Alur Kerangka Pemikiran Penelitian

III. METODE PENELITIAN

3.1. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian

Ketersedian lahan yang siap dan sesuai untuk diusahakan oleh petani Lahan Tersedia pada penelitian ini didefinisikan sebagai lahan yang memiliki sifat-sifat fisik yang cocok untuk pertumbuhan tanaman pertanian, terletak pada tipe penggunaan lahan yang cocok dan memungkinkan untuk budidaya pertanian, dan secara hukum tidak terletak pada area-area yang menurut kebijakan alokasi ruang bukan untuk budidaya pertanian seperti kawasan lindung, kawasan hutan, maupun kawasan perkebunan. Lahan ini juga harus memiliki luas yang masih memungkinkan bagi petani untuk mengusahakannya dengan optimal dan mencukupi sehingga petani dapat terjamin kesejahteraannya secara berkelanjutan. Jaminan keberlanjutan bisa dilakukan salah satunya jika aspek kualitas fisik lahan tetap terjaga yang dicirikan salah satunya dengan tingkat erosinya. Berdasarkan batasan definisi tersebut di atas maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan ketersediaan lahan adalah: • Aspek Biofisik lahan, seperti kualitas fisik lahan berupa nilai kesesuaian lahan, akses terhadap sumber air, dan tingkat erosi • Aspek Sosial ekonomi, seperti kondisi aktual penggunaan lahan, jarak ke pasar, dan jarak ke jalan • Aspek Status peruntukan lahan berupa produk kebijakan yang dikeluarkan oleh beberapa instansi pemerintah seperti Bappeda RTRW, Departemen Kehutanan TGHK, BPN HGU, Departemen ESDM Ijin Pertambangan Aspek fisik berarti tersedianya lahan yang memenuhi syarat fisik dalam rencana pemanfaatan lahan oleh petani yang sebagian memiliki karakteristik masyarakat pedesaan dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Oleh karena itu lahan yang didistribusikan harus memenuhi syarat secara fisik bagi usaha budidaya tanaman. Selain itu lainnya berupa kondisi penutupan penggunaan lahan saat ini juga harus dipenuhi sehingga pengalokasian lahan tidak bertentangan dengan kondisi sebenarnya. Aspek kebijakan alokasi ruang berarti terkait pada produk-produk kebijakan alokasi ruang yang dikenal di Indonesia. Paling tidak ada beberapa lembaga pemerintah departemennon departemen di Indonesia yang masing-masing mengeluarkan aturan kebijakan alokasi ruang. Diantaranya adalah Departemen Kehutanan : Kebijakan ttg Kawasan Hutan TGHK, Departemen Pertanian SIUP, BPN HGU dan Pemda KabKota RTRW, ijin lokasi. Tidak tertutup kemungkinan bahwa produk-produk tersebut secara spasial ada yang memiliki potensi konflik dengan adanya area yang saling overlap. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis spasial yang dapat meminimalisir potensi konflik terutama dalam melakukan pilihan lahan yang tersedia bagi pertanian. Selain itu, untuk menjaga keberlanjutan dari usahatani dengan budidaya jenis tanaman tertentu yang menghasilkan output berupa income yang menjamin kesejahteraan petani maka perlu diperhatikan aspek lingkungan terutama kondisi kualitas lahan. Kualitas lahan yang tetap terjaga dapat diidentifikasi dengan memperhatiakn tingkat erosi aktual yang harus tetap berada di bawah tingkat erosi yang dapat ditoleransikantolerable soil loss TSL.

3.2. Bahan dan Alat