Ketika pembudidaya tersebut tidak memanfaatkan lagi areal tersebut maka pembudidaya yang akan memanfaatkan diwajibkan membayar sejumlah uang
sebagai pengakuan kepemilikan. Secara nasional, pengembangan usaha budidaya rumput laut mulai
mendapat dukungan legal yang kuat dari Pemerintah Pusat melalui Departemen Kelautan dan Perikanan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.09MEN2002 tentang INBUDKAN. Di dalam surat ini mencakup komoditas unggulan, diantaranya
rumput laut, menjadi sasaran pengembangan secara ekstensif. Secara umum kegiatan budidaya rumput laut di Kabupaten Serang masih
dalam batas kewajaran dalam aspek legalitas, karena masih mengikuti aturan yang berkaitan usaha marikultur serta relatif lebih aman dan tidak
mengganggu alur pelayaran yang utama.
B. Evaluasi kinerja usaha budidaya Gracilaria yang dilakukan oleh Kelompok
“Budidaya Rumput Laut Serang Utara” KBRLSU
1. Gambaran Umum KBRLSU KBRLSU a. Sejarah, Visi dan Misi KBRLSU
Pada awalnya, di lokasi studi terdapat beberapa petani yang melaksanakan usaha budidaya ikan Bandeng. Disamping budidaya ikan
Bandeng, dengan pengetahuan yang minimal para petani tersebut juga melaksanakan usaha budidaya rumput laut. Seiring berjalannya waktu,
permintaan terhadap komoditas ikan Bandeng menurun, sedangkan permintaan rumput laut yang awalnya merupakan komoditas sampingan
semakin meningkat. Dengan keadaan demikian para petani lebih condong meninggalkan usaha budidaya ikan Bandeng dan berpaling melaksanakan
usaha budidaya rumput laut. Jenis rumput laut yang dibudidayakan oleh para petani di lokasi studi adalah Glacilaria sp.
Untuk meningkatkan usaha pembudidayaan rumput laut dalam rangka meningkatkan daya tawar petani dengan pihak luar dalam, yaitu
industri pengolahan rumput laut dan dalam rangka meningkatkan kapasitas usaha, maka 19 petani bersepakat membentuk kelompok usaha budidaya
rumput laut. Kelompok usaha budidaya rumput laut di lokasi studi didirikan pada 22 April 2002 yang diketuai oleh Halili. Kelompok
budidaya rumput laut di lokasi studi dipimpin oleh Bapak Halili dari awal didirikannya kelompok budidaya tersebut sampai sekarang tahun 2011.
Dalam perkembangannya, KBRLSU menjadi kelompok budidaya rumput laut yang diperhitungkan di Banten, dengan kemampuan dan
keahlian yang meningkat untuk meningkatkan hasil rumput laut dan serta terus menerus berupaya meningkatkan kepuasan pelanggan. Disamping itu
telah disusun Visi dan Misi yang berlaku dalam kelompok budidaya rumput laut di Serang Utara
, yaitu “Visi dan Misi”. KBRLSU sebagai suatu kelompok usaha yang secara terus menerus melaksanakan upaya
peningkatan hasil produksi rumput laut, mensejahterakan anggota kelompok, serta meningkatkan kepuasan pelanggan, tentu harus memiliki
visi, misi, nilai-nilai yang menjadi landasan gerak dan perjuangannya. b. Visi
Menjadi kelompok usaha budidaya rumput laut terdepan dalam mensejahterakan anggota kelompok.
c. Misi 1 Mensejahterakan anggota melalui layanan prima dalam usaha
budidaya rumput laut dengan manajemen yang berkomitmen. 2 Meningkatkan kapasitas produksi rumput laut melalui pelatihan,
pemberdayaan SDM dan kemitraan strategik. d. Nilai
–nilai Inovatif, Dinamis, Keterbukaan, Keadilan dan Mandiri.
Dengan melihat visi dan misi yang dikembangkan kelompok budidaya rumput laut, maka timbul optimisme bahwa kelompok budidaya rumput laut
di Serang Utara akan berkembang maju ke depan.
2. Struktur Organisasi KBRLSU Struktur organisasi kelompok budidaya rumput laut ini merupakan
suatu mekanisme formal dalam rangka mengelola kelompok untuk mencapai
tujuannya. Struktur organisasi kelompok secara umum terdiri atas musyawarah kelompok, pengurus dan anggota.
Musyawarah kelompok
dilaksanakan setahun
sekali. Dalam
musyawarah, pimpinan musyawarah adalah ketua kelompok. Terdapat beberapa agenda rutin yang dibahas dalam musyawarah kelompok yaitu
laporan pertanggungjawaban bendahara mengenai keuangan kelompok pada setahun terakhir, laporan pertanggungjawaban Ketua kelompok mengenai
seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada setahun terakhir, perencanaan kegiatan kelompok pada tahun berikutnya, serta pengangkatan pengurus
kelompok pada periode selanjutnya. Pengurus kelompok diangkat pada saat musyawarah kelompok yang
dilaksanakan satu tahun sekali. Pengurus tersebut juga merupakan petani budidaya rumput laut. Sejak didirikan KBRLSU pada April 2002 sampai
sekarang, pengurus KBRLSU adalah : Ketua
: Halili Sekretaris
: Muhyi Bendahara
: Mustari Tugas pengurus kelompok adalah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan meningkatkan keahlian anggota dalam membudidayakan rumput laut, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Antara lain
mengadakan pelatihan, menyediakan alat yang diperlukan saat di tambak dan memilih bibit unggul. Selain itu tugas pengurus yang tidak kalah penting
adalah menjaga hubungan dengan mitra strategik yang baik. Anggota kelompok saat ini terdiri atas para petani sebanyak 25 orang
yang memiliki tambak dan bertanggungjawab terhadap pengelolaan tambak. Rataan setiap anggota memiliki 2
–5 karyawan untuk menjalankan kegiatan budidaya rumput laut dari saat penebaran bibit hingga pemanenan.
3. Pengukuran Kinerja di KBRLSU Kegiatan musyawarah kelompok merupakan hajatan tahunan yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja pengurus pada periode setahun terakhir serta perencanaan kegiatan kelompok pada periode berikutnya.
Dalam kelompok ini, musyawarah dilaksanakan secara terbuka informal, jadi seluruh anggota bisa mengeluarkan pendapatnya dalam memajukan usaha
budidaya rumput laut pada periode kedepannya. Usaha dan Keuangan
Secara ringkas kondisi usaha KBRLSU dari tahun 2006 –2008 disajikan
pada Tabel 4. Dari Tabel tersebut selama 3 tiga tahun dapat terlihat bahwa jumlah karyawan naik 42,57 pertahun, produksi rumput laut setiap
bulannya juga naik 40,91 per tahun, dan pendapatan kelompok usaha juga naik 35,29 per tahun
Tabel 4. Perbandingan usaha KBRLSU Tahun 2006 –2008
Uraian 2006
2007 2008
Kenaikan Karyawan
38 47
63 42,57
Produksi Rumput Laut TonBulan
35 56
63 40,91
Pendapatan Rpthn 120.935.754 132.734.900 138.320.100 35,29
Tabel 5. Ringkasan kinerja keuangan KBRLSU dari tahun 2006 –2008
Kinerja Keuangan 2006
2007 2008
Rataan Tingkat likuiditas
Current ratio 0,60
0,53 0,34
0,49 Cash ratio
0,20 0,13
0,09 0,14
Turn over asset Receivable turn over
27,98 0,18
0,14 0,20
Total asset turn over 3,87
0,04 0,03
0,03 Tingkat Solvabilitas
130,18 0,58
0,86 0,91
Ratio profitabilitas Net Profit Margin
0,89 1,03
0,83 0,92
Dari tabel tersebut terlihat bahwa Tingkat likuiditas yang menunjukkan perbandingan antara Aktiva lancar dengan hutang lancar, rataan mencapai
0,49. Sementara nilai solvabilitas yang merupakan perbandingan antara total kekayaan dengan total hutang rataan mencapai 0,91. Sementara itu nilai ratio
profitabilitas hanya mencapai 0,92, yang berarti uang yang diinvestasikan Rp. 1 milayar hanya menghasilkan keuntungan Rp. 9,2 juta.
4. Peta Strategi Peta strategi merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan dan startegi
perusahaan sehingga manajemen dapat melihat strategi secara utuh, sistematik dan terpadu. Dalam penyusunan BSC peta strategi sangat penting
dalam rangka melihat hubungan sebab akibat antara berbagai unsur atau aset, baik yang berwujud maupun tak berwujud guna memaksimalkan pencapaian
tujuan, visi dan misi perusahaan. KBRLSU memiliki visi
“Menjadi kelompok usaha budidaya rumput laut terdepan dalam mensejahterakan anggota kelompok”. Visi tersebut
dupayakan melalui penerapan misi : 1 Mensejahterakan anggota melalui layanan prima dalam usaha budidaya rumput laut dengan manajemen
berkomitmen; 2 Meningkatkan kapasitas produksi rumput laut melaui pelatihan, pemberdayaan SDM dan kemitraan strategik.
