Pengamatan Perilaku Panting HASIL DAN PEMBAHASAN

26 Gambar 17. Grafik hubungan intensitas kebisingan terhadap perilaku minum Pada penelitian ini, rangsangan kebisingan yang diberikan memberikan pengaruh positif baik terhadap aktivitas makan maupun aktivitas minum. Berdasarkan grafik pada Gambar 16, ayam meningkatkan intensitas makan dan minum, seiring dengan peningkatan intensitas kebisingan yang diberikan. Hal ini terjadi karena diduga taraf intensitas kebisingan yang diberikan masih dibawah ambang batas kebisingan yang dapat diterima ayam broiler. Rangsangan kebisingan di bawah ambang batas nyaman diduga tidak mempengaruhi perilaku makan dan minum ayam secara signifikan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji pengaruh kebisingan terhadap perilaku makan dan minum, dengan taraf intensitas kebisingan yang lebih tinggi.

E. Pengamatan Perilaku Panting

Suhu dalam kandang yang terlalu tinggi akan menyebabkan stress pada ayam broiler. Salah satu bentuk adaptasi yang dilakukan oleh ayam broiler untuk mengantisipasi stress akibat tingginya suhu adalah dengan melepaskan panas dari dalam tubuhnya dengan cara panting. Mekanisme panting pada ayam broiler terjadi pada saat proses pelepasan panas tubuh ke lingkungan melalui radiasi, konduksi, dan konveksi sensible heat tidak memadai. Ayam broiler akan mengubah pola pelepasan panas menjadi insensible melalui proses penguapan air dari saluran respirasi evaporasi. Pada penelitian ini, pengamatan perilaku panting dilakukan melalui bantuan rekaman video. Hipotesis awal adalah perilaku panting hanya terjadi pada ayam broiler yang diberi perlakuan suhu tinggi. Namun, berdasarkan pengamatan perilaku panting tidak hanya terjadi pada ayam broiler yang diberi perlakuan suhu tinggi. Perilaku panting terjadi pada hampir seluruh ayam broiler yang diberi perlakuan suhu tinggi pada setiap kombinasi perlakuan intensitas cahaya dan kebisingan. Perilaku y = 0.001x + 0.385 R² = 0.001 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku minum pada S1C2 y = 0.011x + 0.591 R² = 0.037 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku minum pada S2C1 y = 0.001x + 0.385 R² = 0.001 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku minum pada S1C2 y = 0.022x + 0.101 R² = 0.102 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku minum pada S2C2 y = 0.000x + 0.505 R² = 0.000 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku minum pada S1C3 y = 0.002x + 0.899 R² = 0.002 2 4 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 ju ml ah a y am y an g mi n u m Intensitas kebisingan dB Pengaruh intensitas kebisingan terhadap perilaku minum pada S2C3 27 panting sudah terlihat sejak awal pengamatan pada saat ayam broiler berumur tiga minggu. Perilaku panting tidak tampak terjadi pada ayam broiler yang diberi perlakuan suhu nyaman. Data pengamatan perlaku panting disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9. Data pengamatan perilaku panting Kombinasi perlakuan Ulangan Jumlah ayam yang panting Rata-rata ulangan Rata-rata kombinasi Video 1 Video 2 S1CIKI 1 0.0 0.0 2 0.0 3 0.0 S1C1K2 1 0.0 0.0 2 0.0 3 0.0 S1C2K1 1 0.0 0.0 2 0.0 3 0.0 S1C2K2 1 0.0 0.0 2 0.0 3 0.0 S1C3K1 1 0.0 0.0 2 0.0 3 0.0 S1C3K2 1 0.0 0.0 2 0.0 3 0.0 S2C1K1 1 3 4 3.5 4.5 2 6 4 5.0 3 3 7 5.0 S2C1K2 1 5 8 6.5 5.5 2 7 6 6.5 3 3 4 3.5 S2C2K1 1 4 2 3.0 6.5 2 9 9 9.0 3 7 8 7.5 S2C2K2 1 7 6 6.5 6.2 2 9 7 8.0 3 3 5 4.0 S2C3K1 1 7 7 7.0 6.7 2 5 7 6.0 3 7 7 7.0 S2C3K2 1 8 3 6.5 7.3 2 8 10 9.0 3 5 8 6.5 Data pada Tabel 9 menunjukkan pengaruh yang signifikan dari perbedaan suhu terhadap perilaku panting. Perilaku panting tidak terlihat pada ayam broiler yang diberi perlakuan suhu rendah. Perilaku panting teramati terjadi pada ayam broiler pada seluruh kombinasi perlakuan suhu tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa suhu merupakan faktor dominan terjadinya panting. Pengaruh suhu terhadap perilaku panting lebih lanjut digambarkan dalam Gambar 18. 28 Gambar 18. Grafik hubungan suhu terhadap perilaku panting Tidak terlihat secara nyata adanya pengaruh dari perubahan intensitas cahaya dan taraf intensitas kebisingan yang diberikan terhadap perilaku panting. Hal ini dikarenakan panting merupakan bentuk perilaku yang muncul sebagai akibat dari adanya pengaruh suhu yang tinggi. Pengaruh intensitas cahaya dan kebisingan terhadap perilaku panting digambarkan dalam Gambar 19. Gambar 19. Grafik hubungan intensitas cahaya terhadap perilaku panting y = 0.216x - 4.366 R² = 0.719 4 8 12 20.00 30.00 40.00 50.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku panting pada C1K1 y = 0.326x - 7.25 R² = 0.888 4 8 12 20.00 30.00 40.00 50.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku panting pada C1K2 y = 0.479x - 10.80 R² = 0.925 4 8 12 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku panting pada C2K1 y = 0.409x - 9.348 R² = 0.838 4 8 12 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku panting pada C2K2 y = 0.415x - 9.278 R² = 0.993 4 8 12 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku panting pada C3K1 y = 0.47x - 10.51 R² = 0.918 4 8 12 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Suhu lingkungan o C Pengaruh suhu terhadap perilaku panting pada C3K2 0.5 1 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku panting pada S1K1 y = 0.107x + 5.003 R² = 0.125 5 10 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku panting pada S2K1 1 2 3 4 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku panting pada S1K2 y = 0.163x + 5.091 R² = 0.282 5 10 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 ju ml ah a y am y an g p an ti n g Intensitas cahaya lux Pengaruh intensitas cahaya terhadap perilaku panting pada S2K1 29 Gambar 20. Grafik hubungan intensitas kebisingan terhadap perilaku panting

F. Perbandingan Penggunaan Gambar dan Video untuk Pengamatan Perilaku