Keteguhan Lentur Statis MOE dan MOR

4.2 Sifat Mekanis Kayu

Sifat mekanis kayu yang diteliti meliputi keteguhan lentur statis MOE dan MOR, keteguhan tekan sejajar serat, keteguhan geser sejajar serat, serta kekerasan sisi bidang longitudinal, radial dan tangensial pada kondisi kering udara.

4.2.1. Keteguhan Lentur Statis MOE dan MOR

Rata-rata nilai MOE dan MOR disajikan pada Tabel 8 sedangkan hasil analisis keragamannya disajikan pada Tabel 9. Rekapitulasi hasil pengujian disajikan pada Lampiran 6, sedangkan hasil uji lanjut Duncan disajikan pada Lampiran 7B dan 8B. Tabel 8. Nilai Rata-rata Keteguhan Lentur Statis MOE dan MOR Umur Tahun MOE kgcm 2 MOR kgcm 2 5 27303 223 6 32028 240 7 25180 219 9 24711 211 10 35908 262 Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai MOE dan MOR tertinggi terdapat pada kayu yang berasal dari pohon yang berumur 10 tahun masing-masing sebesar 35.908 kgcm 2 dan 262 kgcm 2 , sedangkan MOE dan MOR terendahnya pada kayu umur 9 tahun 24.711 kgcm 2 dan 211 kgcm 2 . Tabel 9. Hasil Analisis Keragaman untuk MOE dan MOR pada Kayu Sengon Parameter Fhit F 0,05 F 0,01 Umur MOE 1484,544 2,606 3,828 Umur MOR 584,293 2,606 3,828 Keterangan : Fhit = nilai F yang diperoleh dari hasil pengolahan data F 0,05 = hasil pengolahan data dengan taraf kesalahan 5 α = 0,05 F 0,01 = hasil pengolahan data dengan taraf kesalahan 1 α = 0,01 = umur berbeda sangat nyata P0,01 Analisis keragaman sebagaimana Tabel 9 memperlihatkan bahwa umur pohon berpengaruh sangat nyata baik terhadap MOE maupun MOR. Dengan kata lain, nilai MOE dan MOR dipengaruhi oleh umur pohon. Berdasarkan perbandingan nilai tengah Duncan yang dilakukan Lampiran 7B diketahui bahwa MOE kayu umur 5 tahun setara dengan MOE kayu umur 7 tahun, tetapi berbeda bila dibandingkan dengan nilai MOE dari umur 6, 9 dan 10 tahun. MOE kayu umur 7 tahun setara dengan MOE umur 9 tahun. Dengan demikian, maka MOE kayu sengon yang diteliti dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu rendah pada kayu dari pohon umur 7 dan 9 tahun, sedang 5 tahun, tinggi 6 tahun, dan sangat tinggi 10 tahun. Pengelompokkan ini relatif setara dengan kelas BJ kayunya, dimana BJ rendah diwakili oleh kayu dari pohon yang berumur 9 tahun, dan BJ tinggi diwakili oleh pohon umur 10 tahun. Pohon-pohon yang berumur 5, 6 dan 7 tahun menghasilkan kayu dengan BJ yang tergolong sedang. Hal ini didukung oleh grafik sebaran nilai MOE sebagaimana Gambar 15 . Umur tahun M O E k g c m 2 10 9 8 7 6 5 40000 35000 30000 25000 20000 Gambar 15. Penentuan Daur Teknis berdasarkan nilai MOE Berbeda dengan MOEnya, MOR kayu sengon yang diteliti hanya terdiri dari 2 kelompok, yaitu rendah dan tinggi. Kayu-kayu dari pohon umur 5, 7, dan 9 tahun akan menghasilkan nilai MOR yang lebih rendah dibandingkan kayu- kayu umur 6 dan 10 tahun. MOR kayu umur 9 tahun merupakan nilai terendah, sedangkan MOR kayu 10 tahun tertinggi. Hal ini didukung oleh grafik sebaran nilai MOR sebagaimana Gambar 16. Nilai MOE dan MOR kayu sengon hasil penelitian ini ternyata lebih kecil dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu. Menurut Martawijaya et al. 1989 serta Abdurachman dan Nurwati 2006, rata-rata MOE kayu sengon adalah 44.500 kgcm 2 , sedangkan MOR-nya 316 kgcm 2 . Lebih lanjut, Usman 2002 menyatakan bahwa rata-rata nilai keteguhan lentur statis baik MOE maupun MOR berturut-turut adalah 53.234 kgcm 2 dan 654,91 kgcm 2 . Kekuatan lentur merupakan salah satu sifat mekanis yang sangat penting karena banyak penggunaan kayu sebagai komponen struktural mengalami tegangan seperti ini. Dari segi nilai keteguhan lentur statis MOE dan MOR yang diteliti, maka pohon sengon terbaik adalah pohon yang berumur 10 tahun karena kayunya memiliki nilai MOE dan MOR tertinggi. Kayu sengon yang demikian akan lebih kuat, lentur dan tidak mudah patah. Umur tahun M O R k g c m 2 10 9 8 7 6 5 325 300 275 250 225 200 175 150 Gambar 16. Penentuan Daur Teknis berdasarkan nilai MOR

4.2.2 Keteguhan Tekan Sejajar Serat