Pelanggaran Periode 2004-2009 Pelanggaran Kode Etik Anggota DPR RI Periode 2004-2019

anggota DPR, dugaan pemerasan, dugaan keterlibatan dalam peristiwa pemboman, terkait kasus permintaan pengembalian uang sewa rumah dinas, perihal tindak lanjut laporan uang pansus RUU, dan mengenai kasus percaloan di pemondokan haji dan katering. Sedangkan pada tahun sidang 2006-2007 terdapat 5 lima jenis pelanggaran seperti kasus dugaan aliran dana non-bujeter DKP, terkait 4 empat pengaduan terhadap pelanggaran lainnya MKD melakukan kunjungan untuk menemukan bukti-bukti terkait pelanggaran tersebut seperti kunjungan ke provinsi Yogyakarta dalam kasus percaloan dana bencana alam, di Semarang mengenai tindakan ikut campur dalam pengadilan, serta di provinsi Jawa Timur dan provinsi Sulawesi Selatan dalam kasus penggunaan ijazah palsu. Sedangkan pada Tahun sidang 2007-2008 terdapat dua kasus pelanggaran yaitu mengenai kasus dugaan aliran dana BI, dan skandal keuangan antar lembaga negara. Tahun sidang 2008-2009 terdapat dua pelanggaran diantaranya tuduhan menerima gratifikasi, dan dugaan pelanggaran Tatib.

2. Pelanggaran Periode 2009-2014

BK DPR telah menerima 58 pengaduan terkait berbagai dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh anggota DPR dalam periode 2009-2014. 4 Tabel 4.2 Pelanggaran Periode 2009-2014 Tahun Sidang Pengadu Materi Pengaduan 4 BK Tindak 45 Kasus Kode Etik Anggota DPR, artikel diakses pada 13 Juli 2016, dari http:m.inilah.comnewsdetail1808641bk-tindak-45-kasus-kode-etik-anggota-dpr 2011-2012 - Perkara korupsi proyek pembangunan jaringan pembangkit listrik tenaga diesel sungai Bahar, Muoro Jambi 2012-2013 Menteri BUMN, Dahlan Iskan Terkait dugaan pemerasan 5 2012-2013 - Ketidakhadiran anggota dewan 6 2012-2013 - Ketidakhadiran anggota dewan 7 Dari 58 pengaduan terkait dugaan pelanggaran kode etik penulis menguraikan empat contoh pelanggaran pada tahun sidang 2011-2012 yaitu perkara korupsi proyek, dan pada tahun sidang 2012-2013 terdapat dua jenis pelanggaran seperti dugaan pemerasan, dan kurangnya kehadiran anggota.