Gambar 4. Peta strategik peningkatan Kinerja KBRLSU Dinamika Pembelajaran, pemberdayaan karyawan, dan
penerapan teknologi. Pemberdayaan
Anggota Penjualan Rumput
Laut ke Pelanggan Menguatnya
Neraca Keuangan Pertumbuhan
Pendapatan Kelompok Kepuasan Pelayanan Anggota
Kesejahteraan Anggota Perspektif
Keanggotaan
Perspektif Keuangan
Peningkatan Produktivitas
Pemanfaatan Teknologi
Perspektif Proses Bisnis
Internal
Kepuasan Karyawan
Profesionalitas dan
kompetensi Perspektif
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Sebagai dasar dalam mewujudkan Visi dan Misi KBRLSU telah dirumuskan nilai-nilai KBRLSU, yaitu Inovatif, Dinamis, Keterbukaan,
Keadilan dan Mandiri. Oleh karenanya tujuan akhir dari proses peningkatan kinerja KBRLSU adalah kesejahteraan anggota. Dalam pengukuran kinerja
dengan BSC, maka peta strategi obyektif ini digolongkan kepada empat 4 perspektif BSC :
a. Perspektif Pelanggan Keberadaan KBRLSU sudah selayaknya memberikan manfaat bagi
pelanggan pembeli rumput laut, yaitu para pelaku industri rumput laut. Wujud dari perhatian KBRLSU terhadap kepentingan pelaku industri
rumput laut adalah adanya upaya peningkatan produksi rumput laut dalam memenuhi permintaan industri terhadap komoditas rumput laut yang
meningkat. Dengan adanya upaya peningkatan produksi rumput laut dapat mempermudah industri untuk memperoleh bahan baku dan dapat
menumbuhkan industri-industri baru yang bergerak pada bidang rumput laut.
Keberhasilan KBRLSU dalam mengelola usaha budidaya rumput laut telah menjadi daya tarik bagi masyarakat yang semula bukan petani
rumput laut ingin menjadi petani rumput laut. Alasannya melihat kesejahteraan para petani rumput laut yang masuk dalam KBRLSU lebih
meningkat daripada sebelumnya. Syarat menjadi anggota KBRLSU adalah harus memiliki komitmen dalam mengembangkan budidaya rumput laut,
meskipun tidak memiliki tambak sebagai lahan penanaman rumput laut, calon anggota bisa menyewa lahan tambak yang ada di Serang Utara.
Sehubungan kepuasan dan kesejahteraan anggota menjadi fokus KBRLSU, maka yang menjadi alat ukur dalam perspektif kepuasan
pelanggan adalah tingkat kepuasan anggota dan kepuasan pelanggan, dalam hal ini pelaku industri rumput laut yang membeli bahan baku
rumput laut di KBRLSU. Dari gambar peta strategi pada Gambar 4, terlihat adanya keterkaitan antara unsur satu dengan lainnya, yang ikut
memengaruhi tingkat kepuasan anggota adalah kondisi pertumbuhan pendapatan kelompok.
b. Perspektif Keuangan Yang menjadi fokus dalam perspektif keuangan adalah rasio
keuangan dan pertumbuhan pendapatan KBRLSU. Peningkatan pendapatan sangat dipengaruhi oleh jumlah rumput laut yang diperoleh,
perbaikan teknologi pengelolaan rumput laut dan peningkatan produksi sesuai sumber daya yang ada.
Tingkat produktivitas yang tinggi akan memberi efisiensi terhadap keuangan, sehingga dapat meningkatkan secara langsung rasio keuangan
dan pertumbuhan pendapatan kelompok. Pemanfaatan teknologi dan peningkatan penjualan rumput laut akan meningkatkan pendapatan yang
diperoleh kelompok. Teknologi pengelolaan rumput laut yang lebih efisien dan produktif akan mengurangi biaya yang disebabkan oleh pengelolaan
rumput laut selama penebaran bibit sampai panen, sehingga semakin meningkat teknologi yang digunakan dapat membuat biaya pengelolaan
menurun dan pendapatan akan semakin meningkat. Dengan adanya upaya peningkatan produksi rumput laut, maka jumlah penjualan rumput laut
akan meningkat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan kelompok. c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Tema strategik dalam proses bisnis internal adalah aspek peningkatan produktivitas, pemanfaatan teknologi dan penjualan rumput
laut ke pelanggan. Produktivitas kerja yang merupakan perbandingan output
dengan jumlah input akan bernilai tinggi, jika proses produksi dilaksanakan dengan menerapkan efisiensi manajemen yang baik. Tingkat
efisiensi produksi diperoleh dari keprofesionalan karyawan dalam melaksanakan pengelolaan tambak rumput laut.
Pemanfaatan teknologi dipengaruhi oleh tingkat profesionalisme yang tinggi dari karyawan, kepuasan karyawan, serta pemberdayaan
anggota. Sedangkan penjualan rumput laut akan dipengaruhi oleh kepuasan karyawan dan pemberdayaan anggota.
d. Pembelajaran dan Pertumbuhan Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang menjadi
fokus adalah dinamika pembelajaran, pemberdayaan karyawan dan
penerapan teknologi. Pembelajaran dilaksanakan dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan pengelolaan rumput laut dari penebaran bibit hingga
pengeringan. Pelatihan ditujukan kepada para anggota, sehingga mengerti cara budidaya rumput laut yang baik dan benar, sehingga mampu
meningkatkan produktifitas rumput laut di tambaknya. Selain pelatihan, juga terdapat penyuluhan-penyuluhan terpadu yang secara khusus
ditujukan kepada karyawan yang terjun secara langsung di lapangan. Anggota KBRLSU juga akan menularkan ilmu yang didapatkan dari
pelatihan kepada karyawannya, agar tambak yang diolah dapat meningkat produktifitasnya.
