Analisi Kaki Lereng HASIL DAN PEMBAHASAN

banyak jumlahnya akan berpengaruh terhadap jumlah perubahan maksimum dari gradien. Pada west boundary data yang diperoleh lebih banyak dari boundary yang lain. Pada Gambar 16 terlihat bahwa perubahan gradien maksimumnya sangat variatif dimana lebih dari satu yang naik begitupun dengan yang turun akan tetapi ada juga yang datar dimana hal ini bergantung pada posisi. Visualisasi posisi dari perubahan maksimum gradien pada daerah west boundary terlihat pada Gambar 17. Posisi kaki lereng pada terletak pada koordinat 2 9’ 21.24” LU dan 95 13.8’ 21.6” BB dimana posisi tersebut ditentukan berdasarkan prinsip kewilayahan. Semakin jauh posisi tersebut maka wilayah yang dapat diklaim sebagai landas kontinen akan semakin jauh juga.

4.4 Analisi Kaki Lereng

Klaim terhadap batas landas kontinen diluar 200 mil laut oleh suatu negara dapat dilakukan dengan melakukan submisi ke PBB Perserikatan Bangsa Bangsa dengan prosedur yang telah ditentukan oleh CLCS Commission on the Limits of the Continental Shelf. Salah satu prosedurnya yaitu menentuakan kaki lereng kontinen dimana berdasarkan UNCLOS 1982 pasal 76 ayat 4b menyatakan bahwa kaki lereng kontinen didefinisikan sebagai perubahan gradien yang maksimum. Gambar 18 merupakan visualisasi dari posisi kaki lereng kontinen pada daerah barat Sumatera dengan metode model matematika. Gambar 18. Visualisasi 3D posisi kaki lereng kontinen Pada Gambar 18 dan Tabel 4 memperlihatkan posisi kaki lereng kontinen pada daerah barat Sumatera. Terdapat tiga posisi yang mewakili tiap boundary yaitu 3 37.8’ 15.12” LU dan 92 23.4’ 4.23” BB untuk daerah north boundary, 3 37.8’ 8.64” LU dan 93 56.4’ 26.64” BB untuk daerah northwest boundary, dan terakhir 2 9’ 21.24” LU dan 95 13.8’ 21.6” BB untuk daerah west boundary . Tabel 4. Posisi kaki lereng kontinen Foot of Slope Lintang degree Bujur degree Max Change of Gradient 3,73566 92,3912 0,000000001 3.6324 93.9474 0.0000001 2.1559 95.236 0.000000002 Posisi tersebut diperoleh berdasarkan prinsip kewilayahan untuk memperoleh klaim wilayah yang lebih luas yang tentunya tidak melebihi 350 mil laut dalam penentuan batas landas kontinen suatu negara. Hal ini dikarenakan penentuan kaki lereng kontinen merupakan bagian dari rangkaian dalam penentuan batas landas kontinen suatu negara. Setelah penetuan kaki lereng maka proses selanjutnya dalam penentuan batas landas kontinen adalah final outer limit. Dimana final outer limit ini didasarkan pada posisi kaki lereng yang kemudian ditambah 60 mil laut distance formula atau pengukuran dengan gardiner formula dimana diukur dengan ketebalan sedimen satu persen. Hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode matematika diperoleh posisi kaki lereng Foot of Slope kontinen yang berjauhan satu sama lainnya. Hal ini terlihat pada Gambar 19 yang mana dikarenakan dalam pengambilan data batimetrinya tidak mencakup seluruh daerah barat Sumatera akan tetapi hanya tiga bagian saja. Pada Gambar 19 diperlihatkan posisi kaki lereng terhadap garis pangkal dalam bentuk peta. Gambar 19. Lokasi Foot of Slope FOS Pada Tabel 5 terlihat posisi koordinat garis pangkal. Garis pangkal merupakan bagian dalam proses penentuan landas kontinen suatu negara. Dimana garis pangkal berperan untuk pengukuran terhadap pengukuran wilayah misalnya zona ekonomi eksklusif 200 mil laut kemudian pengukuran 350 mil laut untuk batasan dalam penentuan landas kontinen. Tabel 5. Posisi titik pangkal No Posisi Baseline Lintang degree Bujur degree 1 33.3’ 97 51” 14’ 2 24.5’ 97 51” 12’ 3 1 12” 46.8’ 97 51” 4 1 24” 12.72’ 97 21.96’ 5 2 31.2” 34.92’ 95 54.6” 29.02’ 6 2 57.6” 15’ 95 23.4” 10’ 7 2 58.8” 9’ 95 22.8” 18’ 8 4 52.2” 20.9’ 95 21.6” 10.1 9 5 16.2” 23’ 95 12” 6.8’ 10 5 47.4” 10.1’ 94 58.2” 9’ 11 6 4.2” 18’ 95 6.6” 9’ Data garis pangkal diperoleh dari hasil survei pihak bakosurtanal yang didokumentasikan untuk pembinaan data spasial batas landas kontinen Indonesia diluar 200 mil laut. Pengukuran garis pangkal mengacu pada UNCLOS 1982 dimana diukur berdasarkan titik – titik terluar yang menghubungkan pada kedudukan garis air rendah low water line, batas – batas kearah laut, seperti laut tern itorial dan wilayah yuridiksi lainnya zona tambahan, landas kontinen, dan zona ekonomi ekslusif diukur. Penentuan batas landas kontinen diawali dengan pengukuran terhadap kedudukan garis air rendah low water line untuk memperoleh garis pangkal. Setelah garis pangkal ditentukan maka tahap selanjutnya adalah mengukur zona ekonomi ekslusif atau 200 mil laut diukur dari garis pangkal. Pengukuran batas landas kontinen kemudian dibatasi tidak melebihi 350 mil laut yang kemudian menentukan kaki lereng kontinen sebagai bagian dari penentuan final outer limit yang didasarkan pada posisi kaki lereng yang kemudian ditambah 60 mil laut distance formula atau pengukuran dengan gardiner formula dimana diukur dengan ketebalan sedimen satu persen.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pendekatan dengan mengguanakan model matematika memberikan gambaran bahwa posisi kaki lereng kontinen erat kaitannya dengan kondisi geomorfologi daerah penelitian. Daerah barat Sumatera memiliki morfologi dasar laut yang didominasi oleh cekungan muka busur fore arc basin, palung, cekungan-cekungan lereng dan busur vulkanik. Hasil penentuan posisi kaki lereng dengan menggunakan metode matematika diperoleh tiga posisi yang mewakili tiap boundary yaitu pada 3 37.8’ 15.12” LU dan 92 23.4’ 4.23” BB untuk daerah north boundary, 3 37.8’ 8.64” LU dan 93 56.4’ 26.64” BB untuk daerah northwest boundary, dan terakhir 2 9’ 21.24” LU dan 95 13.8’ 21.6” BB untuk daerah west boundary . Posisi tersebut merupakan acuan untuk menentukan landas kontinen Indonesia.

5.2 Saran

Diperlukan pembanding untuk hasil yang diperoleh sebagai verifikasi baik itu dengan pengolahan menggunakan model matematika maupun dengan perangkat lunak Caris Lots. Selain itu diperlukan pembagian kelompok atau boundary dimana adanya penyebaran dalam proses pengambilan data batimetri sehingga jumlah kaki lerengnya jumlahnya banyak pula. Penentuan kaki lereng kontinen merupakan rangkaian dari proses penentuan batas landas kontinen, oleh karena itu ada baiknya dilakukan penelitian sampai penentuan landas kontinen. 35