Budidaya Gracilaria Anggadireja et al, 2009.

Lanjutan Tabel 1. Data Kecamatan, Luas dan Jumlah Keluarga Di Kabupaten Serang Tahun 2010 No. Kecamatan Luas Km2 Jumlah Keluarga orang 23 PADARINCANG 99.12 16,747 24 ANYAR 56.81 14,162 25 CINANGKA 111.47 15,473 26 MANCAK 74.03 11,059 27 GUNUNGSARI 48.6 4,990 28 BANDUNG 25.18 8,684 JUMLAH 1467.35 387,770 Sumber : wikipwdia, 2010 2 Struktur Kependudukan dan Kondisi Sosial Ekonomi Jumlah penduduk Kabupaten Serang 1.571.174 2010, sebagian besar tinggal di bagian utara. Bahasa yang dituturkan adalah Bahasa Sunda yang digunakan oleh masyarakat di daerah selatan, serta Bahasa Jawa Banten, atau dikenal dengan Bahasa Jawa Serang yang kebanyakan digunakan di daerah pantai utara. Penduduk Kota Serang berdasarkan dari Statistik Serang 2003 berjumlah 347.042 jiwa. Luas wilayah 2.492 Ha, maka kepadatan penduduknya 112 jiwa Ha. Dari data kependudukan di atas, maka Kota Serang dapat digolongkan dalam kelas kota sedang, dimana berdasar kriteria BPS mengenai kelas kota, Kota Sedang adalah Kota dengan jumlah penduduk antara 100.000 – 500.000 jiwa. 3 Mata Pencaharian Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Serang diketahui bahwa penduduk yang berprofesi sebagai petaninelayan berjumlah 4.162 orang 0,26, sedangkan penduduk yang berprofesi sebagai buruh petaninelayan berjumlah 1.395 orang 0,09.

B. Budidaya Gracilaria Anggadireja et al, 2009.

1. Pemilihan Lokasi Budidaya Gracilaria di Tambak Persyaratan Budidaya Gracilaria a. Dasar tambak pasir berlumpur atau lumpur berpasir. b. Dekat sumber air tawar atau mudah memperoleh air tawar untuk menurunkan silinitas air. c. Pergantian air tambak mudah dilakukan dekat dengan pantai. d. Perbedaan pasang surut yang cukup sehingga memudahkan pergantian air tambak. e. Salinitas air tambak 14 –33 ppt. f. Suhu air 20 –28 C. g. pH air 6 –9. h. Kedalaman air tambak minimal 50 cm. 2. Konstruksi Tambak a. Bentuk tambak yang ideal. 1 Luas petakan berkisar 0,5 –1 Ha dan berbentuk persegi panjang. 2 Dasar tambak tanah berlumpur dan sedikit berpasir. 3 Ada dua 2 buah pintu air pintu pemasukan dan pintu pembuangan. 4 Kedalaman air antara 50 –60 cm. b. Pematang Pematang utama berguna untuk menahan air, serta melindungi unit tambak dari bahaya banjir, erosi dan air pasang. Pematang utama harus benar –benar kuat. Dasar pematang harus bersih dari tumbuhan –tumbuhan besar, termasuk akar–akarnya, agar tidak mudah bocor. c. Pintu air Pintu air berfungsi dalam menentukan keberhasilan pengaturan air. Dalam komplek pertambakan biasanya ada dua 2 macam pintu air, yaitu pintu air utama dan petakan. d. Saluran air Saluran air berfungsi untuk memasukkan air setiap saat secara mudah, baik untuk mengalirkan air dari laut ataupun air tawar dari sungaiirigasi. 3. Pengelolaan Air Pengelolaan air tambak diutamakan dengan menggunakan sistem gravitasi atau pasang surut air laut. Mutu air baik, kuantitas cukup dan tidak tercemar dengan persyaratan : a. Suhu air : 20 – 28 C. b. Salinitas optimum : 15 – 32 ppt. c. pH : 6,8 – 8,2. d. Oksigen terlarut : 3 – 8 ppm part per milimeter. e. Tranparansi : air tidak terlalu keruh dan dapat menerima sinar matahari. f. Polusi : jauh dari sumber limbah industri dan limbah air atau tanah. 4. Persiapan Lahan Kegiatan persiapan lahan dilakukan sebelum bibit rumput laut ditanam. Tambak dibersihkan dari hama rumput laut, yaitu ikan mujair. Persiapan tambak meliputi : a. Dasar tambak dijemur sampai kering yang ditandai dengan kondisi tanah yang belah –belah. b. Saluran air yang ditumbuhi lumut atau ditutupi tanah dasar tambak dibersihkan untuk menjaga sirkulasi air agar tetap lancar. c. Tambak yang telah kering kemudian diisi air lagi sampai kedalaman 10 cm. d. Pemberantasan ikan –ikan liar dengan saponin. e. Tambak dikeringkan kembali kemudian diisi air kembali sampai kedalaman 50 –100 cm. f. Bibit ditebar merata ke dasar tambak. 5. Penanganan Bibit Bibit yang akan digunakan harus bibit pilihan yang telah teruji berkualitas. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam transportasi bibit agar tidak terjadi kematian selama dalam perjalanan : a. Bibit harus tetap dalam keadaan basahlembab selama dalam perjalanan. b. Tidak terkena air tawar atau hujan. c. Tidak terkena minyak atau kotoran –kotoran lain. d. Jauh dari sumber panas seperti mesin kendaraan dan lainnya. Cara pengepakan bibit : a. Memasukkan bibit ke dalam kantong plastik berukuran 50 cm x 80 cm dengan cara menyusun bibit rumput laut ke dalam kantong. Susunan bibit tidak boleh dipadatkan, dilipat –lipat agar bibit tidak rusak. b. Bibit ditumpuk 3 –4 lapis dan tiap lapis diselingi dengan kapas atau bahan lain yang sejenis yang dapat menyimpan air, sehingga di dalam kantong senantiasa dalam keadaan lembab. c. Mengikat bagian atas kantong plastik dengan tali. d. Membuat lubang –lubang pada bagian atasnya dengan jarum untuk sirkulasi udara. e. Memasukkan kantong plastik ke dalam kotak karton. f. Melakukan kegiatan transportasi. 6. Metode Budidaya Gracilaria Pada metoda tebar penanaman bibit Gracilaria di tambak dilakukan dengan menebar bibit di seluruh bagian tambak. Keuntungan metode ini adalah biaya lebih murah, penanaman dan pengelolaannya mudah. Waktu penebaran dilakukan pada sore hari untuk menghindari rumput laut dari sinar matahari. Bibit rumput laut harus memiliki mutu yang sangat baik. Apabila kondisi salinitas alam mendukung, rumput laut tadi akan tumbuh optimal dan menghasilkan spora. Spora akan tumbuh menjadi rumput laut. Selama bulan pertama bila sudah terlihat adanya rumput yang sangat padat, maka harus dilakukan penyebaran ulang dengan cara mengangkat rumput tersebut dan mematahkan thallus, kemudian disebarkan. Rataan penebaran bibit rumput laut pada awal penanaman sekitar 1 tonHa. 7. Perawatan Pengawasan dilakukan setiap hari dengan melakukan monitoring salinitas dan suhu air tambak. Penggantian air tambak dilakukan minimal dua kali seminggu. Pemeliharaan rumput laut dilakukan dengan membersihkan rumput laut dari lumpur. Apabila perairan tampak tidak subur dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk urea ataupun Nitrogen, Phosphat, Kalium NPK. Namun bila tidak diperlukan hindari pemupukan, karena akan memacu pertumbuhan alga lain yang akan menutupi pertumbuhan rumput laut yang ditanam. Pemeliharaan rumput laut gracilaria yang ditanam di tambak relatif mudah dibandingkan dengan eucheuma yang ditanam di laut. Hal ini dikarenakan kondisi air tambak mudah dikontrol dibandingkan dengan air laut yang dipengaruhi oleh arus dan gelombang sehingga menyulitkan dalam pemeliharaan, bahkan dapat merusak tanaman. 8. Panen dan Penanganan Pasca Panen Pada rumput laut yang dibudidayakan dengan metode tebar pemanenannya dilakukan dengan cara mengangkat tanaman ke darat. Setelah panen, rumput laut dicuci untuk menghilangkan kotoran dan dilakukan penyeleksian untuk memisahkan benda asing yang tidak diinginkan. Penjemuran dilakukan dengan cara meletakkan rumput laut hasil panen di atas para atau waring selama 2 –3 hari sampai kadar air kering sesuai dengan standar. Penyusutan rumput laut dari basah ke kering 10 : 1, yang artinya satu ton panen basah rumput laut gracilaria akan menjadi satu kuintal kering. Rumput laut yang telah kering disimpan dalam karung plastik dan diletakkan di tempat yang kering.

C. Kelayakan Usaha