Latar Belakang Aktivitas Antimikroba Kulit Batang Kayu Api-Api Betina (Avicennia marina) terhadap Bakteri dan Fungi Patogen secara In Vitro

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mangrove menempati luasan area yang luas di Indonesia yaitu sekitar 42.550 km 2 atau mencapai 25 dari total luas hutan mangrove di seluruh dunia Siregar 2009. Hutan mangrove merupakan salah satu hutan tropis yang mudah berkembang dan memiliki banyak sumberdaya terbarukan. Mangrove telah dimanfaatkan sejak lama untuk keperluan manusia. Pemanfaatan mangrove sebagai sumber bahan makanan, penghasil kayu untuk bahan bangunan dan kayu bakar, serta sebagai obat tradisional. Avicennia marina api-api betina merupakan salah satu jenis tumbuhan mangrove yang sering dimanfaatkan. Suku Wamesa di daerah Teluk Wondama, Papua menggunakan kulit mangrove sebagai obat tradisional untuk pengobatan penyakit kulit kudis Pemkab Teluk Wondama 2005. Menurut Yusuf 2010, kayu A. marina dapat digunakan untuk kayu bakar, perabot rumah tangga, mengasapi ikan, juga dapat digunakan untuk membuat lumpang padi. Kulit batangnya di Sumatera Selatan dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional misalnya obat sakit gigi, dan mempunyai khasiat sebagai anti fertilitas. Beberapa penelitian yang dilakukan terhadap tumbuhan A. marina menunjukkan bahwa ekstrak daun, hipokotil dan biji tumbuhan ini memiliki aktivitas antimikroba. Ravikumar et al. 2010 dan Abeysinghe et al. 2006 telah menunjukkan aktivitas antibakteri ekstrak A. marina terhadap beberapa bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Menurut Tariq et al. 2006, ekstrak tumbuhan A. marina mampu mereduksi infeksi jamur pada akar tanaman kacang dan buncis. Potensi mangrove untuk bahan obat alami sangat besar karena mangrove diketahui sebagai sumber dari beberapa senyawa bioaktif Setyawan dan Winarno 2006. Menurut Bandaranayake 2002 senyawa bioaktif yang terkandung pada mangrove yaitu alkaloid, senyawa fenolik, steroid, triterpenoid, flavonoid, kuinon, dan produk metabolit sekunder lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan Yusuf 2010 menunjukkan adanya senyawa triterpenoid pada kulit batang A. marina. Potensi kulit batang A. marina secara khusus sebagai antibakteri dan antifungi belum banyak diteliti. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam kulit batang A. marina dan aktivitas antimikrobanya perlu dikaji lebih lanjut.

1.2 Tujuan