Analisis Manajemen Risiko pada Bank Muamalat Indonesia

62 terlibat dengan hedging secara langsung, maka Bank Muamalat mentranfernya pada financing bank. Keberhasilan Bank Muamalat dalam mengatasi risiko kurs dinilai berhasil. Dengan menerapkan strategi yang dibuat oleh analis pada pengaturan open position . Hal ini terbuti pada, tahun lalu Bank Muamalat memperoleh laba reval diatas Rp.60.000.000.000. Oleh karena itu para nasabah tetap percaya dan loyal kepada Bank Muamalat. Selain itu, jika bank syariah benar-benar patuh terhadap prinsip syariah, maka sebenarnya bank syariah telah melakukan mitigasi risiko pasar, dan ini yang telah diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia.

E. Analisis Transaksi Valuta Asing yang Tersedia di Bank Muamalat Indonesia

Pengadaan transaksi jual-beli valuta asing pada bank syariah boleh dilakukan asalkan memenuhi syarat jual-beli valuta asing sebagimana telah diatur pada fatwa DSN-MUI Nomor 28 tentang jual-beli al-sharf. Pada transaksi jual- beli valuta asing harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam fatwa DSN-MUI karena, uang adalah benda ribawi, jika ada ketentuan yang dipenuhi maka tidak menutup kemungkinan di dalam transaksi tersebut akan mengandung unsur maysir , gharar maupun riba. Dengan adanya transaksi valuta asing maka kegiatan bisnis antar negara akan menjadi terbantu dan lebih lancar. Untuk jenis transaksi pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Muamamalat menerapkan prinsip kehati-hatian agar tidak bertentangan dengan prinsip syariah 63 dan peraturan yang berlaku. Hal ini terbukti, bahwa jenis transaksi valuta asing yang tersedia di Bank Muamalat hanya transaksi today TOD. Karena Bank Muamalat sangat hati-hati dalam menerapkan jenis transaksi valuta asing, bahkan transaksi spot saja yang menurut fatwa DSN-MUI dibolehkan, tidak diterapkan pada Bank Muamalat Indonesia. Menurut fatwa dua hari pada transaksi spot adalah waktu yang wajar untuk penyelesaian proses transaksi. Akan tetapi bagi Bank Muamalat spot tergolong transaksi tunda, sedangkan transaksi tunda tidak boleh dilakukan pada transaksi valuta asing. Jenis mata uang yang disediakan pada Bank Muamalat hanya ada 7 jenis, yaitu USD, SAR, MYR, SGD, AUD, EUR dan JPY. Bank Muamalat hanya menyediakan jenis mata uang yang sering digunakan dan diminta oleh nasabah. Meskipun hanya 7 mata uang yang biasa digunakan untuk transaksi, namun bukan berarti bank tidak melayani transaksi valuta asing selain dengan tujuh mata uang tersebut diatas. Bank tetap melayani apabila ada nasabah yang membutuhkan jenis valuta asing lain, akan tetapi kurs nya tidak tersedia di counter, namun cabang devisa harus bertanya langsung ke bagian treasury. Jika diperhatikan, Bank Muamalat Indonesia lebih kepada bermain aman pada transaksi valuta asing ini. Hal ini dilakukan agar bank tetap bisa melayani kebutuhan nasabah tanpa risiko yang tinggi dan pastinya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 64

F. Analisis Transaksi Letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia

Sebagai bank devisa, Bank Muamalat Indonesia menyediakan fasilitas LC bagi nasabah untuk kemudahan dan jaminan transaksi ekspor-impor yang akan dilakukan. Mekanisme transaksi yang digunakan Bank Muamalat sama seperti bank lain pada umunya, yaitu sepenuhnya mengacu pada ketentuan UCPDC Uniform Customs and Practice for Documentary atau yang biasa dikenal dengan UCP 600. Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi LC pada Bank Muamalat sama seperti bank lainnya, pada umumnya ada empat pihak yaitu, applicant, issuing bank, beneficiary, dan advising bank. Namun terkadang bank Muamalat juga melibatkan confirming bank, apabila ada permintaan dari beneficiary. Untuk akadnya, Bank Muamalat menggunakan akad kafalah bil ujrah. LC dengan akad kafalah bil ujrah memiliki fatwa tersendiri, terpisah dari fatwa LC ekspor maupun impor. LC dengan akad kafalah bil ujrah diatur dalam fatwa DSN-MUI nomor 57 tahun 2007. Meskipun terspisah secara fatwa, namun penerapan dengan akad kafalah ini tetap merujuk pada fatwa LC ekspor maupun impor. Syarat dan rukun pada penerapan akad kafalah bil ujrah ini merujuk pada fatwa DSN-MUI nomor 11 tahun 2000 tentang kafalah. Bank Muamalat menggunakan akad kafalah karena kebanyakan dari nasabah menyediakan dana dalam bentuk jaminan fixed asset, bukan uang cash. 65 Hal ini dilakukan oleh nasabah karena kebutuhannya untuk memutarkan dana cash yang dimilikinya. Sebenarnya dengan penggunaan akad kafalah ini nasabah memiliki keuntungan karena ia diberikan kesempatan untuk memuatarkan dana cash yang dimiliki. Dari segi masalah, sejauh ini Bank Muamalat tidak ada masalah pada transaksi LC. Masalah yang terjadi biasanya masalah ketidaksesuaian barang yang diinginkan importir dan barang yang dikirim oleh eksportir. Namun, masalah ini bukanlah masalah bank, karena bank tidak ada urusan dengan barang. Tugas bank hanyalah dari segi pembayaran dan pengecekan dokumen saja. Ketika dokumen sudah cocok namun ternyata barang yang dikirim berbeda maka itu diluar tanggung jawab bank. Selain itu, masalah yang terjadi biasanya adalah masalah kurs, karena kurs itu selalu berubah-ubah setiap waktu. Untuk hal ini bank sudah memiliki cara tersendiri yaitu dengan cara melibatkan financing bank. Atau selain itu, jika ada keterlambatan bayar dari nasabah maka bank mewajibkan kepada nasabah untuk memenuhi pembayaran kewajibannya tersebut dengan mengkonversi terlebih dahulu rupiah yang ia miliki, menjadi valuta asing yang digunakan dalam pembayaran LC dengan jumlah yang sama banyak pada saat transaksi. Perkembangan transaksi LC yang tersedia di Bank Muamalat sudah sama seperti bank lain pada umumnya. Hal ini terbukti dengan bergabungnya Bank Muamalat sebagai anggota swift. Dengan menjadi anggota swift, setidaknya bank