Hubungan Antara Hewan dan Lingkungan

4

C. Hubungan Antara Hewan dan Lingkungan

Lingkungan hidup secara langsung memberikan pengaruh bagi kehidupan hewan. Dua variabel utama dari lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan ternak adalah suhu udara dan kelembaban udara. 1. Suhu Suhu udara melukiskan lingkungan termal, karena pancaran panas sensibel hewan merupakan fungsi dari perbedaan antara suhu tubuh dan suhu lingkungan. Hewan juga memancarkan sebagian panas metabolik dalam bentuk uap air atau panas laten yang dipengaruhi oleh kelembaban RH. Hewan memiliki sifat homeothermis yaitu kecenderungan untuk mempertahankan suhu tubuh yang konstan melalui suatu keseimbangan antara produksi dan pancaran panas. Ciri-ciri dari hewan yang memiliki sifat homeothermis antara lain: a. Berdarah panas b. Pada vertebrata tingkat tinggi c. Lingkungan internal diatur secara tepat d. Tubuh mempertahankan suhu hampir konstan dengan pengaturan gula darah, elektrolit, dan bahan lain Gambar 1. Zonasi hubungan suhu lingkungan terhadap hewan Bianca, dalam Silanikove 2000 Dalam hubungan dengan suhu lingkungan, dikenal istilah zona nyaman comfort zone bagi hewan. Zona nyaman bagi hewan tercapai jika: a. Pembuluh darah tidak mengembang ataupun mengkerut. b. Evaporasi dari kulit dan saluran nafas terjadi pada tingkat yang minimum. c. Rambut atau bulu tidak tegang. d. Respon tingkah laku terhadap panas atau dingin tidak terlihat. Bila suhu turun di bawah A, maka akan terjadi mengkerutnya pembuluh darah dan tegangnya rambut atau bulu. Tujuan dari hal itu adalah mengurangi aliran darah, meminimisasi terjadinya pindah panas, menurunkan konduktivitas termal, dan meningkatkan ketebalan kulit. 5 Bila suhu turun di bawah B hewan akan meningkatkan konsumsi pakan untuk meningkatkan metabolisme sebagai kompensasi kehilangan panas. Pada titik C, sifat homeothermi pada hewan mulai gagal berfungsi. Sehingga produksi panas tidak dapat mengimbangi kehilangan panas dari tubuh hewan. Suhu tubuh ayam relatif stabil pada kisaran tertentu yaitu 40-41 o C. Namun saat berumur 0-5 hari, ayam masih belum bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Ayam baru bisa mengatur suhu tubuhnya secara optimal sejak umur 2 minggu. Tabel 2. Suhu dan kelembaban udara yang nyaman bagi ayam Umur hari Suhu o C Kelembaban 1 29-32 60-70 3 27-30 60-70 6 25-28 60-70 9 25-27 60-70 12 25-26 60-70 ≥ 15 24-25 60-70 Sumber: http:info.medion.co.id Untuk menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya, ternak unggas jenis ayam akan melakukan sesuatu untuk membantu mempertahankan suhu tubuhnya pada batas normal. Pada suhu yang tinggi, unggas akan cenderung jarang untuk berkumpul. Dalam kandang dengan suhu yang tinggi, ayam akan menjauh satu sama lain, napas terengah-engah, dan mengepakkan sayapnya untuk memaksimalkan panas sensibel yang keluar. Pada suhu rendah, kondisi sebaliknya terjadi. Ayam akan lebih sering berkumpul, dan aktivitas akan berkurang Mech dalam Daghir, 1998. 2. Pencahayaan Cahaya merupakan radiasi elektromagnetik yang tampak. Cahaya juga dapat diartikan sebagai kombinasi dari radiasi dan respon terhadapnya Lewis, 2006. Cahaya merupakan energi yang dapat membantu proses penglihatan, bergerak lurus ke semua arah, tidak dapat membelok dan dapat dipantulkan. Dalam kandang tipe opened house, sumber cahaya umumnya berasal dari cahaya matahari secara langsung pada siang hari, dan lampu pijar pada malam hari. Dalam kandang closed house, sumber cahaya umumnya berasal dari lampu pijar. Unggas adalah ternak yang peka terhadap cahaya. