16 meminimalisir produksi panas dalam tubuh sebagai usaha untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap
pada suhu yang nyaman. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan mengurangi aktivitas. Aktivitas lokomosi dan istirahat erat kaitannya dengan aktivitas lain yaitu berkumpul dan
mencari perlindungan shelter seeking untuk menghindari bahaya. Tingginya aktivitas lokomosi akan menyebabkan ayam broiler cenderung terpisah satu dengan yang lainnya, sehingga persentase
berkumpul akan semakin rendah. Perilaku menghindari bahaya merupakan naluri yang dimiliki setiap hewan, termasuk ayam broiler. Adanya perilaku menghindar dari bahaya akan meningkatkan aktivitas
lokomosi dan cenderung memperkecil kesempatan ayam broiler untuk beristirahat.
B. Pengamatan Perilaku Berkumpul
Perilaku berkumpul secara teoritis merupakan salah satu usaha yang dilakukan ayam broiler untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh sebagai kompensasi rendahnya suhu lingkungan.
Aktivitas berkumpul dihitung dengan cara menghitung jumlah ayam broiler yang berpisah dengan kerumunan ayam broiler lainnya. Dengan demikian, semakin tinggi jumlah ayam yang berpisah
menunjukkan bahwa ayam broiler berkumpul lebih rapat. Sebaliknya jika jumlah ayam yang berpisah tinggi, menunjukkan bahwa sedikit dari ayam broiler dalam satu sekat yang berkumpul. Hasil
pengamatan perilaku berkumpul disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Data pengamatan perilaku berkumpul
Kombinasi perlakuan
Ulangan Jumlah ayam yang berpisah
Rata- rata
tiap ulangan
Rata-rata kombinasi
Citra 1 Citra 2
Citra 3 Citra 4
S1CIKI 1
1 1
1 0.8
0.5 2
1 1
0.5 3
1 0.3
S1C1K2 1
1 4
3 3
2.8 1.4
2 1
2 0.8
3 2
1 0.8
S1C2K1 1
1 3
2 1.5
1.4 2
3 5
1 1
2.5 3
1 0.3
S1C2K2 1
1 2
0.8 1.8
2 4
3 2
2.3 3
1 1
3 4
2.3 S1C3K1
1 3
3 4
2 3.0
2.7 2
2 3
5 1
2.8 3
3 2
3 1
2.3 S1C3K2
1 4
2 2
1 2.3
2.0 2
3 3
1 1.8
3 1
3 3
1 2.0
S2C1K1 1
2 2
2 1
1.8 1.9
2 2
3 2
3 2.5
3 2
1 1
2 1.5
S2C1K2 1
3 4
2 2
2.8 2.1
2 1
2 3
3 2.3
3 1
2 1
1 1.3
S2C2K1 1
5 4
2 1
3.0 2.0
2 1
1 1
1 1.0
3 1
4 3
2.0
17
Kombinasi perlakuan
Ulangan Jumlah ayam yang berpisah
Rata- rata
tiap ulangan
Rata-rata kombinasi
Citra 1 Citra 2
Citra 3 Citra 4
S2C2K2 1
1 2
1 4
2.0 1.9
2 3
3 2
2 2.5
3 1
2 1
1 1.3
S2C3K1 1
3 3
1 2
2.3 3.0
2 4
4 4
3 3.8
3 1
5 4
2 3.0
S2C3K2 1
1 2
1.0 1.3
2 2
1 1
1 1.3
3 3
1 1
1 1.5
Catatan: Double asterisk = jumlah tertinggi ayam berpisah
Single asterisk = jumlah terendah ayam berpisah
Berdasarkan Tabel 6, terlihat bahwa pada suhu rendah, ayam broiler berusaha mendekat satu sama lain untuk meminimalisir panas yang keluar dari tubuh. Aktivitas berkumpul tertinggi pada
kombinasi S1C1K1, ditunjukkan dengan minimnya jumlah ayam broiler yang berpisah. Aktivitas berkumpul terendah terjadi pada ayam broiler dengan kombinasi perlakuan S2C3K1 ditunjukkan
dengan banyaknya jumlah ayam yang berpisah dari kelompoknya. Hubungan antara suhu terhadap aktivitas berkumpul ditunjukkan oleh Gambar 8.
