Pelanggaran Periode 2009-2014 Pelanggaran Kode Etik Anggota DPR RI Periode 2004-2019

pernah memberikan nafkah keluarga, dugaan penggunaan gelar palsu, dugaan pelanggaran kode etik, perihal tindak kekerasan, kurangnya kehadiran dalam rapat, dan tertangkap tangan membawa narkoba, serta tindakan ikut campur bisnis negara. Berbagai pelanggaran di atas adalah beberapa contoh dari banyaknya pelanggaran yang telah terjadi selama tiga periode mulai dari periode 2004- 2019. Adapun jumlah pelanggaran yang terjadi pada periode 2004 hingga tahun 2019 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.4 Jumlah Pelanggaran Kode Etik 13 Periode Jumlah Pelanggaran 2004-2009 125 2009-2014 58 2014-2019 68 Berdasarkan jumlah pelanggaran yang terjadi pada periode 2004-2009 ke periode 2009-2014 terjadi penurunan jumlah pelanggaran yaitu sebesar 3,35 persen sedangkan dari periode 2009-2014 ke 2014-2019 terjadi peningkatan jumlah pelanggaran sebesar 0,5 persen. Meskipun sebelumnya terjadi penurunan yang cukup signifikan terhadap pelanggaran kode etik sehingga dapat dikatakan kinerja MKD sudah cukup baik dalam menyelesaikan tingkat pelanggaran, tetapi pada periode selanjutnya ternyata MKD menjadi lemah dalam melakukan pencegahan sehingga pada periode 2014-2019 terjadi peningkatan pelanggaran, walaupun peningkatan 13 Sumber: Sekretariat Mahkamah Kehormatan DPR RI tersebut tidak cukup besar tetapi besar kemungkinan akan terjadinya pelanggaran lebih banyak karena periode ini masih berlangsung. Usia MKD saat ini sebagai pembaharu alat kelengkapan yang bertujuan menegakan pelanggaran kode etik terhitung sangat dini untuk mengoptimalkan perannya, tetapi baru 3 tiga tahun berjalan MKD sudah banyak menerima berbagai pelanggaran etik, bahkan jumlah pelanggaran tersebut cukup mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berjumlah 58 kasus pelanggaran dalam 1 satu periode. Terkait jumlah pelanggaran yang terjadi bisa dikatakan bahwa MKD saat ini belum melakukan fungsinya secara optimal sehingga belum terlihat dapat memperkuat pencegahan secara aktif akibat meningkatnya jumlah pelanggaran, belum lagi mengenai pelanggaran-pelanggaran yang tidak terselesaikan seperti pelanggaran yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, di mana pelanggaran etik tersebut melibatkan 46 anggota DPR yang menunaikan ibadah haji dengan alasan kunjungan kerja ke Arab Saudi menggunakan fasilitas negara. Serta mengenai kasus pengakuan beberapa anggota DPR mengenai suap yang dilakukan BPPN Komisi IX yang juga tidak pernah ditanggapi sehingga memunculkan masalah baru terkait tugas MKD dalam pencegahan melalui pemantauan terhadap anggota DPR.

B. Kualifikasi Pelanggaran dan Sanksi Kode Etik

Terkait penyelidikan dan verifikasi yang telah dilakukan, dalam Periode 2004-2019, MKD telah memberikan sanksi berupa teguran tertulis maupun lisan, sampai pemberhentian sebagai anggota baik melalui pemanggilan