Selain itu penataan ruang pada dasarnya juga merupakan upaya menciptakan berbagai keseimbangan diantarnya berupa keseimbangan partisipatif antar berbagai
pihak, keseimbangan antara kepentingan jangka pendek dan jangka panjang, dan keseimbangan antara kepentingan lokalitas, regional dan makro wilayah Rustiadi
et.al. , 2003,
2.3. Kebijakan Alokasi Ruang
Indonesia memiliki produk-produk hukum yang bermacam-macam terkait kebijakan alokasi ruang yang dikeluarkan oleh beberapa departemen dan badan
pemerintah, diantaranya Rencana Tata Ruang Wilayah Bappeda, Tata Guna Hutan Kesepakatan Departemen Kehutanan, Perijinan HGU, HGB, hak milik BPN,
Perjinan Kuasa Pertambangan Departemen ESDM. Banyaknya jumlah produk kebijakan alokasi ruang berpeluang menimbulkan konflik lahan dari sisi legalitas
dalam penguasaan dan pengusahaan lahan. Dalam kaitannya dengan identifikasi lahan tersedia untuk pertanian maka produk-produk kebijakan alokasi ruang yang
telah ada perlu dijadikan juga sebagai bahan acuan untuk meminimalisir konflik. Pilihan prioritas produk kebijakan alokasi ruang yang mana yang akan digunakan jika
terjadi konfilk antar aturan mengikuti aturan hirarkis dalam sistem perundangan yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan UU No.10 tahun 2004 pasal 7 ayat 1 tentang jenis
dan hirarki peraturan perundang-undangan, yaitu UUD 1945, PerpuUU, PP, Perpres dan Perda. Sedangkan aturan lain yang belum tercakup tetap dapat diberlakukan
selama ada peraturan perundangan di atasnya.
2.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ruang
didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah
susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Salah satu output dari penataan ruang adalah delineasi peruntukan kawasan pola ruang yang terbagi menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan
lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Pada
kawasan ini berdasarkan peruntukannya tidak diperbolehkan pemanfaatan lahan untuk kegiatan-kegiatan budidaya. Sebaliknya dengan kawasan budidaya, maka kawasan ini
diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.
2.5. Perijinan dalam pemanfaatan lahan 2.5.1. Kawasan Hutan