Gambar 8. Grafik hubungan suhu lingkungan terhadap perilaku berkumpul
y = 0.070x - 0.937 R² = 0.678
1 2
3 4
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
50.00 ju
m la
h a
y am
be rpi
sa h
Suhu lingkungan
o
C
Pengaruh suhu terhadap perilaku berkumpul pada C1K1
y = 0.050x + 0.278 R² = 0.206
1 2
3 4
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
ju m
la h
a y
am be
rpi sa
h
Suhu lingkungan
o
C
Pengaruh suhu terhadap perilaku berkumpul pada C1K2
y = 0.021x + 1.088 R² = 0.027
1 2
3 4
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
ju m
la h
a y
am be
rpi sa
h
Suhu lingkungan
o
C
Pengaruh suhu terhadap perilaku berkumpul pada C2K1
y = 0.010x + 1.544 R² = 0.019
1 2
3 4
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
ju m
la h
a y
am be
rpi sa
h
Suhu lingkungan
o
C
Pengaruh suhu terhadap perilaku berkumpul pada C2K2
y = 0.023x + 2.174 R² = 0.122
1 2
3 4
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 ju
ml ah
a y
am b er
p isah
Suhu lingkungan
o
C
Pengaruh suhu terhadap perilaku berkumpul pada C3K1
y = -0.051x + 3.195 R² = 0.817
1 2
3 4
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
ju ml
ah a
y am b
er p
isah
Suhu lingkungan
o
C
Pengaruh suhu terhadap perilaku berkumpul pada C3K2
18 Aktivitas berkumpul erat kaitannya dengan sifat termoregulasi pada ayam broiler.
Berkumpulnya ayam broiler satu dengan yang lainnya merupakan suatu usaha untuk menjaga stabilitas suhu tubuh akibat pengaruh suhu, terutama pada kondisi suhu rendah. Ayam broiler akan
cenderung berkumpul pada kondisi suhu lingkungan yang rendah cekaman dingin, dan sebaliknya akan cenderung berpencar pada kondisi suhu lingkungan yang tinggi cekaman panas. Perilaku ayam
yang berkumpul pada kondisi suhu lingkungan rendah bertujuan menjaga suhu tubuhnya agar tetap pada kondisi optimal. Dengan berkumpul, maka suhu tubuh ayam akan terjaga karena adanya
pertukaran panas antar individu ayam broiler. Grafik pada Gambar 8 menunjukkan bahwa suhu lingkungan memiliki hubungan positif terhadap jumlah ayam yang berpisah. Semakin tinggi suhu,
maka akan semakin banyak jumlah ayam yang berpisah satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya suhu, kecenderungan ayam untuk berkumpul akan semakin berkurang.
