27
3.4. Pengamatan dan Pengukuran
Parameter yang diamati adalah jumlah buah per tandan, berat biji, kadar air, kadar minyak, bilangan asam dan kadar asam lemak bebas, bilangan iod,
jumlah mikroorganisme dan warna. Sebelum perlakuan dilakukan pengamatan terhadap umur tanaman, kultur teknis budidaya, jumlah cabang, warna kulit buah,
serangan hama dan penyakit. a Analisis kadar air AOAC, 1980
Prinsip Penguapan air dengan pemanasan pada suhu 105
o
C, selisih bobot yang hilang merupakan kadar air yang terdapat dalam sampel.
Prosedur : Contoh ditimbang sebanyak 2 – 10 gram dan ditempatkan didalam cawan
aluminium yang sudah diketahui bobotnya. Contoh dipanaskan di dalam oven pada suhu 105
o
C selama 1 jam pengukuran 1 jam dimulai saat oven mencapai suhu 105
o
C. Selanjutnya cawan didinginkan didalam desikator kurang lebh 15 menit dan kemudian ditimbang. Pemanasan diulang hingga dicapai berat
yang tetap. Sisa contoh dihitung sebagai total padatan dan berat yang hilang sebagai air. Kadar air dihitung dengan rumus :
Kadar air = a
x b
a 100
−
Dimana a = berat contoh sebelum pengeringan gram
b = berat contoh setelah pengeringan gram b. Kadar minyak
Sebanyak 2-3 gram contoh dimasukan kedalam pembungkus kertas saring yang terlebih dahulu ditimbang beratnya. Sampel tersebut selanjutnya
ditempatkan pada seperangkat alat ekstraksi soxhlet dan tambahkan pelarut heksan secukupnya. Setelah peralatan dipasang selanjutnya hot plate
dihidupkan atau dipanaskan dengan waktu 8 jam.. Contoh hasil ekstraksi kemudian diuapkan pelarutnya dengan cara diangin-anginkan, kemudian
dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ºC sampai beratnya konstan. Kadar minyak contoh dihitung berdasarkan persamaan berikut:
28 Kadar minyak =
c x
a b
100 −
Keterangan : a = Berat labu kosong gram
b = Berat labu dan ekstrak minyak gram c = Berat contoh gram
c. Rendemen minyak Rendemen minyak dihitung berdasarkan perbandingan antara minyak hasil
pengepresan terhadap berat biji. 100
minyak Rendemen
x b
a =
Keterangan : a =
minyak hasil pengepresan gram. b =
berat biji gram. c. Bilangan asam dan kadar asam lemak bebas SNI 01 – 3555-1998
Prinsip : Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah miligram KOH yang dibutuhkan
untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak Ketaren, 1986. Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam
lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak. Prosedur
Sebanyak ± 5 gram sampel minyak ditimbang dan dimasukan dalam erlenmyer 250 ml dan ditambahkan 50 ml alkohol netral 95 dan dipanaskan
sampai mendidih. Setelah ditambahkan dua tetes indikator phenolptalein, larutan dititras i dengan KOH 0,1 N sampai berwarna merah jambu yang tidak
hilang selama beberapa detik.
Bilangan asam = b
axNx 1
, 56
29 Asam lemak bebas =
b x
axNx 10
100 1
, 56
Dimana : a = jumlah KOH untuk titrasi ml
N = Normalitas larutan KOH 56,1 = bobot molekul KOH
b = bobot molekul asam lemak dominan BM asam oleat = 282 d. Bilangan Iod SNI 01-3555-1989
Prinsip : Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tidak jenuh akan bereaksi
dengan iod dan membentuk senyawa yang jenuh. Besarnya jumlah iod yang diserap menunjukan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh yang
terdapat dalam minyak. Prosedur :
Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukan ke dalam erlemeyer 300 ml, kemudian ditambahkan 15 ml kloroform dan 25 ml larutan wijs dengan
menggunakan pipet volumetrik. Erlemeyer kemudian ditutup dan disimpan ditempat gelap selama 2 jam. Ke dalam larutan kemudian ditambahkan 10 ml
larutan KI 20 dan 100 ml air suling. Kemudian erlemeyer segera ditutup. Larutan dikocok dan dititer dengan larutan Na
2
S
2
O
3
0,1 N . Indikator yang digunakan adalah larutan kanji.
Perhitungan Bilangan Iod =
m V
Vo xN
1 5
, 12
−
Keterangan : Vo = Volume Na
2
S
2
O
3
0,1 N yang diperlukan untuk titrasi blangko ml V1 = Volume Na
2
S
2
O
3
0,1 N yang diperlukan untuk titrasi sampel ml N = normalitas larutan Volume Na
2
S
2
O
3
0,1 N m = bobot contoh gram
30
e. Penentuan populasi cendawan pada biji Fardiaz, 1982