Pengolahan dan Analisis Data

3.3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Data sifat fisis yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan analisa statistika Faktorial Acak Lengkap Faktorial-RAL dua faktor dimana umur dan bagian batang pohon ditetapkan sebagai perlakuan; sedangkan untuk sifat mekanisnya hanya menggunakan faktor umur pohon sebagai perlakuan. Analisis data dibantu dengan software Microsoft Excel 2007 dan SPSS 13. Untuk mengetahui pengaruh umur pohon, dilakukan uji beda nyata nilai tengahnya. Uji lanjut Duncan digunakan untuk menilai pengaruh interaksi kedua faktor yang ada. Model umum RAL yang digunakan adalah: 1. Sifat Fisis Y ijk = µ + α i + β ij + ε ijk Dimana: Y ijk = Respon pengaruh perlakuan ke-i dan ke-j ulangan ke-k µ = Nilai tengah perlakuan α i = Pengaruh perlakuan umur pohon pada taraf ke-i i = 5, 6, 7, 9, 10 th β ij = Pengaruh perlakuan bagian batang pohon pada taraf ke-j j = P, T, U ε ijk = Pengaruh acak galat pada perlakuan ke-i dan ke-j pada ulangan ke-k 2. Sifat Mekanis Y ij = µ + α i + ε ij Dimana: Y ij = Respon pengaruh perlakuan ke-i ulangan ke-j µ = Nilai tengah perlakuan α i = Pengaruh perlakuan umur pohon pada taraf ke-i i = 5, 6, 7, 9, 10 th ε ij = Pengaruh acak galat pada perlakuan ke-i pada ke-j Penentuan daur teknis dilakukan dengan sistem skoring. Sifat fisis dinilai dengan angka 1 rendah, 3 sedang, dan 5 tinggi; sedangkan sifat mekanisnya dengan 1 sangat rendah, 2 rendah, 3 sedang, 4 tinggi, dan 5 sangat tinggi. Nilai seluruh sifat yang diuji untuk setiap kelas umur pohon lalu ditabulasi dan dijumlah. Total nilai tertinggi merefleksikan dan ditetapkan sebagai daur teknis tanaman sengon untuk bahan pertukangan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sifat Fisis Kayu

Sifat fisis kayu yang diuji meliputi KA dan BJ kayu, serta penyusutan dimensi radial dan tangensial karena sifat-sifat tersebut sangat terkait langsung dengan kondisi penggunaan. KA yang diukur adalah KA kondisi basah, sementara nilai penyusutannya adalah besar susut dari kondisi basah ke kondisi kering tanur.

4.1.1. Kadar Air KA

Rata-rata nilai KA kondisi basah hasil penelitian disajikan pada Tabel 1 sedangkan hasil analisis keragamannya disajikan pada Tabel 2. Rekapitulasi hasil pengujian disajikan pada Lampiran 1A. Tabel 1. Nilai Rata-rata KA Basah Kayu Sengon Umur Tahun KA Basah 5 53,03 6 52,36 7 51,58 9 59,45 10 42,53 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa KA kondisi basah yang paling tinggi terdapat pada kayu sengon umur 9 tahun 59,45, sedangkan yang paling rendah dijumpai pada sengon umur 10 tahun 42,53. Tabel 2. Hasil Analisis Keragaman untuk Kadar Air pada Kayu Sengon Parameter Fhit F 0,05 F 0,01 Umur 1,525 2,447 3,480 Bagian batang 2,494 3,072 4,787 Interaksi 0,401 2,016 2,663 Keterangan : Fhit = nilai F yang diperoleh dari hasil pengolahan data F 0,05 = hasil pengolahan data dengan taraf kesalahan 5 α = 0,05 F 0,01 = hasil pengolahan data dengan taraf kesalahan 1 α = 0,01 Hasil analisis keragaman pada selang kepercayaan 95 dan 99 menunjukkan bahwa umur pohon, bagian batang dan interaksi keduanya tidak berpengaruh terhadap nilai KA kondisi basah. Hal ini terkait dengan kesamaan jenis dan kesamaan lokasi tempat tumbuh sebagaimana Tsoumis 1991. Rata- rata KA kondisi basah dari ke-5 kelompok umur kayu sengon yang diteliti