Pengamatan Perilaku Makan dan Minum

21

D. Pengamatan Perilaku Makan dan Minum

Perilaku makan dan minum diamati dengan menghitung jumlah ayam yang berada di dekat tray pakan atau air minum dan melakukan aktivitas makan dan minum. Hasil pengamatan perilaku makan disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Data pengamatan perilaku makan Kombinasi perlakuan Ulangan Jumlah ayam yang makan Rata- rata tiap ulangan Rata-rata kombinasi Citra 1 Citra 2 Citra 3 Citra 4 S1CIKI 1 1 2 1 1.0 2.5 2 1 5 7 3 3.5 3 4 3 3 2.5 S1C1K2 1 1 2 1 1 1.3 2.8 2 3 3 1 2 2.3 3 4 5 6 5 5.0 S1C2K1 1 1 4 1.3 2.3 2 2 2 3 1 2.0 3 4 4 4 2 3.5 S1C2K2 1 1 1 4 3 2.3 3.7 2 3 4 2 2 2.8 3 6 6 6 6 6.0 S1C3K1 1 3 1 2 1 2.3 2.8 2 2 0.8 3 6 6 7 5 6.0 S1C3K2 1 2 2 4 4 3.0 2.9 2 4 1 4 2 2.8 3 2 4 2 4 3.0 S2C1K1 1 1 0.3 1.4 2 1 2 2 1.3 3 3 1 4 3 2.8 S2C1K2 1 0.0 1.9 2 3 5 1 2 2.3 3 1 4 3 4 2.5 S2C2K1 1 1 1 2 1.0 1.2 2 2 1 0.8 3 3 1 3 1.8 S2C2K2 1 1 1 1.5 0.8 2 1 1 1 0.8 3 1 4 1.3 S2C3K1 1 2 1 1 1.0 1.3 2 1 1 0.5 3 3 3 2 2 2.5 S2C3K2 1 0.0 1.3 2 1 3 1.0 3 3 3 1 4 2.8 Catatan: Single asterisk = Rata-rata terendah jumlah ayam yang melakukan aktivitas makan Double asterisk = Rata-rata tertinggi jumlah ayam yang melakukan aktivitas makan 22 Tabel 8. Data pengamatan perilaku minum Kombinasi perlakuan Ulangan Jumlah ayam yang minum Rata- rata tiap ulangan Rata-rata kombinasi Citra 1 Citra 2 Citra 3 Citra 4 S1CIKI 1 0.0 0.4 2 4 1 1.3 3 0.0 S1C1K2 1 0.0 0.1 2 0.0 3 1 0.3 S1C2K1 1 0.0 0.3 2 2 0.5 3 2 0.5 S1C2K2 1 0.0 0.6 2 1 1 0.5 3 3 1 1 1.3 S1C3K1 1 2 1 0.8 0.4 2 1 0.3 3 1 0.3 S1C3K2 1 1 0.3 0.6 2 1 1 0.5 3 1 2 1 1.0 S2C1K1 1 1 0.3 1.2 2 3 2 2 3 2.5 3 3 0.8 S2C1K2 1 1 1 2 1.0 1.5 2 1 2 2 1.3 3 2 2 1 4 2.3 S2C2K1 1 3 1 2 1.5 1.1 2 2 1 2 1.3 3 1 1 0.5 S2C2K2 1 1 0.3 2.0 2 3 3 3 3 3.0 3 2 2 4 3 2.8 S2C3K1 1 2 1 1 1.0 0.8 2 1 2 2 1.3 3 1 0.3 S2C3K2 1 2 2 1.3 1.3 2 0.0 3 2 2 2 4 2.5 Catatan: Single asterisk = Rata-rata terendah jumlah ayam yang melakukan aktivitas minum Double asterisk = Rata-rata tertinggi jumlah ayam yang melakukan aktivitas minum Salah satu usaha yang dapat dilakukan ayam broiler untuk menjaga stabilitas suhu tubuh adalah dengan mengatur aktivitas makan. Kondisi suhu yang tinggi akan memaksa ayam untuk menurunkan aktivitas metabolisme tubuh dengan jalan menurunkan konsumsi pakan. Sebaliknya dengan aktivitas minum. Aktivitas minum akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu lingkungan sebagai konsekuensi kehilangan air dari tubuh dehidrasi. Hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa jumlah ayam yang mengkonsumsi pakan akan menurun pada kondisi suhu lingkungan tinggi cekaman panas. Kombinasi perlakuan dengan jumlah ayam yang melakukan aktivitas makan tertinggi pada kombinasi suhu rendah, intensitas cahaya normal, dan 23 kebisingan tinggi. Gambar 12 menunjukkan pengaruh perubahan suhu terhadap aktivitas makan yang dilakukan ayam broiler. Gambar 12. Grafik hubungan suhu lingkungan terhadap perilaku makan Konsumsi air minum akan meningkat pada kondisi suhu lingkungan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa aktivitas minum tertinggi adalah pada ayam broiler yang diberi perlakuan cekaman panas dengan kombinasi suhu tinggi, intensitas cahaya 5 lux, dan kebisingan tinggi. Aktivitas minum terendah adalah pada ayam broiler yang diberi perlakuan suhu rendah dan nyaman. Sama halnya pada aktivitas makan, intensitas cahaya dan kebisingan juga tidak memberikan pengaruh yang nyata pada aktivitas minum. Tingginya suhu lingkungan akan menyebabkan aktivitas tubuh berkurang, konsumsi pakan menurun, dan konsumsi air minum meningkat untuk menurunkan suhu tubuh. Hal ini berkaitan dengan terjadinya perubahan-perubahan fisiologik dan biokimiawi dalam tubuh. Air merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan yang berhubungan erat dengan mekanisme termoregulator dan kemampuan untuk bertahan hidup pada temperatur lingkungan yang tinggi. Pengaruh suhu terhadap aktivitas minum pada ayam broiler ditunjukkan oleh Gambar 13. y = -0.066x + 3.938 R² = 0.288 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 20.00 30.00 40.00 50.00 ju ml ah a y am y an g ma k an Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku makan pada C1K1 y = -0.095x + 5.119 R² = 0.246 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g mak an Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku makan pada C1K2 y = -0.081x + 4.130 R² = 0.405 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g mak an Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku makan pada C2K1 y = -0.149x + 6.904 R² = 0.467 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g mak an Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku makan pada C2K2 y = -0.121x + 5.791 R² = 0.248 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 ju ml ah a y am y an g mak an Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku makan pada C3K1 y = -0.123x + 5.823 R² = 0.654 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g mak an Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku makan pada C3K2 24 Gambar 13. Grafik hubungan suhu lingkungan terhadap perilaku minum Intensitas cahaya tampak tidak terlalu berpengaruh pada aktivitas makan dan minum yang dilakukan ayam broiler. Walaupun tampak terdapat kecenderungan peningkatan aktivitas makan akibat meningkatnya intensitas cahaya. Hal ini berhubungan dengan sifat ayam yang peka terhadap rangsangan perubahan intensitas cahaya. Gambar 14. Grafik hubungan intensitas cahaya terhadap perilaku makan y = 0.022x + 0.122 R² = 0.053 1 2 3 4 20.00 30.00 40.00 50.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku minum pada C1K1 y = 0.080x - 1.632 R² = 0.592 1 2 3 4 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku minum pada C1K2 y = 0.056x - 0.946 R² = 0.581 1 2 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku minum pada C2K1 y = 0.060x - 0.493 R² = 0.161 1 2 3 4 20.00 30.00 40.00 50.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku minum pada C2K2 y = 0.030x - 0.237 R² = 0.347 0.5 1 1.5 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 ju ml ah a y am y an g mak an Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku minum pada C3K1 y = 0.036x - 0.175 R² = 0.117 1 2 3 4 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g mak an Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku minum pada C3K2 y = -0.014x + 2.644 R² = 0.003 2 4 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g ma k an Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku makan pada S1K1 y = -0.000x + 3.172 R² = 1E-05 1 2 3 4 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g mak an Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku makan pada S1K2 y = 0.003x + 1.307 R² = 0.000 1 2 3 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g ma k an Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku makan pada S2K1 y = -0.019x + 1.501 R² = 0.010 1 2 3 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g mak an Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku makan pada S2K2 25 Gambar 15. Grafik hubungan intensitas cahaya terhadap perilaku minum Gambar 16. Grafik hubungan intensitas kebisingan terhadap perilaku makan y = -0.014x + 1.155 R² = 0.017 1 2 3 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku minum pada S1K1 y = 0.022x + 0.267 R² = 0.108 1 2 3 4 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku minum pada S1K2 y = -0.032x + 1.325 R² = 0.090 1 2 3 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku minum pada S2K1 y = -0.090x + 2.158 R² = 0.225 1 2 3 4 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku minum pada S2K1 y = -0.005x + 2.982 R² = 0.003 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mak an Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku makan pada S1C1 y = -0.008x + 2.090 R² = 0.010 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mak an Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku makan pada S2C1 y = 0.022x + 1.497 R² = 0.047 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mak an Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku makan pada S1C2 y = -0.000x + 1.245 R² = 0.000 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mak an Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku makan pada S2C2 y = -0.001x + 3.081 R² = 0.000 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mak an Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku makan pada S1C3 y = -0.017x + 2.442 R² = 0.058 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mak an Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku makan pada S2C3 26 Gambar 17. Grafik hubungan intensitas kebisingan terhadap perilaku minum Pada penelitian ini, rangsangan kebisingan yang diberikan memberikan pengaruh positif baik terhadap aktivitas makan maupun aktivitas minum. Berdasarkan grafik pada Gambar 16, ayam meningkatkan intensitas makan dan minum, seiring dengan peningkatan intensitas kebisingan yang diberikan. Hal ini terjadi karena diduga taraf intensitas kebisingan yang diberikan masih dibawah ambang batas kebisingan yang dapat diterima ayam broiler. Rangsangan kebisingan di bawah ambang batas nyaman diduga tidak mempengaruhi perilaku makan dan minum ayam secara signifikan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji pengaruh kebisingan terhadap perilaku makan dan minum, dengan taraf intensitas kebisingan yang lebih tinggi.

E. Pengamatan Perilaku Panting