5. Pengembangan Alat Ukur Kinerja KBRLSU dengan BSC Pengembangan alat ukur kinerja KBRLSU mengacu kepada visi, misi,
serta strategi yang akan dikembangkan pada KBRLSU pada masa mendatang. Dalam menentukan ukuran kinerja KBRLSU pada setiap perspektif didekati
sebagaimana metodologi sebelumnya. Disamping itu dilakukan kegiatan Diskusi Kelompok Terarah atau FKD, untuk menentukan ukuran strategik
yang direkomendasi, penetapan target dan pembobotan. a. Perspektif Pelanggan dan keanggotaan
Pengukuran kinerja dengan menggunakan BSC pada KBRLSU dalam perspektif keanggotaan, didekati dengan ukuran strategik berikut :
1 Kepuasan pelanggan pelaku industri rumput laut 2 Tingkat kepuasan anggota
1 Kepuasan Pelanggan Rumput laut yang telah dipanen dan dijemur, selanjutnya oleh
KBRLSU dijual ke pelanggan-pelanggan yang telah lama membeli rumput laut dari kelompok tersebut. Sebagian besar pelanggan adalah
para pelaku usaha di bidang pengolahan rumput laut seperti agar –agar.
Pelanggan –pelanggan tersebut bukan hanya berasal dari daerah
Banten, tetapi juga berasal dari Surabaya, Bogor, Pengalengan, dan lainnya.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan dari segmen pelanggan ini telah dilakukan survei terhadap 10 pelanggan dengan memberi
pertanyaan berupa kuesioner sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 3. Tingkat kepuasan atas pelayanan yang diberikan oleh
KBRLSU terhadap pelanggan yang memerlukan rumput laut sebagai bahan baku usahanya dapat dilihat pada Tabel 6. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa tingkat kepuasan pelanggan tidak puas dengan skor 0 0, kurang puas dengan skor 3 3,3, cukup puas dengan skor 23
26, puas dengan skor 24 27 dan sangat puas dengan skor 40 44. Dengan demikian secara keseluruhan pelanggan yang menilai
puas dan sangat puas terhadap pelayan KBRLSU mencapai 71.
Tabel 6. Tingkat kepuasan pelanggan No
Atribut Mutu Kepuasan Pelanggan
Tingkat Kepuasan Rataan
1 2
3 4
5 1
Kedekatan pelanggan dengan petani
1 7
2 3,1
2 Mutu rumput laut yang sudah
kering 2
3 5
4,3 3
Usaha promosi rumput laut 1
2 7
4,6 4
Kemampuan pengurus
KBRLSU menarik pelanggan 3
7 4,7
5 Kecepatan pelayanan saat
membeli rumput laut 2
5 3
3,1 6
Kemudahan dalam
melakukan pembayaran 2
5 3
4,1 7
Kecepatan pengiriman
rumput laut 2
1 7
4,5 8
Harga jual
rumput laut
terhadap kualitas 1
3 6
4,5 9
Keramahan para petani dan pengurus
3 2
5 4,2
Jumlah frekuensi 3
23 24
40 4,24
Persentase 3,3
26 27
44 2 Kepuasan Anggota KBRLSU
Untuk mengukur tingkat kepuasan anggota dan mengukur tingkat kepentingan indikator mutu pelayanan digunakan kuesioner kepuasan
anggota seperti pada Lampiran 1 dan untuk mengukur kepuasan
pelanggan digunakan kuesioner pada Lampiran 2. Dalam melakukan pengukuran terhadap kepuasan anggota, dari 14 atribut kepuasan,
sebagaimana pada Lampiran 1. Dengan menggunakan Impotance Performance Analysis IPA
diketahui status dari atribut kepuasan yang ditanyakan kepada anggota sebagai berikut :
Dari hasil kuesioner kepada responden anggota KBRLSU diperoleh bahwa secara umum tingkat kepuasan anggota kepada kelompok
budidaya rumput laut sebagaimana terangkum pada Tabel 7. i. Untuk atribut yang bersifat Tangibel dari empat 4 atribut
tersebut penilaian anggota adalah tidak puas dengan skor 0 0, kurang puas dengan skor 9 11,25, cukup puas dengan skor 14
17,5, puas dengan skor 23 28,75, dan sangat puas dengan skor 34 42,5. Nilai skor rataan dari keempat atribut adalah
4,025. ii. Untuk atribut yang bersifat Reliability dari empat 4 atribut
tersebut penilaian anggota adalah tidak puas dengan skor 0 0, kurang puas dengan skor 4 5, cukup puas dengan skor 36
45, puas dengan skor 22 27,5 dan sangat puas dengan skor 18 22,5. Nilai skor rataan dari keempat atribut adalah 3,675.
