Dasar Hukum Pendidikan Agama Islam Tujuan Pendidikan Agama Islam

27 sehingga dalam menjalankan kehidupan manusia selalu dilandasi dengan ajaran Islam yang pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dengan demikian, pendidikan berperan sebagai wadah untuk menginternalisasi dan mengembangkan ajaran Islam tersebut dalam kehidupan manusia secara individu maupun kelompok masyarakat yang lebih luas. Kemudian karena Islam mengkaji dan memandang manusia secara utuh maka pendidikan Islam pun berupaya untuk mengembangkan potensi manusia secara utuh baik jasmani maupun rohani, sehingga melahirkan Muslim yang kaffah, yaitu seorang muslim yang mengamalkan ajaran Islam secara utuh sesuai dengan kadar kemampuannya. Dengan demikian jelaslah bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk pedagogis manusia dilahirkan dengan membawa berbagai potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi. Dengan kata lain, Pendidikan Agama Islam juga merupakan proses yang ideal untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh manusia yang akan nilai full values sesuai dengan tuntunan atau ajaran Islam sehingga ia mampu menjalani hidupnya sesuai dengan hakikat kehidupan yang sesungguhnya sebagai hamba Allah SWT yang senantiasa tunduk dan patuh pada-Nya dan pada akhirnya memperoleh kehidupan yang selamat di dunia dan akhirat.

b. Dasar Hukum Pendidikan Agama Islam

Menurut Daradjat 1996: 22 dasar pelaksanaan Pendidikan Agama berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi 28 pegangan dalam melaksanakan Pendidikan Agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu: 1 Landasan idiil Pancasila, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa atau dengan kata lain harus beragama. Untuk mewujudkan manusia yang mampu mengamalkan ajaran agamanya sangat diperlukan pendidikan agama karena pendidikan agama mempunyai tujuan membentuk manusia bertakwa kepada Allah SWT. 2 Landasan strukturalkonstitusional yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 berbunyi: a Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang maha Esa. b Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. 3 Landasan operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No IVMPR1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No IVMPR 1978 jo. Ketetapan MPR Np. IIMPR1983, diperkuat oleh Tap MPR No IIMPR1988 dan Tap MPR No IIMPR1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah-sekolah formal mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

29 Menurut BSNP 2006: 51-52 agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia dan menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai- nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan Agama bertujuan untuk: 1 Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; 2 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi tasamuh, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. Kemudian dalam Lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah, dijelaskan Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Agama Islam yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk: 30 1 meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dalam diri peserta didik melalui pengenalan, pemahaman, penghayatan terhadap ayat-ayat Allah yang tercipta dan tertulis ayat kauniyyah dan ayat qauliyyah; 2 membentuk karakter muslim dalam diri peserta didik melalui pengenalan, pemahaman, dan pembiasaan norma-norma dan aturan-aturan Islam dalam melakukan relasi yang harmonis dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungannya; dan 3 mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan keyakinan Islam dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Uhbiyati 1997: 19 mengatakan tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan. Karena itu, tujuan Pendidikan Agama Islam merupakan sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan Pendidikan Islam. Tujuan umum Pendidikan Agama yaitu peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana dimaksudkan oleh GBHN, hanya dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif, yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara, yang sekaligus juga menjadi tujuan pengajaran agama, yaitu: membina manusia beragama, berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan hidup dunia dan akhirat. Selanjutnya Daradjat 1995: 172 mengatakan tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut: 31 1 Mengetahui dan melaksanakan ibadah dengan baik. Ibadah harus sesuai dengan yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah SAW yang antara lain mengakui dengan setulus hati dan seyakin-yakinnya tanpa ada keraguan bahwa Tuhan yang wajib disembah hanya Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa di bulan Ramadhan serta menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. 2 Memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, sikap dan perbuatan uang diperlukan untuk mendapatkan nafkah bagi diri sendiri dan keluarganya. 3 Mengetahui dan mempunyai keterampilan untuk melaksanakan peranan kemasyarakatannya dengan baik, berakhlak mulia dengan titik tekan pada dua sasaran, pertama, akhlak mulia yang diperlukan untuk berhubungan dengan orang lain, diri sendiri, dan umat. Akhlak ini meliputi berbakti kepada orang tua, membelanjakan harta di jalan Allah, bersikap rendah hati, tidak sombong, adil, ihsan, menjauhi perbuatan keji, menghindari kemungkaran, berhati-hati, menjauhi sikap aniaya, menjauhi pembicaraan yang tidak ada gunanya, menepati janji dan sumpah yang diungkapkan. Kedua, akhlak yang terkait dengan kasih sayang kepada orang yang lemah dan kasih sayang kepada hewan, seperti membuang duri di jalan, memberi minum hewan yang kehausan, menyembelih hewan dengan cara yang ma’ruf sesuai dengan syari’at Islam. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, 32 dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

d. Fungsi Pendidikan Agama Islam