiap tandan dijumpai semua indeks buah dengan proporsi yang berbeda. Hal tersebut mencerminkan tingkat kemasakan buah per tandan tidak seragam. Ketika buah pada indeks 3 warna kuning mencapai 40,65 masih dijumpai indeks lain 1, 2, 3 dan 5 dengan proporsi masing-masing 27,64 , 17,88 , 4,06 dan 9,76 . Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah karakteristik pembungaan dan penyerbukan. Adikardasih dan Joko 2006 menyatakan bahwa dalam satu tandan bunga jarak pagar baik jantan maupun betina tidak mekar bersamaan melainkan bertahap sesuai dengan pola yang tidak tentu. Hasnam 2006 menyatakan penyerbukan bunga jarak pagar dengan bantuan serangga. Dengan demikian jumlah dan aktivitas serangga dapat mempengaruhi proses penyerbukan dan pembentukan keseragaman dalam pemasakan buah. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan kapsul yang terbentuk sejak pentil 10 hari setelah anthesis. Biji mulai berkembang 20 hari setelah anthesis. Kapsul mulai berkembang dan mencapai fase matang sekitar 40 – 45 hari setelah anthesis, kemudian mencapai fase masak pada hari 55 hari setelah anthesis, dan akhirnya memasuki masa sensen pada 60 – 65 hari setelah anthesis. Pertumbuhan dan perkembangan kapsul memerlukan waktu 60 – 65 hari sejak anthesis 35 sedangkan perkembangan bunga sejak terbentuk sampai anthesis memerlukan waktu berkisar 15–20 hari. Perkembangan organ generatif dari sejak mulai berbunga hingga kapsul masak memerlukan waktu berkisar 75 – 85 hari. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 5 P e rs e n ta se i n d e k p e r ta n d a n Indek w arna buah Gambar 6. Proporsi buah jarak per tandan berdasarkan indeks panen Terdapat kecenderungan semakin bertambahnya umur maka akan terjadi peningkatan kadar minyak tetapi setelah melewati senesence over riped akan terjadi penurunan . Heller 1996 menyatakan bahwa biji yang diperoleh dari pemanenan terlalu awal memiliki kandungan minyak yang rendah, sedangkan bila panen terlambat buah akan pecah dan biji-biji akan berhamburan jatuh yang menyebabkan kehilangan panen. Bambang 2009 menyatakan bahwa bobot biji dan kandungan minyak mengikuti pola sigmoid yaitu pada awal pertumbuhan meningkat terus sampai pada titik kematangan masak ripe yang ditandai kulit kapsul berwarna kuning kemudian menurun pada tingkat senescence over riped yang ditandai kapsul menghitam dan mengering. Sehubungan dengan proses pematangan buah pada tiap malai tidak serempak pemanenan dilakukan beberapa kali untuk memilih kapsul yang telah berwarna kuning. Untuk ekotipe yang proses pematangan kapsul dalam satu malai tidak serempak diperlukan waktu atau lama periode pematangan dari tahapan matang hijau-hijau tua mature menjadi masak kuning ripe dan dari masak kuning menjadi senescence-kering over riped rata- 36 rata 9,8 hari 7.6 – 11.7 hari. Adikadarsih dan Joko 2006 pemanenan berdasarkan persentase kemasakan buah warna buah per tandan kurang memberikan hasil yang baik karena setiap tandan akan dijumpai warna buah hijau belum masak sampai dengan warna hitam lewat masak sehingga berpengaruh terhadap penurunan mutu benih.

4.3. Karakteristik Mutu Biji Jarak Pagar Berdasarkan Kriteria Panen