iii. Untuk atribut yang bersifat Responsiveness dari empat 4 atribut tersebut penilaian anggota adalah tidak puas dengan skor 0 0,
kurang puas dengan skor 5 6,25, cukup puas dengan skor 17 21,25, puas dengan skor 24 30, dan sangat puas dengan
skor 34 42,5. Nilai skor rataan dari keempat 4 atribut adalah 4,0375.
iv. Untuk atribut yang bersifat Empaty dari dua 2 atribut tersebut penilaian anggota adalah tidak puas dengan skor 0 0, kurang
puas dengan skor 2 5, cukup puas dengan skor 11 27,5, puas dengan skor 11 27,5, dan sangat puas dengan skor 16
40. Nilai skor rataan dari keempat atribut adalah 4,025.
Tabel 7. Tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan KBRLSU
Secara keseluruhan tingkat kepuasan anggota kepada kelompok adalah tidak puas 0, kurang puas 6,88, cukup puas 27,81, puas
28,44 , dan sangat puas 36,88 denagan nilai rataan 3,941. Dengan kata lain tingkat kepuasan dengan kondisi puas dan sangat puas
mencapai 65,32. 3 Capaian dan target Perspektif Pelanggan dan Kepuasan Anggota
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, aspek yang diperhitungkan dalam perspektif pelanggan dan keanggotaan adalah :
i. Kepuasan pelanggan ii. Kepuasan anggota
Pada Tabel 8 disajikan mengenai capaian dan target dalam perspektif
keanggotaan. Nilai
pencapaian diperoleh
dari pembandingan antara capaian dengan target.
1 2
3 4
5
A Tangibility
9 14
23 34
4,025 11,25 17,50 28,75 42,50
1 Peralatan penebaran bibit dan pengeringan rumput laut 7
8 5
2,9 2 Kedekatan petani dengan warga KBRLSU
1 3
7 9
4,2 3 Kedekatan petani dengan tambak
1 2
4 13
4,45 4 Kedekatan antar petani budidaya rumput laut KBRLSU
1 7
12 4,55
B Reliability
4 36
22 18
3,675 5
45 27,50 22,50
5 Layanan menyediakan bibit unggul 1
8 3
8 3,9
6 Layanan penanganan masalah petani 1
12 2
5 3,55
7 Layanan penyediaan pelanggan yang loyal 1
7 9
3 3,7
8 Layanan promosi rumput laut ke pelanggan 1
9 8
2 3,55
C Responsiveness
5 17
24 34
4,0375 6,25
21,25 30
42,50 9 Kecepatan menyediakan bibit unggul
1 3
7 9
4 10 Kecepatan penanganan masalah petani
3 2
6 9
4,05 11 Kecepatan layanan administrasi dan keuangan
8 5
7 3,95
12 Kecepatan membayar dana penjualan rumput laut ke petani 1
4 6
9 4,15
D Empaty 2
11 11
16 4,025
5 27,50 27,50
40 13 Kemudahan berkomunikasi antara anggota dengan pengurus
KBRLSU 2
3 9
6 3,95
14 Perhatian secara serius dari pengurus terhadap masalah yang dialami petani
8 2
10 4,1
No Atribut Mutu Kepuasan Anggota
Tingkat Kepuasan Rataan
Tabel 8. Capaian dan target dalam perspektif pelanggan dan keanggotaan
No Ukuran utama
Capaian Target
Pencapaian 1
Kepuasan anggota 65,32
80 81,65
2 Kepuasan pelanggan
71 80
88,75
b. Perspektif Keuangan Perspektif yang biasanya menjadi alat ukur kinerja jalannya
perusahaan adalah perspektif keuangan. Dalam mengukur kinerja menurut perspektif keuangan, terdapat dua 2 tujuan strategik yang ingin dilihat
adalah meningkatnya neraca keuangan dan pertumbuhan pendapatan kelompok usaha. Ukuran hasil utama meliputi :
i. Rasio likuiditas
ii. Rasio solvabilitas iii. Rasio rentabilitas
iv. Persentase pertumbuhan pendapatan kelompok usaha Analisa perkembangan dari parameter yang menjadi ukuran
perspektif keuangan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Analisis perkembangan ukuran perspektif keuangan
No Ukuran utama
2006 2007
2008 1
Rasio likuiditas 60,82
53,25 34,04
2 Rasio solvabilitas
3 Rasio rentabilitas
89 103
83 4
Pertumbuhan pendapatan kelompok usaha
24.983.400 29.000.321
35.343.500 Persentase peningkatan
pendapatan 6,22
4,57
Capaian dari ukuran perspektif keuangan yang mendasarkan pada capaian tahun 2008 serta target yang ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Capaian dan target ukuran perspektif keuangan
No Ukuran utama
Capaian Target
Pencapaian 1
Rasio likuiditas 34,04
80 42,55
2 Rasio solvabilitas
86,35 120
71,96 3
Rasio rentabilitas 0,83
10 8,3
4 Pertumbuhan pendapatan
kelompok usaha 4,57
9 50,78