Gambar 9. Grafik hubungan intensitas cahaya terhadap perilaku berkumpul Berdasarkan pengamatan, intensitas cahaya juga merupakan faktor yang mempengaruhi
ayam broiler untuk melakukan aktivitas sosial dengan berkumpul. Grafik pada Gambar 9 menunjukkan hubungan antara intensitas cahaya yang diberikan terhadap aktivitas berkumpul yang
dilakukan oleh ayam broiler. Peningkatan intensitas cahaya yang diberikan, akan mengurangi tingkat kerapatan ayam broiler yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah ayam yang berpisah. Hal ini
berhubungan dengan aktivitas lokomosi yang dilakukan ayam broiler. Semakin tinggi intensitas cahaya, akan mempermudah ayam untuk melihat, sehingga pada akhirnya mempermudah ayam untuk
berpindah tempat. Tren yang berbeda ditunjukkan oleh grafik pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku berkumpul pada kondisi suhi tinggi S2 dan kebisingan tinggi K2. Hal ini dipengaruhi
aktivitas ayam broiler untuk mengurangi produksi panas pada kondisi suhu tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi produksi panas yang dapat dilakukan ayam broiler adalah dengan mengurangi
tingkat kerapatan satu sama lainnya. Pada kondisi intensitas cahaya rendah 5 lux dan suhu lingkungan rendah, ayam akan
merapat karena pengaruh suhu. Dengan sifat ayam yang kesulitan untuk melihat pada kondisi
y = 0.142x + 0.55 R² = 0.698
1 2
3 4
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 ju
ml ah
a y
am b er
p isah
Intensitas cahaya lux
Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku berkumpul pada S1K1
y = 0.075x + 1.699 R² = 0.317
1 2
3 4
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 ju
ml ah
a y
am b
er p
isah
Intensitas cahaya lux
Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku berkumpul pada S2K1
y = 0.028x + 1.561 R² = 0.058
1 2
3 4
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 ju
ml ah
a y
am b er
p isah
Intensitas cahaya lux
Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku berkumpul pada S1K2
y = -0.072x + 2.322 R² = 0.383
1 2
3 4
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 ju
ml ah
a y
am b er
p isah
Intensitas cahaya lux
Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku berkumpul pada S2K2
19 intensitas cahaya 5 lux, maka perpindahan akan minim terjadi. Perpindahan akan terjadi seiring
dengan meningkatnya intensitas cahaya yang diberikan. Berdasarkan data pengamatan, tampak bahwa persentase ayam broiler yang terpisah dari kelompoknya paling tinggi adalah pada kelompok ayam
broiler yang diberi perlakuan intensitas cahaya paling tinggi 5 lux. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya intensitas cahaya akan memancing agresivitas ayam broiler untuk beraktivitas lebih.
Pengamatan ini menunjukkan bahwa pengaruh kebisingan pada aktivitas berkumpul tidak berpengaruh nyata. Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan liputan video, kebisingan hanya
berpengaruh sesaat pada saat kebisingan pertama kali muncul. Bentuk perilaku yang ditunjukkan ayam broiler saat munculnya suara bising adalah perilaku seperti terkejut sesaat dan tidak
berpengaruh secara kontinu.
Gambar 10. Grafik hubungan intensitas kebisingan terhadap perilaku berkumpul Berdasarkan grafik pada Gambar 10, terlihat adanya kecenderungan intensitas kebisingan
yang berpengaruh negatif terhadap perilaku berkumpul. Grafik menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas kebisingan yang diberikan, akan menurunkan jumlah ayam yang berpisah, atau dengan kata
lain meningkatkan jumlah ayam yang berkumpul. Kecenderungan ini ditunjukkan oleh bentuk garis tren yang memiliki gradien negatif, dengan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan gradien garis
y = 0.042x - 1.741 R² = 0.488
1 2
3 4
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00 ju
ml ah
a y
am b er
p isah
Intensitas kebisingan dB
Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku berkumpul pada
S1C1
y = 0.021x + 0.640 R² = 0.257
1 2
3 4
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00 ju
ml ah
a y
am b er
p isah
Intensitas kebisingan dB
Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku berkumpul pada
S2C1
y = 0.006x + 1.209 R² = 0.011
1 2
3 4
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00 ju
ml ah
a y
am b er
p isah
Intensitas kebisingan dB
Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku berkumpul pada
S1C2
y = 0.004x + 1.673 R² = 0.009
1 2
3 4
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00 ju
ml ah
a y
am b er
p isah
Intensitas kebisingan dB
Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku berkumpul pada
S2C2
y = -0.022x + 3.817 R² = 0.534
1 2
3 4
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00 ju
ml ah
a y
am b er
p isah
Intensitas kebisingan dB
Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku berkumpul pada
S1C3
y = -0.063x + 6.251 R² = 0.788
1 2
3 4
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00 ju
ml ah
a y
am b er
p isah
Intensitas kebisingan dB
Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku berkumpul pada
S2C3
20 pada grafik hubungan parameter suhu dan intensitas cahaya terhadap perilaku berkumpul. Adanya
kecenderungan ayam broiler untuk berkumpul sebagai respon dari adanya kebisingan, berhubungan dengan perilaku shelter seeking yang diuraikan pada sub-bab C.
C. Pengamatan Perilaku Shelter Seeking