II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Akar Kayu Kuning
Coscinium fenestratum Gaertn. Colebr. Klasifikasi
Taksonomi tanaman akar kayu kuning menurut Dey 1984 dalam Joy 1998 adalah :
Kingdom : Plantae
Subdivisi :
Angiospermae Kelas
: Dikotiledonae
Sub kelas
: Ranunculidae
Ordo :
Geraniales Family
: Menispermaceae Genus
: Coscinium Species :
Coscinium fenestratum
Akar tanaman kayu kuning merupakan salah satu tumbuhan obat yang sering digunakan masyarakat sebagai obat tradisional. Akar kayu kuning
merupakan tumbuhan liana yang merambat pada pohon atau tumbuhan lain yang ada di sekitarnya. Menurut Forman 1986 tumbuhan akar kayu kuning
merupakan liana besar dengan kayu dan getah berwarna kuning. Tumbuhan akar kayu kuning tumbuh merambat dan membentuk kelompok-kelompok pada
beberapa pohon rambatan atau tumbuhan lainnya. Sehingga sulit untuk dibedakan antara individu satu dengan lainnya. Tumbuhan ini dapat merambat lebih dari 10
m pada pohon atau tumbuhan lain disekitarnya. Batang tumbuhan ini licin dengan warna abu-abu dan diameter terbesar yang ditemukan adalah 4,6 cm. Kulit bagian
dalam berwarna kuning seperti pada Gambar 1. Memiliki daun yang peltate berwarna abu-abu di bagian bawah dan tidak berbulu. Anakan akar kayu kuning
juga tumbuh mengelompok. Benih biji akar kayu kuning yang diamati berbentuk agak bulat subglobose. Menurut Noorhidayah 2008 biji ini memiliki diameter
sekitar 2 cm dan berwarna coklat seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 1 Terlihat bahwa akar kayu kuning merambat pada pohon lain, sedangkan
batang berwarna kuning di dalam
Tushar et al. 2008.
Gambar 2 Biji berbentuk bulat dan berwarna kecoklatan
Tushar et al. 2008.
Di Indonesia, kayu kuning ditemukan di ekosistem hutan hujan dataran rendah di ketinggian akar kayu kuning kurang dari 1000 m dpl, keanekaragaman
paling tinggi, beriklim basah, terutama di Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya Anonim 2007.
Kegunaan
Menurut Shamma 1972, beberapa tanaman dari keluarga Menispermaceae telah dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan tradisonal di
Thailand. Keluarga Menispermaceae dikenal sebagai sumber penting dari isokuinolin alkaloid, salah satu kelompok produk alami yang menunjukkan
aktifitas farmakologikal yang menarik. Di Thailand, tanaman ini sangat populer karena dikenal sebagai agen untuk detoksifikasi dan digunakan untuk
menstabilkan tekanan darah, menurunkan kadar gula darah serta kolesterol darah Dechwisissakul et al. 2000 dan Rungsimakan 2001. Batang dan akar dari
tanaman ini telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Contohnya, sebagai tonik pahit untuk mengobati berbagai penyakit diantaranya sakit kuning
jaundice dan beberapa penyakit infeksi seperti diare dan abses kulit Perry and Metzger 1980.
Kandungan Kayu Kuning
Pada tanaman akar kayu kuning ini telah dilaporkan mengandung senyawa berberin, jatrorrhizin dan kolumbamin serta telah diisolasi alkaloid yang disebut
shobakunon. Senyawa berberin digunakan sebagai antimalaria karena dapat menghambat pembentukan beberapa jenis enzim dan menghambat sintesis DNA
Silikas et al. 2011. Berdasarkan hasil fitokimia dari penelitian sebelumnya, Kusuma 2011 menyatakan bahwa kandungan akar kayu kuning yang diekstrak
dengan pelarut air yaitu alkaloid, flavonoid, fenol hidroquinon, dan triterpenoid. Berdasarkan analisa kimia, Tushar et al. 2008 menyatakan bahwa tanaman ini
mengandung berberin yang tinggi seperti halnya tanaman-tanaman dari ordo Menispermaceae lainnya. Berberin merupakan senyawa isokuinolin alkaloid
banyak terkandung pada tanaman akar kayu kuning. Senyawa ini memiliki aktifitas biokimia dan farmakologi yang cukup luas, termasuk antidiare dan
antitumor.
2.2. Malaria