Sifat mekanis kayu merupakan faktor terpenting yang harus diperhatikan apabila kayu akan digunakan untuk bahan bangunan. Beberapa sifat mekanis
penting untuk menilai kekuatan kayu diantaranya adalah keteguhan lentur statis static bending strength, keteguhan tekan compressive strength, keteguhan
geser shearing strength, keteguhan tarik tensile strength dan kekerasan hardness.
2.4.1 Keteguhan Lentur Statis Static Bending Strength
Menurut Tsoumis 1991, kekuatan lentur statis merupakan salah satu sifat mekanis yang sangat penting karena harus digunakan sebagai pertimbangan dalam
penggunaan struktural kayu. Apabila sebuah balok dimuati beban sampai bengkok, pada dasarnya ada 3 gaya yang bekerja pada balok itu yaitu gaya tarik,
gaya tekan dan gaya geser. Selanjutnya dijelaskan pula apabila balok sederhana dikenai beban maka bagian bawah balok akan mengalami tegangan tarik
sedangkan bagian atas akan mengalami tegangan tekan maksimal. Tegangan ini secara perlahan-lahan menurun ke bagian tengah dan menjadi 0 pada sumbu
netral. Grafik hubungan antara tegangan dengan regangan Gambar 2 menunjukkan ada plastis serta menunjukkan batas proporsi dimana terdapat
hubungan positif antara tegangan dengan regangan, dimana nilai perbandingan antara regangan dan tegangan ini disebut modulus elastisitas Modulus of
Elasticity, MOE. Sementara tegangan patah Modulus of Rupture, MOR dihitung dari beban maksimum beban pada saat patah.
Gambar 2. Grafik hubungan antara tegangan dengan regangan
2.4.2 Keteguhan Tekan Compressive Strength
Menurut Tsoumis 1991, keteguhan tekan adalah kemampuan kayu untuk menahan beban atau tekanan yang berusaha memperkecil ukurannya. Kekuatan
tekan longitudinal sejajar serat 15 kali lebih besar dibandingkan dengan kekuatan tekan tegak lurus serat. Besarnya keteguhan ini sama dengan besarnya
beban maksimum dibagi dengan luas penampang dimana beban tersebut bekerja.
2.4.3 Keteguhan Tarik Tensile Strength
Menurut Tsoumis 1991, kekuatan tarik kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang berusaha menarik atau memanjangkan ukurannya.
Kekuatan tarik longitudinal sejajar serat jauh lebih tinggi dari kekuatan tarik transversal sampai 50 kali lipat. Keteguhan tarik dipengaruhi oleh ukuran atau
dimensi kayu, kekuatan serat-serat dan susunan serat kayu. 2.4.4 Keteguhan Geser
Shearing Strength
Menurut Tsoumis 1991, kekuatan geser adalah kekuatan kayu untuk menahan beban yang berusaha menggeser satu bagian dengan bagian lainnya pada
sepotong kayu. Dimana pergeseran dapat terjadi pada arah longitudinal searah serat dan transversal tegak lurus serat. Terdapat 3 macam bentuk geseran bila
ditinjau dari arah geseran terhadap serat kayu, yaitu: 1 geser sejajar serat, 2 geser tegak lurus serat dan 3 geser miring serat. Tetapi yang lazim
diperhitungkan adalah keteguhan geser sejajar serat karena dalam penggunaan sehari-hari kerusakan kayu akibat geseran kebanyakan berupa geseran sejajar
serat. Keteguhan geser ini dipengaruhi oleh kekuatan ikatan antar serat sel kayu. 2.4.5 Kekerasan
Hardness
Menurut Tsoumis 1991, kekerasan adalah ukuran ketahanan kayu terhadap benda luar yang berusaha masuk ke dalam massanya. Kekerasan lebih
tinggi sampai 2 kali lipat pada bidang longitudinal dibandingkan sisi yang lain, tetapi perbedaan antara bidang radial dan tangensial tidak jauh berbeda.
Kekerasan berhubungan dengan kekuatan kayu terhadap pengikisan dan goresan
dengan berbagai bahan, serta mudah tidaknya dikerjakan dengan alat dan mesin.
BAB III BAHAN DAN METODE