Pengujian Kadar Air KA Kayu Pengujian Berat Jenis BJ Pengujian Penyusutan Dimensi Radial dan Tangensial Pengujian Keteguhan Lentur Statis Static Bending Strength

3.2.2 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah kaliper, timbangan, gergaji table circular saw, band saw, alat tulis pensil, penggaris, kertas, cutter, cawan petri, mesin oven, mesin uji mekanis Universal Testing Machine UTM merk SHIMADZU kapasitas 30 ton. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Pembuatan Contoh Uji Contoh uji sifat fisis dan mekanis dibuat dengan mengacu pada standar ASTM D 143-94 2006 tentang Methods of Small Clear Specimens of Timber.

3.3.2 Pengujian Kadar Air KA Kayu

Contoh uji penetapan KA berukuran 1 cm x 1 cm x 1 cm Gambar 4. Contoh uji ditimbang berat awalnya, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 103 ± 2ºC sampai konstan, lalu ditimbang berat kering tanurnya. 1 cm 1 cm 1 cm Gambar 4. Contoh uji kadar air KA KA dihitung dengan rumus: KA basah = BKT BKT BB x 100 Dimana: KA basah = Kadar air kondisi berat basah BB = Berat basah gram BKT = Berat kering tanur gram

3.3.3 Pengujian Berat Jenis BJ

Contoh uji BJ berukuran 3 cm x 3 cm x 3 cm Gambar 5. Contoh uji ditimbang dalam keadaan basah untuk mendapatkan berat awal dan diukur volumenya dengan menggunakan metode ”Water Displacement”, lalu dikeringkan pada suhu kamar sampai mencapai kadar air kering udara kira-kira 15. Selanjutnya contoh uji dikeringkan kembali dalam oven pada suhu 103 ± 2 ºC untuk mendapatkan berat kering tanurnya. 3 cm 3 cm 3 cm Gambar 5. Contoh uji berat jenis BJ BJ kayu dihitung dengan rumus: BJ = Basah VolumeKayu gTanurKayu BeratKerin Kerapatan air 1 gcm 3

3.3.4 Pengujian Penyusutan Dimensi Radial dan Tangensial

Berdasarkan ASTM D 143-94 2006, ukuran contoh uji penyusutan dimensi berukuran 3 cm x 3 cm x 1 cm Gambar 6. Contoh uji lalu diukur dimensinya dengan menggunakan kaliper pada tiga kondisi yang berbeda yaitu pada saat basah, kering udara dan kering tanur. Perhitungan nilai penyusutan masing-masing dimensi dari basah ke kering tanur dilakukan dengan rumus: Susut Tangensial ST ST BKT = ah DimensiBas DimensiKT ah DimensiBas x 100 Susut Radial SR SR BKT = ah DimensiBas DimensiKT ah DimensiBas x 100 R 3 cm 1 cm T 3 cm Gambar 6. Contoh uji penyusutan dimensi

3.3.5 Pengujian Keteguhan Lentur Statis Static Bending Strength

Contoh uji yang dipakai berukuran 45 cm x 3 cm x 3 cm dalam kondisi kering udara. Pembebanan diberikan di tengah-tengah contoh uji, dimana kedudukan contoh uji horizontal centre point loading dengan jarak sangga 42 cm Gambar 7. Defleksi akibat pembebanan dibaca pada deflektometer. Beban maksimum diperoleh sampai contoh mengalami kerusakan permanen. Pengujian ini akan menghasilkan nilai tegangan patah MOR dan modulus elastisitas MOE. P 3 cm 3 cm ½ L ½ L 42 cm Gambar 7. Contoh uji keteguhan lentur statis MOE dan MOR untuk pembebanan terpusat di tengah diperoleh dengan rumus: MOE = 3 3 4 Ybh PL MOR = 2 2 3 bh L P maks Dimana: MOE = Modulus elastisitas kgcm 2 MOR = Modulus patah kgcm 2 P maks = Beban pada saat kayu rusak kg P = Beban pada batas proporsi kg L = Jarak sangga cm b = Lebar penampang contoh uji cm h = Tinggi penampang contoh uji cm ∆Y = Defleksi pada beban P cm

3.3.6 Pengujian Keteguhan Tekan Sejajar Serat Compression Parallel to