Ukuran Efektivitas Landasan Teori 1. Konsep Efektivitas

13 diterima. Proses yang dapat dipakai oleh para pimpinan instansi untuk menetapkan efektivitas organisasi mencakup pengamatan terhadap lingkungan yang terus menerus guna menjamin bahwa output organisasi yang dipakai oleh seorang anggota kelompok dapat diterima. Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target kuantitas, kualitas dan waktu yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi masukan input, proses, maupun keluaran output. Dalam hal ini yang dimaksud sumber daya meliputi ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode dan model yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur sedangkan dikatakan efektif bila kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat.

b. Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah 14 ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif. Terdapat 3 perspektif yang utama didalam menganalisis apa yang disebut efektivitas organisasi Steers, 1998: 5-7, yaitu : 1 Perspektif optimalisasi tujuan, yaitu efektivitas dinilai menurut ukuran seberapa jauh suatu organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak dicapai. Pemusatan perhatian pada tujuan yang layak dicapai secara optimal, memungkinkan dikenalinya secara jelas bermacam-macam tujuan yang sering saling bertentangan, sekaligus dapat diketahui beberapa hambatan dalam usaha mencapai tujuan. 2 Perspektif sistem, yaitu efektivitas organisasi dipandang dari keterpaduan berbagai faktor yang berhubungan mengikuti pola, input, konversi, output dan umpan balik, dan mengikutsertakan lingkungan sebagai faktor eksternal. Dalam perspektif ini tujuan tidak diperlakukan sebagai suatu keadaan akhir yang statis, tetapi sebagai sesuatu yang dapat berubah dalam perjalanan waktu. Lagipula tercapainya tujuan-tujuan jangka pendek tertentu dapat diperlakukan sebagai input baru untuk penetapan selanjutnya. Jadi tujuan mengikuti suatu daur yang saling berhubungan antar komponen, baik faktor yang berasal dari dalam, maupun faktor yang berasal dari luar. 3 Perspektif perilaku manusia, yaitu konsep efektivitas organisasi ditekankan pada perilaku orang-orang dalam organisasi yang mempengaruhi keberhasilan organisasi untuk periode jangka panjang. Disini dilakukan pengintegrasian antara tingkah laku individu maupun kelompok sebagai unit analisis, dengan 15 asumsi bahwa cara satu-satunya mencapai tujuan adalah melalui tingkah laku orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh David J. Lawless dalam Gibson 2000: 25-26 antara lain : 1 Efektivitas Individu Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang menekankan pada hasil karya pegawai atau anggota dari organisasi; 2 Efektivitas kelompok Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya; 3 Efektivitas Organisasi Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya. Efektivitas dalam kegiatan organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai. Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang dapat digunakan Gibson, 2000: 55, yakni: 1 Pendekatan Sumber yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. 2 Pendekatan proses adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. 16 3 Pendekatan sasaran dimana pusat perhatian pada hasil, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil yang sesuai dengan rencana. Penekanan konsep tujuan yaitu pada pencapaian tujuan yang dianggap paling utama dan memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan organisasi tersebut, jadi apabila tujuan dari suatu organisasi telah dicapai maka organisasi tujuan memiliki beberapa kelemahan antara lain Gibson, 2000: 29: 1. Pencapaian tujuan tidak dengan mudah dapat diukur bagi organisasi yang tidak memproduksi keluaran output yang nyata sehingga sulit untuk mengukur keefektifan suatu organisasi. 2. Setiap organisasi berusaha mencapai lebih dari satu tujuan dan pencapaian tujuan yang satu sering menghalangimengurangi pencapaian tujuan lainnya. 3. Kemungkinan adanya satu perangkat tujuan formal yang didukung oleh seluruh anggota, masih sangat diragukan karena sulitnya menentukan tujuan utama dalam organisasi. Penekanan konsep tujuan yaitu pada pencapaian tujuan yang dianggap paling utama dan memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan organisasi tersebut, jadi apabila tujuan dari suatu organisasi telah dicapai maka organisasi tujuan memiliki beberapa kelemahan antara lain Gibson, 2000: 29: 1 Pencapaian tujuan tidak dengan mudah dapat diukur bagi organisasi yang tidak memproduksi keluaran output yang nyata sehingga sulit untuk mengukur keefektifan suatu organisasi. 2 Setiap organisasi berusaha mencapai lebih dari satu tujuan dan pencapaian tujuan yang satu sering menghalangimengurangi pencapaian tujuan lainnya. 17 3 Kemungkinan adanya satu perangkat tujuan formal yang didukung oleh seluruh anggota, masih sangat diragukan karena sulitnya menentukan tujuan utama dalam organisasi. Robbins 2001: 141, mengemukakan bahwa dalam mengukur efektivitas organisasi terdapat empat pendekatan antara lain: 1 Goal-attainment, yang mengukur sampai seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dicapai, yang ditekankan adalah hasil dan bukan cara. 2 System, mengukur tersedianya sumber daya yang dibutuhkan, memelihara dirinya secara internal sebagai suatu organisme dan berinteraksi secara sukses dengan lingkungan luar. 3 Strategic-constituencies, mengukur tingkat kepuasan dari para konstituante kunci. Dukungan konstituante kunci inilah yang dibutuhkan organisasi untuk mempertahankan eksistensi selanjutnya. 4 Competting values, mengukur apakah kriteria keberhasilan yang dipentingkan organisasi seperti keadilan, return on investment, market share, new-product innovation, dan job security telah sesuai dengan kepentingan. Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh Siagian 2007: 77, yaitu: 1 Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai. 2 Kejelasan strategi pencapaian tujuan, agar strategi yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi. 18 3 Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional. 4 Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan. 5 Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja. 6 Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi. 7 Pelaksanaan yang efektif dan efisien sehingga organisasi semakin didekatkan pada tujuannya, bagaimanapun baiknya suatu program dan tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tidak akan mencapai sasarannya. 8 Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian. Sedarmayanti 2009: 69 pengukuran efektivitas mutlak dilakukan pada sebuah organisasi untuk mengukur sejauh mana langkah efesiensi dilakukan dalam organisasi tersebut. Untuk pengukuran efektivitas suatu organisasi, dapat dilihat dari beberapa kriteria yang terpenuhi yaitu: 1 Input, merupakan dasar dari sesuatu yang akan diwujudkan atau dilaksanakan yang berpengaruh pada hasil. 19 2 Proses Produksi, efektivitas dapat diwujudkan apabila memperlihatkan proses produksi yang mempunyai kualitas karena dapat berpengaruh pada kualitas hasil yang akan dicapai secara keseluruhan dan menggambarkan bagaimana proses pengembangan suatu hal yang dapat berpengaruh terhadap hasil. 3 Hasil, berupa kuantitas atau bentuk fisik dari kerja kelompok atau organisasi. Hasil yang dimaksudkan dapat dilihat dari perbandingan antara masukan Input dan keluaran, usaha dan hasil, persentase pencapaian program kerja. 4 Produktivitas, adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Produktivitas berpengaruh pada efektivitas yang berorientasi pada keluaran atau hasil, dan mencakup pendapatan, pendidikan dan motivasi. Jadi efektivitas mempunyai hubungan dengan efesiensi namun tidak berpengaruh terhadap hasil dan apabila efesiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efesiensi. Dalam pengukuran efektivitas sangat variatif dimana penjelasannya menyangkut berbagai dimensi yang memusatkan perhatian kepada berbagai kriteria dan relatif beraneka ragam dimana kriteria yang berbeda dilakukan secara serempak. Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi dan apabila berhasil mencapai tujuan, maka organisasi telah berjalan dengan efektif.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas