2.4.2 Staphylococcus aureus Staphylococcus merupakan bakteri berbentuk bulat yang terdapat dalam
bentuk tunggal, berpasangan atau berkelompok seperti buah anggur. Bakteri ini termasuk dalam kelompok bakteri kokus Gram-positif. Staphylococcus aureus
memproduksi pigmen berwarna kuning sampai jingga. Kebanyakan galur S. aureus bersifat patogen dan memproduksi enterotoksin yang tahan panas
Fardiaz 1989. Mikrorganisme ini tidak menghasilkan spora, non-motil dan biasanya tidak menghasilkan kapsul. Kenampakan individual bakteri ini bundar
dengan permukaan yang halus dan berkilau sedangkan kenampakan koloni buram dan menghasilkan pigmen secara berkala. Bakteri ini memproduksi nukleus tahan
panas yang dapat memecah Deoxyribose Nucleid Acid DNA sel Greenwood et al. 1992.
Bakteri S. aureus dapat menimbulkan penyakit yang disebabkan infeksi pada manusia dan hewan seperti misalnya bisul dan luka Greenwood et al. 1992.
S. aureus merupakan organisme penyebab keracunan makanan karena dapat melepas enterotoksin pada makanan yang terkontaminasi. Makanan yang
mengandung toksin jika masuk ke sistem pencernaan manusia akan menimbulkan efek muntah-muntah, mual dan diare setelah 6 jam Madigan 2009. Morfologi
S. aureus dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Staphylococcus aureus Todar 2011
2.5 Fungi
Fungi merupakan organisme yang tidak berklorofil dan memiliki dinding sel yang kaku. Komponen dinding sel fungi tersusun atas khitin dan selulosa atau
glukan. Fungi
atau cendawan
terdiri dari
kapang dan
khamir Pelczar dan Chan 1986. Perbedaan utama antara organisme tersebut yaitu
kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen miselium sedangkan
khamir merupakan fungi sel tunggal tanpa filamen. Fungi memproduksi spora yang berfungsi sebagai alat reproduksinya Fardiaz 1989.
Fungi memperoleh nutrient dengan cara mengabsorpsi materi organik dari organism yang telah mati. Saat fungi menginvasi jaringan hidup, umumnya
organisme ini membunuh sel jaringan tersebut dan mengabsorpsi nutriennya. Fungi dapat bersifat saprofitik atau parasit yang dapat mengambil nutrisi dengan
cara difusi dari inangnya Greenwood et al. 1992. Sifat parasit fungi ini dapat merugikan manusia. Beberapa fungi yang bersifat sebagai parasit dapat
menimbulkan penyakit pada tumbuhan dan hewan, termasuk manusia Pelczar dan Chan 1986.
2.5.1 Candida albicans Candida albicans termasuk dalam kelas ascomycetes. Sel Candida
tumbuh membentuk pseudomiselium atau hifa yang mengandung banyak sel-sel tunas Fardiaz 1989. Candida merupakan jenis khamir berukuran 4-6 µm yang
bereproduksi dengan pertunasan. Candida dapat ditemukan pada tanah, benda mati, makanan dan lingkungan rumah sakit. Candida dikenal luas sebagai fungi
patogen dan menginfeksi manusia, namun fungi ini dapat hidup pada permukaan tubuh manusia tanpa menyebabkan infeksi Ostrosky-Zeichner 2012.
Fungi Candida menginfeksi dengan cara menurunkan fungsi sistem imun Ostrosky-Zeichner 2012. Infeksi C. albicans umum ditemukan pada selaput
lendir mulut, vagina dan saluran pencernaan yang disebut dengan kandidiasis Pelczar dan Chan 1986. Sudirman 2006 melaporkan bahwa C. albicans juga
menimbulkan infeksi pada bagian kulit yang basah dan hangat seperti pada ketiak, lipatan paha, skrotum atau lipatan di bawah payudara. Morfologi C. albicans
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Candida albicans Ostrosky-Zeichner 2012
2.5.2 Microsporum gypseum Microsporum gypseum merupakan fungi yang umum menginfeksi kulit
dan rambut. Kurniati dan Rosita 2008 melaporkan bahwa penyakit yang disebabkan infeksi fungi ini antara lain tinea kapitis infeksi jamur pada kulit
kepala dan rambut dan tinea favosa infeksi jamur pada kulit kepala dan kulit muda.
M. gypseum tumbuh dengan cepat dan matang dalam 6 hingga 10 hari. M. gypseum menghasilkan hifa, makronidia dan mikronidia. Makronidia tersebar
banyak, fusiform dan berbentuk simetris dengan ujung bulat, sedangkan mikronidia berjumlah sedikit, bergerombol dan terdapat di sepanjang hifa
Ostrosky-Zeichner 2012. Menurut Kurniati dan Rosita 2008 penampakan koloni M. gypseum datar dan tekstur permukaan koloni fungi ini seperti granula
berwarna kecokelatan. Gambaran mikroskopik berupa beberapa mikronidia dan sejumlah makronidia berdinding tipis. Morfologi M. gypseum dapat dilihat pada
Gambar 5.
Gambar 5. Microsporum gypseum Sutton 2007
2.6 Antimikroba