c. Perspektif Bisnis Internal Sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam kajian ini terkait dengan
pengukuran kinerja perspektif bisnis internal, terdapat tiga 3 tujuan strategik, yaitu :
i. Peningkatan produktivitas ii. Pemanfaatan teknologi
iii. Peningkatan penjualan rumput laut ke pelanggan Pengukuran produktivitas bidang produksi rumput laut dihitung dengan
membagi jumlah produksi rumput laut dengan jumlah karyawan dalam perawatan dan pemanenan rumput laut. Terkait dengan pemanfaatan
teknologi produksi dalam proses bisnis internal, aspek yang diperhitungkan sebagai ukuran hasil utama adalah peningkatan bibit
rumput laut yang baik dan peningkatan produksi rataan per anggota. Sedangkan mengenai peningkatan penjualan rumput laut ke pelanggan
merupakan hasil utama pada tujuan strategik peningkatan penjualan rumput laut ke pelanggan. Perkembangan capaian ukuran perspektif dalam
proses bisnis internal KBRLSU disajikan dalam Tabel 11.
Tabel 11. Capaian perkembangan ukuran perspektif proses bisnis internal
2006 2007
2008
1 Peningkatan produktivitas karyawan
Produksi rumput laut per bulan Tonbulan
35 56
63 Jumlah karyawan
Org 38
47 63
Produktivitas bidang produksi rumput laut tonbln
0,92105 1,19149 1
1,03751
2 Penerapan teknologi
Pengadaan bibit unggul Ton
5 7,23
9,12 Peningkatan bibit unggul
44,6 26,14
35,37 Produksi rumput laut per anggota
Tonorg-bln 3
3,24 3,45
Peningkatan produksi rumput laut per anggota 8
6,48 7,24
3 Penjualan ke pelanggan
Penjualan rumput laut ke pelanggan Tontahun
450 530
724 Peningkatan penjualan rumput laut
17,78 36,6
27,19 Tahun
No Tujuan strategik perspektif proses bisnis internal Satuan
Capaian
Secara ringkas ukuran utama pengukuran kinerja perspektif proses bisnis internal Tabel 12 adalah :
i. produktivitas bidang produksi rumput laut mempunyai capaian
1,037 tonbln dan target 3, maka pencapaiannya 34,6 tonbln. ii. Peningkatan bibit unggul mempunyai capaian 35,37 dan target
60, maka pencapaiannya 59. iii. Peningkatan produksi rumput laut per anggota mempunyai capaian
7,24 dan target 12, maka pencapaiannya 60,6 . iv. Peningkatan penjualan rumput laut mempunyai capaian 27,19
dan target 40, maka pencapaiannya 68. Tabel 12. Capaian dan target ukuran perspektif bisnis internal
No Tujuan strategik perspektif
proses bisnis internal Satuan
Capaian Target Pencapaian
1 Produktivitas bidang
produksi rumput laut tonbln
1,037 3
34,6 2
Peningkatan bibit unggul 35,37
60 59
3 Peningkatan produksi
rumput laut per anggota 7,24
12 60,6
4 Peningkatan penjualan
rumput laut 27,19
40 68
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Aspek penilaian kinerja yang berhubungan dengan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan yang menjadi bagian penilaian adalah tujuan strategik berikut :
i. Profesionalitas dan kompetensi karyawan
ii. Tingkat kepuasan karyawan iii. Peningkatan anggota
iv. Dinamika pembelajaran, pemberdayaan dan penerapan teknologi. Nilai kompetensi karyawan KBRLSU dalam pelaksanaan usaha
budidaya rumput laut merupakan hasil penilaiana yang dilakukan oleh pengurus KBRLSU terhadap kinerja karyawan yang terlibat. Untuk
memepermudah penilaian, maka digunakan kuesioner yang terdapat 10 pertanyaan ditujukan kepada 20 responden, atau 20 anggota KBRLSU.
Hasil kuesioner kompetensi karyawan disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Tingkat kompetensi karyawan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat aspek yang tidak kompeten dengan skor 0 0, kurang kompeten dengan skor 7 3,5,
cukup kompeten dengan skor 76 38, kompeten dengan skor 63 31,5, dan sangat kompeten dengan skor 54 27, sehingga diperoleh
nilai kompeten dan sangat kompeten sebesar 58,5. Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan mengajukan kuesioner
kepada karyawan KBRLSU dengan jumlah responden 20 orang. Tingkat kepuasan karyawan dapat dilihat pada Tabel 14 dimana 54,76 karyawan
menyatakan cukup puas dengan aspek yang ada.
