Analisis Tekno Ekonomi Skala Laboratorium

16

B. METODE PENELITIAN

Tahapan yang dilakukan pada kajian tekno ekonomi ini adalah melakukan analisis peluang dan permasalahan, perbandingan efisiensi perlakuan awal produksi bioetanol limbah tanaman jagung, serta peningkatan skala laboratorium menjadi skala pilot plant. Metode kajian tekno ekonomi ini terdiri dari pengumpulan data dan analisis data.

1. Pengumpulan Data

Data dan informasi dikumpulkan untuk keperluan analisi aspek-aspek yang berkaitan dengan proses produksi bioetanol limbah tanaman jagung. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui percobaan laboratorium dan survei lapangan. Percobaan laboratorium dilakukan pada skala laboratorium untuk optimalisasi proses produksi bioetanol limbah tanaman jagung. Percobaan laboratorium yang dilaksanakan antara lain optimasi kapang pelapuk putih untuk proses biodelignifikasi limbah tanaman jagung, dengan perbedaan kapang pelapuk putih yang digunakan. Kapang pelapuk putih yang digunakan antara lain Trametes versicolor Ardhiyana 2010, Phanerochaete chrysosporium Sasmitaloka 2010, dan Pleurotus ostreatus Setyawati 2010. Percobaan laboratorium yang lain adalah optimasi sakarifikasi dan fermentasi simultan menggunakan kultur campuran Saccharomyces cereviseae - Pichia stipitis Smunindar 2010 dan Zymomonas mobilis - Pichia Stipitis Surya 2010. Percobaan laboratorium berikutnya adalah delignifikasi limbah tanaman jagung menggunakan kalsium hidroksida Hakim 2010. Survei lapangan dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai aspek peralatan yang akan digunakan untuk penggandaan skala. Data sekunder diperoleh melalui laporan, artikel, jurnal, data statistik dari instansi-instansi pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya.

2. Analisis Data

Analisis yang dilakukan meliputi analisis pasar dan pemasaran, analisis teknik dan teknologi, analisis manajemen organisasi, analisis lingkungan dan legalitas serta analisis finansial industri bioetanol limbah tanaman jagung.