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang mengontrol proses biologi tingkah laku unggas. Pengaruh pencahayaan pada unggas antara lain terhadap terhadap konsumsi pakan, pertumbuhan, efisiensi konversi pakan menjadi energi, dan perkembangannya Lewis, 2006. Cahaya memungkinkan unggas untuk mengatur ritme harian dan mensinkronisasikan beberapa fungsi penting di dalam tubuh seperti suhu tubuh dan bermacam tahapan metabolis yang terkait dengan pemberian pakan dan pencernaan. Selain itu, cahaya juga merangsang pola sekresi beberapa hormon yang mengontrol pertumbuhan pendewasaan, dan reproduksi Olanrewaju et al dalam Arfiansyah 2010. Program pencahayaan pada tahap pertumbuhan awal, yaitu anak ayam yang berumur antara satu sampai tujuh hari digunakan intensitas minimum 20 lux yang diberikan secara terus menerus. Pada tahap pertumbuhan selanjutnya, dilakukan pembatasan intensitas cahaya dan lama pencahayaan antara dua dampai enam jam per hari Olanrewaju et al dalam Arfiansyah 2010. 6 Cahaya berimplikasi pada perubahan struktur morfologi mata. Cahaya yang sangat rendah 5 lux dapat menyebabkan retina mata, bupthalmos, myopia, glaucoma, dan kerusakan lensa mata yang berakibat kebutaan. Tabel 3. Rekomendasi Program Pencahayaan untuk Ayam Broiler Umur hari Intensitas cahaya lux Periode pencahayaan per hari jam – 7 20.0 23 T ; 1 G 8 – 14 5.0 16 T ; 8 G 15 – 21 5.0 16 T ; 3 G ; 2 T ; 3 G 22 – 28 5.0 16 T ; 2 G ; 4 T ; 2 G 29 – 35 5.0 16 T ; 1 G ; 6 T ; 1 G 36 – 49 5.0 23 T ; 1 G Sumber: Randen et al 1996 Keterangan: T = Terang; G = Gelap Pemberian cahaya pada ayam broiler yang umum dilakukan peternak adalah secara terus- menerus continous lighting selama 24 jam dengan intensitas yang semakin menurun pada fase akhir Classen, 1989. Pencahayaan terus-menerus akan meningkatkan waktu untuk makan, meningkatkan pertambahan bobot badan, dan meningkatkan pembentukan bulu Lavergne dalam Andisuro, 2011 tetapi menyebabkan terjadinya gangguan ritme harian diurnal, kelainan kaki dan tulang Sanotra et al., 2002 yang mengakibatkan kesulitan pergerakan ayam broiler untuk mendapatkan pakan dan air minum Wong-Valle et al., 1993. Ayam broiler yang tetap berada pada posisi ritme harian, mampu mengatur pola tingkah laku seperti makan, tidur, bergerak dan istirahat secara normal Olanrewaju et al., 2006. Pencahayaan secara bergantian intermitten lighting akan mengurangi stres pada ayam broiler dibandingkan dengan ayam broiler yang diberikan cahaya secara terus-menerus yang diukur berdasarkan konsentrasi plasma kortikosteron. Plasma kortikosteron akan meningkat pada ayam broiler yang mengalami stres Puvadolpirod dan Thaxton, 2000. Pemberian lama pencahayaan selama 16 jam dapat menurunkan stres fisiologis, peningkatan respon kekebalan, peningkatan metabolisme tulang, peningkatan aktivitas total, dan peningkatan kesehatan kaki Classen et al., 2004. Cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda mempunyai efek yang bervariasi pada retina mata dan dapat mengakibatkan perubahan pola tingkah laku yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ayam Lewis dan Morris, 2000 Olanrewaju et al. dalam Arfiansyah 2010 berpendapat bahwa kemampuan ayam untuk memvisualisasikan warna sama dengan manusia, namun ayam tidak dapat melihat dengan baik ketika mendapat warna cahaya dengan panjang gelombang yang pendek biru-hijau. Unggas akan sensitif pada panjang gelombang 415, 455, 508, dan 571 nanometer Dartnall et al. dalam Arfiansyah, 2010. 3. Kebisingan Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan. Termasuk diantaranya bunyi tak beraturan dan bunyi yang ditimbulkan sebagai hasil sampingan suatu kegiatan industri atau transportasi. Seperti halnya ternak yang lain, ayam merupakan ternak yang sangat rentan terhadap pengaruh kebisingan. Kebisingan yang melampaui batas taraf kebisingan bagi unggas akan mempengaruhi perilakunya. Chloupek, et al 2008 telah melakukan penelitian tentang pengaruh 7 kebisingan akut terhadap stress yang terjadi pada ayam broiler. Pada penelitian tersebut, didapatkan bahwa ayam broiler mengalami stress pada intensitas kebisingan lebih dari 80 dB.

D. Respon Tingkah Laku