1
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kemasan terus berkembangan dengan pesat seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan pangan. Semakin banyaknya produk pangan baru
yang bermunculan menyebabkan permintaan masyarakat akan terobosan baru dalam kemasan semakin bertambah. Saat ini pembungkus makanan memegang peran penting, bahkan terkadang lebih
penting dari produk pangan itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan produk pangan baru membutuhkan kemasan baik untuk pemasaran maupun proses distribusinya. Oleh karena itu, berbagai kemasan baru
baik dalam bentuk, teknologi pembuatan, maupun teknologi penggunaannya terus saja bermunculan. Salah satu hasil yang muncul akibat adanya perkembangan dalam teknologi kemasan, yaitu
kemasan cerdas smart packaging. Kemasan cerdas merupakan suatu teknologi yang sedang marak dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan teknologi ini dapat memberikan informasi kepada konsumen
dengan menghasilkan sensor kimia dan biosensor. Melalui kedua sensor tersebut akan memudahkan untuk memantau kualitas dan keamanan produk selama pemasaran. Dengan demikian, teknologi ini
memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai sistem baru dalam kemasan makanan yang berada di luar teknologi konvensional yang ada, seperti kontrol berat, warna, volume, dan
penampilan. Aplikasi kemasan cerdas di negara lain telah banyak digunakan. Sebuah perusahan di Amerika
telah menggunakan kemasan cerdas sebagai sensor untuk mendeteksi kemunduran mutu pada produk. Tujuan perusahaan tersebut adalah untuk memberikan informasi lebih kepada konsumen mengenai
produk mereka mulai dari pengemasan produk hingga waktu konsumsi. Kemasan ini diberi nama The Fresh-Check
®
, yaitu kemasan seukuran perangko dan ditempelkan di kemasan luar produk makanan segar dan obat-obatan Fortin dan Goodwin 2008. Label tersebut menggunakan metode Time
Temperature Indicator TTI untuk mendeteksi kemunduran yang terjadi. Contoh lain adalah
Thermochomic Ink dot yang juga menggunakan metode TTI. Thermochomic Ink dot menunjukkan
suhu penyajian yang tepat dari suatu produk pada mesin pendingin dan microwave. Penggembangan aplikasi sensor kemasan cerdas terus menerus dilakukan. Pengembangan yang
tengah dilakukan, yaitu kemasan cerdas dengan bentuk film. Biasanya untuk mempermudah penggunaan, film diberi tambahan warna sebagai indikator mutu. Penelitian mengenai kemasan cerdas
dalam bentuk film dengan indikator pewarna pun sebelumnya telah banyak dilakukan. Berdasarkan berbagai penelitian tersebut, penggunaan kitosan sebagai bahan dasar film kemasan merupakan bentuk
penelitian yang paling banyak dilakukan. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan Pacquit et al. 2005, dalam penelitiannya, peneliti mendeteksi kebusukan ikan dengan cara membuat sensor yang
sensitif terhadap kehadiran volatil amin, dimana sensor tersebut memanfaatkan pewarna indikator pH bromocresol green
. Penelitian lainnya dilakukan oleh Hasnedi 2009 yang mendeteksi kebusukan fillet
ikan nila. Peneliti menggunakan sensor berbahan dasar kitosan yang dicampur dengan polivinil alcohol PVA sebagai film dan pewarna indikator Bromthymol Blue sebagai pendeteksi kebusukan
fillet ikan. Kemudian penelitian terbaru dilakukan oleh Putri 2012 yang mendeteksi kesegaran buah
nanas potong selama penyimpanan. Sama seperti penelitian Hasnedi 2009, penelitian yang dilakukan Putri 2012 juga menggunakan film dengan penambahan indikator warna, hanya saja
pewarna yang digunakan berbeda, yaitu red cherry. Berdasarkan informasi-informasi tersebut, pengembangan dengan penambahan pewarna
sintetik merupakan bentuk aplikasi yang paling banyak dilakukan. Penggunaan pewarna sintetik
2 memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat mendeteksi kemunduran mutu produk yang sensitif terhadap
suhu. Dalam rangka untuk memperbaiki kekurangan pewarna sintetik tersebut, maka digunakan pewarna alami sebagai indikatornya. Dengan demikian, penambahan kemasan cerdas dengan pewarna
alami ini dapat memberikan informasi kepada konsumen mengenai kondisi produk yang terjadi selama penyimpanan di luar informasi dari tanggal kadarluarsa. Oleh karena itu, pembuatan kemasan
cerdas dengan pewarna alami sebagai sensor kemunduran mutu suatu produk menarik untuk dilakukan.
1.2
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: i.
Menghasilkan film indikator warna berbahan kitosan dan kitosan-PVA dengan pewarna alami. ii.
Mendapatkan teknik pengeringan dan pewarnaan yang memberikan warna film paling stabil. iii.
Mengetahui respon film indikator pada berbagai suhu penyimpanan yang diukur melalui perubahan warna, susut bobot, dan ketebalan.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA