PERLAKUAN AWAL DAN DELIGNIFIKASI

7 Proses produksi bioetanol selanjutnya adalah destilasi, namun sebelum destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi Hambali 2007. Destilasi adalah proses pemisahan dua atau lebih cairan dalam larutan dengan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Untuk memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95 agar dapat dipergunakan sebagai bahan bakar, alkohol hasil fermentasi yang mempunyai kemurnian sekitar 40 tadi harus melewati proses destilasi untuk memisahkan alkohol dengan air dengan memperhitungkan perbedaan titik didih kedua bahan tersebut yang kemudian diembunkan kembali. Selanjutnya untuk mendapatkan bioetanol dengan kadar 99 atau Fuel Grade Etanol FGE, dilakukan dehidrasi dengan menggunakan zeolit. Proses produksi bioetanol dari bahan berlignoselulosa berbeda dari bahan berpati dan bergula, terdapat perbedaan dalam tahapan dalam pembuatannya. Hal ini dikarenakan perlu adanya perlakuan awal untuk memisahkan komponen lignin dari bahan lignoselulosa supaya didapat selulosa dan hemiselulosa untuk masuk ke tahap berikutnya. Perbedaan yang utama pembuatan bioetanol berbahan lignoselulosa adalah pada perlakuan awalnya. Terdapat tiga proses perlakuan awal, yaitu yang secara biologi, kimia, dan fisikmekanis. Rancangan proses produksi bioetanol berbahan lignoselulosa dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Rancangan proses produksi bioetanol dari bahan lignoselulosa Wagiman 2010

C. PERLAKUAN AWAL DAN DELIGNIFIKASI

Pada biomassa lignoselulosa hanya selulosa dan hemiselulosa yang bisa diolah menjadi monosakarida untuk pembuatan etanol. Adanya lignin pada produksi bioetanol dapat mengganggu proses hidrolisis enzimatis dalam mengubah selulosa menjadi glukosa. Lignin mempersulit kerja enzim dalam mengakses keberadaan selulosa. Lignin harus dipisahkan dari selulosa dengan pretreatment atau perlakuan awal terhadap bahan baku. Secara umum, terdapat tiga pengelompokan proses perlakuan awal, yaitu perlakuan awal secara fisik, biologi dan kimia Taherzadeh dan Karimi, 2008; Knauf dan Moniruzzaman 2004, selain itu ada juga jenis perlakuan awal secara fisiko-kimia yang menggabungkan antara perlakuan fisik dengan kimiawi Taherzadeh dan Karimi, 2008; Mosier et al. 2005. Tujuan dari perlakuan awal adalah untuk membuka struktur lignoselulosa agar selulosa menjadi lebih mudah diakses oleh enzim yang memecah polimer polisakarida menjadi monomer gula serta harus dapat membebaskan struktur kristal selulosa dengan memperluas daerah amorf serta membebaskan lignin dari lapisan lignin. Tujuan perlakuan awal secara skematis disajikan pada Gambar 5. pend mem meng degra dapat Ring Fiedu menu selulo efekt lignin Moni dilak digun Gambar 5. S Selama beb dekatan biolog menuhi kebutu ghasilkan gul adasi atau ke t menghamba kasan berbag urek 1996 d umbuhkan org osa. Dalam p tif. Meskipun n Taherzade iruzzaman 20 kukan secara nakan. Skema tujuan p berapa tahun t gi, fisika, kimi uhan berikut la pada pros hilangan karb at proses hid gai teknik pe disajikan dala ganisme pada perlakuan awa demikian, se eh dan Karim 004. Teknik mekanik atau perlakuan aw terakhir berba ia. Menurut ini: 1 men es berikutnya bohidrat; 3 m drolisis dan fe erlakuan awa am Tabel 2. a media ligno al secara biol cara umum p mi 2008, ser k perlakuan u fisiko-kimi al biomassa li agai teknik per Sun dan Chen ningkatkan pe a melalui hid menghindari p ermentasi, 4 al yang dikem Perlakuan aw selulosa sehin logis, jamur p erlakuan awa rta memerluk awal yang ia. Perlakuan ignoselulosa rlakuan awal ng 2002 perl embentukan g drolisis enzim pembentukan biaya yang mbangkan m wal secara bi ngga terjadi p pelapuk putih al jenis ini han kan waktu y telah dikemb awal secara Moiser et al. telah dipelaja lakuan awal s gula atau ke matik; 2 me produk samp dibutuhkan e menurut Szczo ilogi dilakuka pengurangan l h yang diangg nya menguran ang lama K bangkan lebih a biologi sedi 8 2005 ari melalui eharusnya emampuan enghindari ping yang ekonomis. odrak dan an dengan lignin dan gap paling ngi sedikit Knauf dan h banyak ikit sekali 9 Tabel 2. Perlakuan awal biomassa lignoselulosa untuk produksi bioetanol Perlakuan Awal Proses Perubahan pada Biomassa Perlakuan awal mekanik atau fisik Milling dan Grinding: • Ball milling • Two-roll milling • Hammer milling • Colloid milling • Vibratory ball milling Irradiation: • Sinar gamma • Electron beam • Microwave Lainnya: • Hydrothermal • Eksplosi uap panas • Pirolisis dan air panas • Mengurangi ukuran partikel • Meningkatkan luas permukaan yang kontak dengan enzim • Mengurangi kristalisasi selulosa Perlakuan awal kimia dan fisik-kimia Alkali: • Sodium hidroksida • Ammonia • Ammonium sulfat • Ammonia Recycle Percolation ARP • Kapur lime Asam: • Asam sulfat, asam fosfat, asam hidroklorat, asam parasetat Gas: • Clorin dioksida • Nitrogen dioksida • Sulfur dioksida Agen Oksidasi: • Hidrogen peroksida • Oksidasi basah, Ozone Pelarut untuk ekstraksi lignin: • Ekstrasi ethanol-air • Ekstrasi benzene-air • Ekstraksi etilen glikol • Ekstraksi butanol-air • Agen pemekar swelling • Meningkatkan area pemukaan yang mudah diakses • Delignifikasi sebagian atau hampir keseluruhan • Menurunkan kristalisasi selulosa • Menurunkan derajat polimerisasi • Hidrolisis hemiselulosa sebagian atau keseluruhan Perlakuan awal biologi Fungi Pelapuk Putih: Phanerochaete chrysosporium, Pleurotus ostreatus, Trametes versicolor, Pycnoporus, Ischnoderma, Phlebia, Actinomicetes • Delignifikasi • Penurunan derajat polerisasi selulosa • Penurunan derajat kristalisasi selulosa Kombinasi • Alkali pulping dengan steam explosion • Grinding diikuti dengan alkaline atau acid treatment • Mendegradasi hemiselulosa • Delignifikasi • Meningkatkan area permukaan dan ukuran pori Sumber: Szczodrak dan Fiedurek 1996 10

D. TEKNO EKONOMI