3. Pelanggaran Periode 2014-2019

Tabel 4.3 Pelanggaran Periode 2014-2019 Tahun Sidang Pengadu Materi Pengaduan 2015-2016 Devi Nurmayanti Telah menelantarkan dan tidak pernah memberikannya nafkah keluarga 8 5 DPR Rehabilitasi Empat Nama Anggotanya Terkait Laporan Dahlan Iskan, artikel diakses pada 28 juli 2016, dari http:www.tribunnews.comnasional20121214dpr- rehabilitasi-4-nama-anggotanya-terkait-laporan-dahlan-iskan 6 Tingkat kehadiran anggota dalam Rapat Paripurna mengenai peringatan ulang tahun ke 68 DPR RI pada saat itu anggota dewan yang hadir hanya 345 orang dari total anggota 560 orang 7 Dalam Rapat Paripurna lainnya yaitu rapat paripurna penutupan masa sidang IV tahun sidang 2012-2013, di mana kehadiran anggota DPR juga hanya berjumlah 288 orang, dengan batas kuorum 281 anggota. Padahal dalam Paripurna tersebut mengagendakan empat pembahasan penting, yaitu: laporan Banggar soal penyusunan RAPBN 2014, pandangan fraksi terkait dengan RUU Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN 2012 yang diajukan pemerintah, Laporan Badan Legislasi Baleg DPR tentang penetapan dan penambahan RUU prioritas dalam prolegnas tahun 2013 serta pidato penutupan masa sidang IV tahun 2012-2013 2015-2016 Denty Noviany Sari Kasus dugaan penggunaan gelar doktor palsu 2015-2016 Mantan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Soehandoyo Dugaan pelanggaran kode etik karena menggunakan kop surat lembaga DPR untuk kepentingan pribadi dan intervensi terhadap pihak kepolisian 9 2015-2016 - Telah melakukan tindak kekerasan pada asisten rumah tangga 10 2015-2016 - Kehadiran yang kurang dalam rapat 2015-2016 Tertangkap tangan oleh POM Kostrad Telah membawa narkoba saat berpesta narkoba bersama 13 orang 11 2015-2016 Menteri ESDM Sudirman Said Tindakan ikut campur dan terindikasi mencatut nama Presiden Joko Widodo dan nama Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam proses perpanjangan kontrak Freeport 12 Sepanjang periode 2014-2019 ini terdapat 68 materi pelanggaran pada yang telah diproses oleh MKD. Dijelaskan pelanggaran yang pernah terjadi dalam Tahun sidang 2015-2016 diantaranya yaitu menelantarkan dan tidak 8 MKD Putuskan Empat Kasus Dugaan Pelanggaran Kode Etik Hari Ini, artikel diakses pada 13 Juni 2016, dari http:nasional.sindonews.comread104850212mkd-putuskan-4- kasus-dugaan-pelanggaran-kode-etik-hari-ini-1443410068 9 Tak Ada Sanksi Berat Untuk Anggota DPR Pelanggar Etik, artikel diakses pada 28 Juli 2016, dari http:nasional.kompas.comTak.Ada.Sanksi.Berat.untuk.Anggota.DPR.Pelanggar.Etika 10 MKD Beri Sanksi Berat, artikel diakses pada 28 Juli 2016, dari http:www.dpr.go.idberitadetailid12449 11 PPP Pastikan Beri Sanksi Berat Buat Ivan Haz, artikel diakses pada 11 Juli 2016, dari https:nasional.tempo.coreadnews20160225078748307ppp-pastikan-beri-sanksi-berat- buat-ivan-haz 12 Pertama Kali Dalam Sejarah MKD Putuskan Melalui Voting, artikel diakses pada 11 Juli 2016, dari http:nasional.republika.co.idberitanasionalpolitik151201nyogb5330- pertama-kali-dalam-sejarah-mkd-putuskan-melalui-voting pernah memberikan nafkah keluarga, dugaan penggunaan gelar palsu, dugaan pelanggaran kode etik, perihal tindak kekerasan, kurangnya kehadiran dalam rapat, dan tertangkap tangan membawa narkoba, serta tindakan ikut campur bisnis negara. Berbagai pelanggaran di atas adalah beberapa contoh dari banyaknya pelanggaran yang telah terjadi selama tiga periode mulai dari periode 2004- 2019. Adapun jumlah pelanggaran yang terjadi pada periode 2004 hingga tahun 2019 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.4 Jumlah Pelanggaran Kode Etik 13 Periode Jumlah Pelanggaran 2004-2009 125 2009-2014 58 2014-2019 68 Berdasarkan jumlah pelanggaran yang terjadi pada periode 2004-2009 ke periode 2009-2014 terjadi penurunan jumlah pelanggaran yaitu sebesar 3,35 persen sedangkan dari periode 2009-2014 ke 2014-2019 terjadi peningkatan jumlah pelanggaran sebesar 0,5 persen. Meskipun sebelumnya terjadi penurunan yang cukup signifikan terhadap pelanggaran kode etik sehingga dapat dikatakan kinerja MKD sudah cukup baik dalam menyelesaikan tingkat pelanggaran, tetapi pada periode selanjutnya ternyata MKD menjadi lemah dalam melakukan pencegahan sehingga pada periode 2014-2019 terjadi peningkatan pelanggaran, walaupun peningkatan 13 Sumber: Sekretariat Mahkamah Kehormatan DPR RI