Proses Formulasi dan Pembuatan Gel Bioetanol

Potasium Hidroksida atau amina dengan berat molekul rendah dan amina alkanol akan menghasilkan proses netralisasi yang memadai. Konsentrasi basa yang digunakan adalah 1 N sehingga gel bioetanol dapat terbentuk dengan sempurna. Dalam mendispersikan padatan polimer asam akrilat, digunakan akuades demineralisasi karena dalam Lubrizol Pharmaceutical Bulletin No.21 2008 mengenai Formulasi Produk Semipadat, dijelaskan bahwa polimer asam akrilat sangat sensitif terhadap keberadaan elektrolit-elektrolit seperti Ca 2+, Mg 2+ , Fe 3+ , Al 3+ di dalam air akuades sehingga akan lebih baik menggunakan akuades demineralisasi. Adanya ion dan elektrolit akan berpengaruh terhadap pembentukan viskositas pada saat penambahan basa dilakukan.

2. Proses Formulasi dan Pembuatan Gel Bioetanol

Dalam proses formulasi gel bioetanol ini digunakan bahan baku berupa bioetanol 95, bahan pengental thickening agent polimer asam akrilat, basa NaOH dan akuades demineralisasi. Formulasi gel bioetanol dilakukan dengan memodifikasi komposisi bioetanol dan penambahan polimer asam akrilat. Pada penelitian ini, konsentrasi polimer asam akrilat adalah 0,25, 0,50 dan 0,75 massa per volume dan konsentrasi bioetanol yang digunakan adalah 90, 80, 70 dan 60 per volume untuk total 1000 ml gel bioetanol. Polimer asam akrilat dan bioetanol dapat digunakan secara bersamaan untuk membentuk suatu gel hidroalkohol yang digunakan untuk melarutkan suatu bahan farmasi dengan tingkat kelarutan rendah. Pada pembuatan gel bioetanol ini, fungsi untuk melarutkan bahan farmasi dikesampingkan dan gel hidroalkohol yang terbentuk dialihkan fungsinya menjadi bahan bakar kompor rumah tangga yang lebih aman. Dalam pembuatannya, menurut Hosmani 2006, bioetanol ditambahkan pada hidrogel polimer asam akrilat yang telah didispersikan dahulu di air dan diikuti dengan pengadukan perlahan. Pada pembuatan gel bioetanol ini, padatan polimer asam akrilat didispersikan dahulu pada akuades demineralisasi diiringi dengan pengadukan perlahan menggunakan magnetic bar dengan kecepatan 1200 rpm. Padatan polimer asam akrilat yang didispersikan akan mengalami pengembangan setelah 10 menit pengadukan. Polimer asam akrilat akan mengembang karena akuades demineralisasi yang ditambahkan akan terjerab di dalam polimer asam akrilat. Bersamaan dengan pengembangan padatan polimer asam akrilat, dilakukan penambahan basa NaOH 1 N sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet tetes secara merata disertai pengadukan perlahan untuk semua formulasi. Penambahan basa akan menetralkan polimer asam akrilat sehingga proses pengentalan thickening terjadi dan hidrogel yang sangat kental dan cenderung padat terbentuk. Penambahan bioetanol dilakukan disertai dengan pengadukan sehingga seluruh hidrogel polimer asam akrilat terdispersi serta berikatan dengan bioetanol dengan sempurna dan terbentuk suatu campuran hidroalkohol gel yang viskos. Dalam sistem hidroalkohol, polimer asam akrilat, air dan bioetanol akan saling menyatu. Pada awalnya, polimer asam akrilat yang cenderung lebih menyerap air akan mengikat air terlebih dahulu dan kemudian setelah dilakukan penambahan basa NaOH maka terjadi pembentukan gel yang menyebabkan viskositas meningkat. Pada tahap terbentuknya gel, bioetanol yang ditambahkan akan terikat ke akuades karena bioetanol dan akuades memiliki derajat kelarutan yang sama dan keduanya merupakan senyawa polar yang saling melarutkan. Bioetanol yang telah terlarut berikatan dengan air dan kemudian keduanya terikat oleh polimer asam akrilat sehingga gel bioetanol terbentuk. Gel bioetanol dalam berbagai formulasi yang digunakan dapat dilihat di Lampiran 1a dan 1b. Proses absorbsi fisik antara bioetanol, akuades dan polimer asam akrilat diawali oleh terbentuknya ikatan hidrogen antara air dengan atom O dari gugus karboksilat polimer asam akrilat yang berikatan rangkap dengan atom karbon. Rantai -OH pada akuades kemudian terikat lagi oleh ikatan hidrogen dengan bioetanol karena keduanya memiliki derajat kepolaran yang sama sehingga bioetanol terabsorb di dalam polimer asam akrilat yang telah berbentuk gel. Adanya proses absorbsi ini dapat mengurangi tingkat penguapan pada gel bioetanol.

B. PENELITIAN UTAMA