Kegiatan dan Disain Penelitian Lokasi Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa

Indikator Kerentanan Keluarga Petani dan Nelayan untuk Pengurangan Risiko Bencana di Sektor Pertanian BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Kegiatan dan Disain Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan kajian eksplorasi dalam rangka perumusan indicator kerentanan keluarga petani dan nelayan serta pengukuran dan analisis risiko bencana. Bagian kedua merupakan kegiatan pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta capacity building sebagai upaya PRB di sektor pertanian. Bagian ketiga adalah perumusan rekomendasi pengintegrasian pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan daerah serta rumusan kebutuhan jejaring stakeholder pengurangan risiko bencana di sektor pertanian. Dalam kegiatan kajian dilakukan pengumpulan data dengan metode survai satu periode waktu tertentu, yang berupa gabungan antara data longitudinal dan data cross sectional . Data longitudinal diperoleh melalui data sekunder dan kuesioner yang bersifat retrospective. Sedangkan data cross sectional berupa data persepsional yang diperoleh melalui kuesioner, wawancara, dan focus group discussion. Sedangkan dalam capacity building kegiatan dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap penyusunan strategi dan material pelatihan, serta tahap pelaksanaan capacity building.

3.2. Lokasi Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa

Barat. Penentuan wilayah penelitian dilakukan secara purposive yaitu wilayah yang memiliki daerah pertanian potensial yang pada tahun- tahun terakhir diduga kerkena banjir dan kekeringan, dan wilayah pantai yang terkena dampak gelombang pasang. 3.3. Data, Teknik Pengumpulan, dan Sumber Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data Primer meliputi : 1 karakteristik yang menunjukkan vulnerability atau resiliency keluarga petani dan nelayan: pendapatan, kesejahteraan, dukungan sosial, akses informasi, 2 luas usahatani dan pola tanam Indikator Kerentanan Keluarga Petani dan Nelayan untuk Pengurangan Risiko Bencana di Sektor Pertanian petani Profil usahatani, 3 luas terkena dampak, gagal panen, dan produksi akibat kekeringan dan kebanjiran, 4 kondisi sumber air dan daya tampung sistem simpanan air yang ada embung, situ, waduk, kondisi garis pantai untuk daerah pesisir, 5 persepsi dan sikap petani dan nelayan, dan stakeholder terkait, tentang bencana di sektor pertanian, termasuk kekeringan dan banjirgelombang pasang, 6 langkah adaptasi petani menghadapi potensi atau kerawanan bencana, 7 kearifan local terkait pengurangan risiko. Data sekunder meliputi : 1 Data Pokok dan Statistik Kabupaten, khususnya data sosial-ekonomi petani dan nelayan, 2 Data curah hujan dan iklim bulanan minimum 5 tahun terakhir, dan 3 Data tinggi gelombang untuk daerah pesisir minimum 5 tahun terakhir, 4 Data bencana di sektor peranian kekeringan, banjir, gagal panen, gelombang pasang, dan 5 hasil survey dan kajian PT Lembaga Penelitian NGO, dan 6 Data terkait lainnya. Data primer dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, observasi, dan FGD. Pengumpulan data dari responden petaninelayan dilakukan melalui wawancara menggunakan instrumen kuesioner terstruktur. Sedangkan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari para ahli yang kompeten di bidangnya tokoh masyarakat, pemerhati pertanian, pemegang kebijakan, dan akademisi di dilakukan wawancara secara individu maupun dalam bentuk diskusi terarah. Untuk memperoleh data persepsional dipilih beberapa jenis responden. Untuk menggali informasi dari petani, dilakukan pemilihan sampel dua tahap. Tahap pertama dipilih kecamatan yang secara dominan terkena gelombang pasang sehingga berakibat terganggunya kehidupan para nelayan, daerah-daerah yang terkena banjir sehingga tata kehidupan petani sawah terancam, dan daerah yang mengalami kekeringan. Selanjutnya untuk menentukan petani sawah dan lahan kering serta nelayan yang akan dipilih menjadi responden dilakukan menurut kaidah stratified random sampling, dengan status sosial petani dan nelayan sebagai strata. Indikator Kerentanan Keluarga Petani dan Nelayan untuk Pengurangan Risiko Bencana di Sektor Pertanian Untuk data pendukung lainnya, diperoleh melalui pengamatan langsung dan melalui data sekunder, yaitu data yang telah tersedia di lembaga pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah. Data pendukung dimaksud dapat berupa data statistic pertanian dan perikanan, data curah hujan, banjir dan kekeringan, serta arsip tentang produk hukum yang terkait dengan pertanian dan perikanan yang telah mengakomodasi adanya perubahan iklim. Data juga didapat pada saat melaksanakan kegiatan penyuluhan dan penguatan kelembagaan capacity building. Sumber data primer adalah petani, nelayan, pengurus kontak tani dan nelayan, pemerintah daerah Bappeda Sekda Dinas Pertanian Dinas Perikanan dan kelautan petugas lapang pertanian, petugas lapang perikanan dan kelautan, DPRD, dan stakeholder terkait lainnya. Sumber data sekunder di tingkat Pusat adalah BPS, Departemen pertanian, BMKG Jakarta, Ditlin-Deptan. Sumber data sekunder di daerah adalah Kantor statistic Kabupaten, Dinas Pertanian, Dinas Pengairan PSDA, BappedaPemda, Dinas terkait lainnya, dan BMG setempat. Selain informasi yang digali dari petani, kajian ini juga menggali informasi dari tokoh masyarakat, pemerhati pertanian, pemegang kebijakan Dinas Pertanian Perikanan, Dinas PengairanPSDA, Dinas KehutananKSDA; BAPPEDAPEMDA, dan akademisi yang dipilih secara purposive, yaitu personal yang memahami masalah perubahan iklim dan dampaknya terhadap pertanian di daerahnya. 3.4. Analisis Data Analisis faktor digunakan untuk menemukan komponen yang dapat digunakan sebagai input analisislebih lanjut. Dalam analisis factor ini, metode ekstrasi menggunakan metode Principal Component Analysis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.00. Untuk menjawab tujuan penelutian, data dianalisis secara deskriptif maupun inferensia yaitu analisis hubungan, analisis beda, dan analisis pengaruh.

3.5. M