a. Analisis Tekno Ekonomi Skala Laboratorium

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tim. Terdapat beberapa perlakuan pada bahan baku yang dilakukan oleh tim, diantaranya untuk tahap delignifikasi menggunakan kalsium hidroksida, dan kapang pelapuk putih white rot fungi. Tahap sakarifikasi dan fermentasi simultan menggunakan kultur campuran Zymomonas mobilis – Pichia stipitis serta Saccharomyces cerevisiae – Pichia stipitis. White rot fungi yang digunakan pada penelitian tim antara lain jenis Phanerochaete chrysosporium, Pleurotus ostreatus dan Trametes versicolor. Namun dalam kajian tekno ekonomi ini, hanya menggunakan kapang pelapuk putih yang memiliki kadar penurunan lignin paling tinggi. Rancangan penelitian yang akan 17 digunakan adalah jenis kapang yang mempunyai kadar penurunan lignin paling besar. Kadar penurunan lignin untuk masing-masing kapang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kadar penurunan lignin untuk masing-masing kapang pelapuk putih Fungi Penurunan Lignin Literatur Phaenerochaete chrysosporium 11,73 Sasmitaloka 2010 Pleurotus ostreatus 4,97 Setyawati 2010 Trametes versicolor 3,68 Ardhiyana 2010 Berdasarkan penurunan liginin yang terjadi seperti pada Tebel 3, maka rancangan percobaan akan menggunakan fungi jenis Phanerochaete chrysosporium serta menggunakan kalsium hidroksida CaOH 2 . Analisis yang dilakukan untuk menghitung perbandingan efisiensi perlakuan awal proses produksi bioetanol limbah tanaman jagung merupakan analisis kalkulatif sederhana, dengan melakukan perhitungan dan melihat mana yang memenuhi kriteria penelitian. Perincian rancangan penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Rancangan 1 R1: Proses delignifikasi limbah tanaman jagung menggunakan CaOH 2 serta fermentasi menggunakan campuran kultur Zymomonas mobilis dengan Pichia stipitis Rancangan 2 R2: Proses delignifikasi limbah tanaman jagung menggunakan CaOH 2 serta fermentasi menggunakan campuran kultur Saccharomyces cerevisiae dengan Pichia stipitis Rancangan 3 R3: Proses delignifikasi limbah tanaman jagung menggunakan kapang Phanerochaete chrysosporium serta fermentasi menggunakan campuran kultur Zymomonas mobilis dengan Pichia stipitis Rancangan 4 R4: Proses delignifikasi limbah tanaman jagung menggunakan kapang Phanerochaete chrysosporium serta fermentasi menggunakan campuran kultur Saccharomyces cerevisiae – Pichia stipitis Perbandingan efisiensi perlakuan awal proses produksi bioetanol limbah tanaman jagung secara teknis akan menghasilkan rendemen tertinggi, secara ekonomis memerlukan biaya kecil, serta secara waktu produksi membutuhkan total waktu paling kecil. Perlakuan awal proses produksi bioetanol limbah tanaman jagung terdiri dari perlakuan secara biologis, kimiawi dan secara fisikmekanis. Melalui tiga jalur perlakuan awal tersebut akan dilakukan optimasi secara teknis, ekonomis dan waktu sehingga akan didapatkan hasil perlakuan awal mana yang paling efisien. Rendemen tertinggi dari tiga perlakuan awal proses produksi bioetanol limbah tanaman jagung diperoleh dengan perbandingan output dan input yang berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input, artinya jika rasio output input besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. Investasi kecil dari tiga perlakuan awal proses produksi bioetanol limbah tanaman jagung adalah dengan menghitung semua biaya bahan, bahan pembantu, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk masing-masing perlakuan awal kemudian 18 membandingkannya. Jika biaya peralatan dan perlengkapan rendah, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. Lamanya proses perlakuan awal bioetanol limbah tanaman jagung secara biologis, kimiawi dan fisikmekanis juga dihitung untuk melihat efisiensinya. Semakin singkat waktu perlakuan awal, maka efisiensi semakin tinggi. Penentuan rancangan terbaik dari masing-masing rancangan percobaan menggunakan metode bayes. Metode bayes merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif yang ada Karsodimejo 2009. Matrik keputusan dari metode bayes menurut Karsodimejo 2009 disajikan pada Tabel 4, sedangkan alir proses analisis aspek teknis dan teknologi disajikan pada Gambar 8. Tabel 4. Matriks keputusan metode bayes Alternatif Kriteria Nilai Alternatif Keputusan Rangking Alternatif Keputusan K 1 K 2 … K n Alt 1 V 11 V 12 … V 1n Nk 1 Alt 2 V 21 V 22 … V 2n Nk 2 Alt 3 V 31 V 32 … V 3n Nk 3 : : : … : : Alt m V m1 V m2 … V mn Nk m Bobot B 1 B 2 … B n Dengan perhitungan nilai alternatif keputusan adalah sebagai berikut: Nk i = V B B , b. Analisis Pasar dan Pemasaran Studi pasar dan pemasaran dapat dikatakan merupakan “darah daging” setiap studi kelayakan. Bagi suatu proyek baru, pengetahuan dan analisis pasar bersifat menentukan karena banyak keputusan tentang investasi tergantung dari hasil analisis pasar Simarmata 1992. Kajian terhadap analisis pasar dan pemasaran meliputi analisis potensi pasar dan strategi pemasaran untuk mencapai pangsa pasar tersebut. Bagaimana peluang pendirian industri bioetanol di pasaran dilihat dari ketersediaan bahan baku serta keberlanjutan industri tersebut. Analisis peluang usaha produksi bioetanol dapat dilihat dari permintaan pasar, kebijakan pemerintah terhadap penggunaan bioetanol, target produksi nasional dan penggunaan limbah tanaman jagung sebagai bahan baku alternatif. Analisis peluang menggunakan metode studi literatur. Semua aspek diukur dengan teknik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dan sumber data yang diperoleh. 19 Setelah diketahui potensi pasar yang dapat diraih, maka diperlukan strategi pemasaran, diantaranya dengan segementasi segmenting, penentuan terget pasar targetting, dan penentuan posisi di pasar positioning, serta bauran pemasaran yang meliputi strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi tempat. Langkah-langkah dalam analisis pasar dan pemasaran disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Alir proses analisis pasar dan pemasaran

c. Analisis Teknis dan Teknologi