Perilaku lokomosi dan istirahat

29 Gambar 20. Grafik hubungan intensitas kebisingan terhadap perilaku panting

F. Perbandingan Penggunaan Gambar dan Video untuk Pengamatan Perilaku

Pada dasarnya, analisis perilaku yang dilakukan dalam penelitian ini lebih banyak menggunakan media gambar dibandingkan dengan media video. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan penggunaan gambar danatau video untuk analisis perilaku ternak khususnya ayam broiler.

1. Perilaku lokomosi dan istirahat

Perilaku lokomosi merupakan perilaku dinamis karena adanya pergerakan yang dilakukan ayam broiler. Pada penelitian ini, analisis perilaku lokomosi dilakukan dengan menggunakan media gambar dibantu dengan media video. Perilaku lokomosi dan istirahat akan lebih mudah diamati dengan menggunakan media gambar. Dengan menggunakan media gambar, analisis perilaku dengan membuat persentase perpindahan yang terjadi akan lebih mudah, karena gambar tidak bergerak sehingga dapat dengan mudah untuk menghitung perubahan posisi ayam antara gambar yang satu dengan gambar berikutnya. Namun, penggunaan media gambar untuk analisis perilaku lokomosi juga memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut adalah gambar yang ada merupakan rekaman kejadian sesaat freeze tepat pada saat gambar atau citra ditangkap oleh kamera. Tiap gambar diambil pada tiap durasi waktu tertentu, dalam hal ini diambil tiap durasi tiga sampai dengan lima menit. Sehingga dapat menimbulkan kemungkinan kejadian berpindahnya ayam dalam durasi waktu tersebut. Jika pada gambar yang ditangkap selanjutnya tampak tidak ada perubahan posisi, maka hal ini belum tentu bernilai benar. Karena terdapat kemungkinan ayam berlokomosi sehingga posisinya berubah dalam durasi waktu tersebut, dan secara kebetulan kembali ke posisi semula seperti saat gambar sebelumnya diambil. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan media video yang merekam kejadian yang sama. y = 0 R² = NA 4 8 12 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku panting pada S1C1 y = 0.063x + 0.801 R² = 0.447 4 8 12 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku panting pada S2C1 y = 0 R² = NA 4 8 12 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku panting pada S1C2 y = 0.009x + 5.735 R² = 0.003 4 8 12 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku panting pada S2C2 y = 0 R² = NA 4 8 12 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku panting pada S1C3 y = 0.028x + 5.150 R² = 0.169 4 8 12 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku panting pada S2C3 30 Dengan demikian dapat dipastikan kebenaran adanya perubahan posisi akibat lokomosi yang dilakukan ayam dalam durasi waktu tersebut. Gambar 21. Analisis perilaku lokomosi dengan media gambar

2. Perilaku berkumpul