No Unsur pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan yang harus dimiliki Tingkat kompetensi
Rataan 1
2 3
4 5
1 Mampu menebar bibit dengan
baik 4
7 9
4,25 2
Mampu merawat rumput laut 10
5 5
3,75 3
Mampu mengendalikan serangan hama
1 7
8 4
3,75 4
Mampu menggunakan alat dengan baik
1 9
9 1
3,5 5
Mampu merawat alat pengeringan
1 8
3 8
3,9 6
Mampu bekerja sama antar karyawan
1 12
2 5
3,55 7
Manajemen waktu 1
7 9
3 3,7
8 Mampu mengeringkan rumput
laut dengan baik 1
9 8
2 3,55
9 Mampu membuat administrasi
seluruh kegiatan 5
7 8
4,15 10 Pertanggungjawaban kepada
pemilik tambak Anggota 1
5 5
9 4,1
Jumlah frekuaensi 7
76 63
54 3,82
Persentase 3,5
38 31,5
27
Tabel 14. Tingkat kepuasan karyawan
Sebagaimana dijelaskan diawal, anggota KBRLSU adalah para petani yang memiliki tambak lahan garapan penanaman rumput laut.
No Indikator
Tingkat kepuasan Rataan
1 2
3 4
5 1
Kesempatan bekerja sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan 6
17 7
3,03 2
Kesempatan menjadi bagian penting dalam
kelompok kerja 1
4 14
11 3,17
3 Cara pemimpin anda
menangani bawahan 5
16 8
1 3,17
4 Kemampuan atasan anda
dalam membuat keputusan 2
2 15
11 3,17
5 Penerapan kebijakan
organisasi dalam kegiatan sehari-hari
6 18
5 1
3,03 6
Kesempatan melakukan sesuatu yang baru dari
waktu ke waktu 4
19 7
3,1 7
Jaminan kerja yang diberikan organisasi
kepada karyawan 2
6 15
6 1
2,93 8
Imbalan kerja dikaitkan dengan beban kerja yang
anda lakukan 9
18 3
2,8 9
Kesempatan untuk membantu menyelesaikan
pekerjaan rekan anda 23
5 2
3,3 10
Kesempatan melakukan pekerjaan dengan
menggunakan kemampuan yang anda miliki
3 13
14 3,37
11 Kesempatan untuk
memeberitahukan rekan anda apa yang seharusnya
dilakukan 3
19 7
1 3,2
12 Keharmonisan kerja sama
rekan kerja anda 5
9 14
2 3,43
13 Kesempatan untuk anda
dapat berkembang pada pekerjaan anda saat ini
4 18
6 2
3,2 14
Kebebasan untuk menggunakan penilaian
anda sendiri 2
4 16
8 3
Jumlah frekuensi 7
61 230
112 10
3,14 Persentase
1,67 14,52 54,76 26,67
2,38
Petani-petani tersebut memiliki karyawan yang ditugaskan menggarap tambak. Namun tak jarang juga petani tersebut ikut serta mengerjakan
penggarapan rumput laut ditambaknya. Sejak awal didirikan KBRLSU, jumlah anggota mengalami pasang surut. Jumlah kelompok berdasarkan
data 2006 –2008 adalah pada tahun 2006 sebanyak 17 orang, pada tahun
2007 sebanyak 20 orang dan pada tahun 2008-sekarang 25, artinya terjadi kenaikan anggota dari tahun 2007 ke 2008 sebesar 25, namun seiring
dengan meningkatnya kesejahteraan para petani diyakini mampu mendorong masyarakat sekitar untuk turut serta menjadi anggota
KBRLSU. Kapasitas pendidikan yang diberikan kepada karyawan dan anggota
mengenai penanaman rumput laut yang baik dan benar tidak menjamin meningkatnya produktivitas dari kelompok usaha tersebut tanpa adanya
budaya organisasi yang mendukung semua pihak untuk mencurahkan dan mengembangkan
kapasitas terbaik
kepada perusahaan.
Gaya kepemimpinan yang tidak memberikan ruang kepada karyawan untuk
berinovasi, maupun gaya kepemimpinan yang tidak memberi reward and punishment
yang sesuai kepada karyawan dipastikan organisasi tidak dapat berkembang menghasilkan layanan terbaik kepada pelanggan.
