memberikan peluang yang cukup besar bagi petani untuk mendapatkan akses yang lebih besar terhadap kepemilikan lahan.
2.2. Penataan Ruang
Perencanaan tata ruang memiliki sasaran utama untuk menghasilkan penggunaan yang terbaik yang biasanya dapat dikelompokkan atas tiga sasaran
umum: 1 efisiensi, 2 keadilan dan akseptabilitas masyarakat, 3 keberlanjutan Rustiadi et.al.,2003. Sasaran efisiensi memberikan pengertian bahwa penataan ruang
diarahkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tata ruang juga harus merupakan perwujudan keadilan dan partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaannya sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Selain itu tata ruang juga harus memperhatikan aspek keseimbangan fisik, lingkungan dan sosial yang
menjamin kesejahteraan yang berkelanjutan. Dengan istilah yang berbeda Notodiningrat 2003 menyatakan bahwa penatagunaan lahan merupakan istilah yang
lebih tepat untuk menggambarkan pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan umum public policy dan program tata ruang untuk memperoleh manfaat total
sebaik-baiknya secara berkelanjutan dari kemampuan total lahan yang tersediakan. Tata ruang dalam tataguna lahan tidak hanya mengalokasikan tempat untuk suatu
kegiatan tertentu, akan tetapi juga menempatkan tiap kegiatan penggunaan lahan pada bagian lahan yang berkemampuan sesuai untuk kegiatan masing-masing. Dengan
demikian tata ruang bukan merupakan tujuan tetapi hanya sarana, sedangkan tujuan utamanya adalah manfaat total lahan sebaik-baiknya dari kemampuan total lahan
secara berkelanjutan. Untuk membuat tataguna lahan diperlukan pengertian tentang Notodiningrat, 2003:
a. Kemampuan dan kesesuaian lahan serta persebarannya di kawasan pembangunan
b. Ketercapaian accessibility kawasan dan keterlintasan trafficability medan setiap satuan wilayah kemampuan
c. Teknologi pengelolaan lahan dan teknologi produksi yang tersediakan dalam masyarakat.
d. Kelembagaan masyarakat yang berpengaruh dalam penggunaan lahan e. Tujuan pembangunan nasional dan peranan yang diberikan kepada
kawasan pembangunan masing-masing.
Selain itu penataan ruang pada dasarnya juga merupakan upaya menciptakan berbagai keseimbangan diantarnya berupa keseimbangan partisipatif antar berbagai
pihak, keseimbangan antara kepentingan jangka pendek dan jangka panjang, dan keseimbangan antara kepentingan lokalitas, regional dan makro wilayah Rustiadi
et.al. , 2003,
2.3. Kebijakan Alokasi Ruang