Menurut Nasution 2005, karyawan paling dominan dalam organisasi, maka pemasok internal sangat berperan dalam menghasilkan
suatu barang atau jasa bermutu. Akan tetapi dalam kenyataannya, masih banyak perusahaan yang mengeksploitasi karyawannya dan tidak
memberikan peluang kepada karyawan untuk berkembang dan berprestasi secara optimal. Pemberdayaan merupakan kunci utama dalam motivasi
dan produktivitas. Seorang karyawan merasa dirinya dihargai dan memiliki kontribusi akan berkembang secara pribadi dan profesional,
sehingga kontribusinya bagi organisasi dapat dimaksimalkan. Atas dasar itulah, dinamika pembelajaran, pemberdayaan karyawan
dan aspek penerapan teknologi menjadi aspek yang perlu mendapat perhatian dalam rangka mengukur kinerja dengan metode BSC. Hasil dari
kuesioner kepada 30 karyawan KRLSU diberikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Nilai dinamika belajar, pemberdayaan dan penerapan teknologi
No Indikator
Tingkat kepuasan Rataan
1 2
3 4
5 1
Menjalankan komunikasi efektif antara pemimpin
dengan karyawan 2
3 15
9 1
3,13 2
Meningkatkan pengetahuan di bidang tugas anda saat
ini sebagai prioritas utama 6
14 10
3,13 3
Karyawan mampu berpikir dan bertindak
menggunakan pendekatan sistem yang menyeluruh
8 18
4 2,87
4 Karyawan diberikan
kebebasan untuk memperluas wawasan
pengetahuan 8
12 9
1 3,1
5 Pimpinan mendukung
pelatihan dan mengawasi hasil yang dipelajari
2 2
17 9
3,1 6
Aktif berbagi pengetahuan kepada sesama karyawan
berupa ide untuk mengembangkan
pengetahuan bertanam 2
22 6
3,13
7 Karyawan dibekali
keterampilan berpikir kreatif untuk inovasi
pelayanan kepada anggota 1
25 4
3,1
8 Pimpinan mendorong
pembelajaran yang tepat dan berteknologi tinggi
7 17
6 2,97
Jumlah frekuensi 4
37 140
57 2
3,066 Persentase
1,67 15,4 58,33 23,75 0,83
Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa terdapat aspek yang tidak puas dengan skor 4 1,67, kurang puas dengan skor 37 15,4, cukup puas
dengan skor 140 58,33, puas dengan skor 57 23,75, dan sangat puas dengan skor 2 0,83, sehingga diperoleh nilai puas dan sangat puas
24,58. Secara ringkas nilai dari ukuran utama perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Nilai ukuran perspektif pembelajaran
No Ukuran utama
Capaian Target
Pencapaian 1
Kompetensi karyawan 58,5
85 68,82
2 Kepuasan karyawan
54,76 80
68,45 3
Kenaikan anggota 25
30 83,33
4 Nialai dinamika pembelajaran,
pemberdayaan, dan penerapan teknologi 58,33
85 68,62
6. Penetapan Kinerja dengan BSC
Setelah mengkaji berbagai aspek yang menjadi sasaran strategik, serta penetapan ukuran utama dari masing-masing perspektif, nilai dan satuan
masing-masing, maka untuk mengukur tingkat kinerja dari masing-masing perspektif atau pengukuran kinerja secara keseluruhan, diperlukan penetapan
angka target dan penetapan pembobot. Penetapan pembobot dibuat untuk masing-masing perspektif, serta pembobot antara masing-masing aspek yang
menjadi ukuran utama di dalam satu perspektif. Penetapan pembobot untuk masing-masing perspektif dapat dilihat pada
Lampiran 6. Selanjutnya secara rinci, nilai pencapaian kinerja masing-masing perspektif dan masing-masing alat ukur utama setelah dikalikan nilai
pembobot dapat disajikan pada Lampiran 7. Selanjutnya setelah mengetahui bobot masing-masing dan besaran
target untuk masing-masing ukuran utama, maka penetapan kinerja KBRLSU dapat disajikan pada Tabel 17. Dari tabel tersebut, nilai capaian pelanggan
dan keanggotaan 83,42 atau setelah dikalikan dengan pembobot 29,17 memiliki nilai akhir 24,33. Perspektif keuangan mencapaian 39,23 atau
setelah dikalikan dengan pembobot 25 memiliki nilai kontribusi 9,81. Perspektif proses bisnis internal mencapaian 55,8 atau setelah dikalikan
dengan pembobot 20,83 memiliki nilai kontribusi 11,62. Perspektif Pembelajaran dan pemberdayaan mencapaian 71,83 atau setelah dikalikan
dengan pembobot 25 memiliki nilai kontribusi 17,96. Setelah dijumlahkan kontribusi nilai masing-masing perspektif maka capaian kinerja
KBRLSU 63,72.
Tabel 17. Nilai kinerja masing-masing perspektif KBRLSU
No Perspektif
Nilai capaian Pembobot
Nilai akhir 1 Pelanggan dan Keanggotaan
83,42 29,17
24,33 2 Keuangan
39,23 25
9,81 3 Proses bisnis internal
55,8 20,83
11,62 4 Pembelajaran dan pemberdayaan
71,83 25
17,96 Nilai akhir
63,72
C. Implikasi Manajerial