KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI BANK DALAM

81

BAB III KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI BANK DALAM

MENGANTISIPASI BERAKHIRNYA SERTIPIKAT HAK GUNA BANGUNAN DIATAS HAK PENGELOLAAN HPL YANG MENJADI OBJEK JAMINAN Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah pasal 26 ayat 3 disebutkan bahwa ”Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan diperpanjang atau diperbaharui atas permohonan pemegang Hak Guna Bangunan setelah mendapat persetujuan dari pemegang Hak Pengelolaan”. Sehubungan dengan berakhirnya Sertipikat Hak Guna Bangunan yang sedang menjadi jaminan atas suatu hutang tertentu, sudah barang tentu menjadi salah satu masalah bagi Bank selaku kreditor pemegang Hak atas Jaminan. Untuk mengetahui kendala yang menjadi penghambat dalam mengantisipasi berakhirnya Sertipikat Hak Guna Bangunan diatas tanah Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Medan yang menjadi objek jaminan Bank, adalah menurut keterangan dari Pihak Bank : 71 a. Kesulitan dalam penandatanganan SKMHT dengan pemegang Hak Guna Bangunan Debitor dengan maksud agar jaminan tersebut tetap dalam kewenangan Bank; b. Birokrasi pengurusan ijin dan Perjanjian Perpanjangan Hak Guna Bangunan di Kantor Pemerintah Kota Medan yang terlalu lama dan bertele-tele dan 71 Ibid, Alden Sibarani, 81 Universitas Sumatera Utara 82 biaya pengajuan serta permohonan perpanjangan serta retribusi uang pemasukan kas negara yang terlalu mahal; c. Debitor yang awam dan tidak kooperative tidak mau menanggung biaya- biaya proses perpanjangan Hak atas Sertipikat yang telah berakhir. d. Pengurusan perpanjangan Sertipikat Hak Guna Bangunan di kantor pertanahan yang cukup lama yang mengakibatkan SKMHT yang ditandatangani oleh Debitur bisa berulang-ulang 72 . Hal ini telah dikonfirmasi melalui Bapak Hafizunsyah, SH, selaku Kepala Seksi Kasi. II Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Kantor Pertanahan Kota Medan pada tanggal 21 Pebruari 2013 tentang persyaratan yang harus dipenuhi dalam perpanjangan Sertipikat Hak Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan Kota Medan yang telah berakhir hak nya, yakni kurangnya kelengkapan permohonan perpanjangan Sertipikat tersebut seperti Ijin dari pemegang Hak Pengelolaan dari Pemerintah Kota Medan 73 . ”Menurut keterangan dari Bapak Irvan, salah seorang pemilik tanah Sertipikat Hak Guna Bangunan yang terletak di Jalan Budi Kemasyarakatan Medan menyatakan bahwa pada saat membeli tanah tersebut, sebelumnya telah melakukan pengecekan Sertipikat tersebut kepada kantor pertanahan Kota Medan melalui jasa NotarisPPAT dan hasilnya tidak ada berada diatas Hak Pengelolaan. Namun setelah terjadi jual beli dan hendak ditingkatkan Hak Guna Bangunan tersebut ternyata berada diatas Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Medan. Hal ini terjadi karena pihak Badan pertanahan Kota Medan sering sekali tidak mencantumkan kata ”HPL No. 3” dan jangka waktu berakhir pada halaman kedua Sertipikat tanah Hak Guna Bangunan”. 72 Ibid, Mimin Rusli 73 Wawancara dengan Hafizunsyah, Kepala Seksi II Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Kantor Pertanahan Kota Medan. Universitas Sumatera Utara 83 Seperti yang telah dikemukakan Bapak Irvan tersebut diatas, memang dalam penelitian penulis juga menemukan bahwa ada Sertipikat Hak Guna Bangunan yang diterbitkan oleh Kantor pertanahan yang tidak dicantumkan bahwa Hak Guna Bangunan tersebut merupakan bagian dari Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Pemko Medan. Oleh karena itu penulis juga mempertanyakan hak tersebut kepada Kantor pertanahan Kota Medan, dan diperoleh keterangan bahwa : 74 ”Memang penunjukan bahwa Sertipikat Hak Guna Bangunan tersebut merupakan bagian dari Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Medan dapat dilihat pada buku tanah Sertipikat yang bersangkutan dan Sertipikat Hak Guna Bangunan. Akan tetapi terkadang terdapat beberapa Sertipikat Hak Guna Bangunan yang tidak dicantumkan tanda Hak Pengelolaan HPL No. 1, 2 dan 3 Pemerintah Kota Medan. Hal ini disebabkan kelalaian pihak Kantor Pertanahan pada masa lampau. Namun mulai saat ini setiap permohonan tanah, baik itu berupa peralihan hak ataupun pembebanan Hak, perpanjangan Hak atau Peningkatan Hak menjadi Hak Milik dan perbuatan hukum lainnya akan diperiksa dan dicek berdasarkan plot Peta Hak Pengelolaan yang ada di Kantor Pertanahan”. Akan tetapi Bank selaku kreditur tidak perlu khawatir, karena : 75 a Dalam pasal 2 butir 11 format standard APHT telah dicantumkan klausula kuasa dari pemegang hak atas tanah untuk kepentingan kreditur pemegang hak tanggungan melakukan perpanjangan hak atas beban biaya pemilik hak atas tanahpemberi hak tanggungan; b Pasal 1241 KUHPerdata Indonesia yang membolehkan kreditur melakukan sesuatu untuk melindungi kepentingannya, yang seharusnya hal itu menjadi kewajiban debitur, dengan beban biaya debitur sendiri; Pada dasarnya secara prosedur, yang berhak mengajukan permohonan atas berakhirnya Sertipikat Hak Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan adalah 74 Ibid, Hafizunsyah. 75 Ibid, Alden Sibarani Universitas Sumatera Utara 84 pemegang Hak Guna Bangunan tersebut kepada Hak Pengelolaan. Akan tetapi pada umumnya pemohon memberikan kuasa segala jasa pengurusan kepada NotarisPPAT rekanan Bank. Sebenarnya Jangka waktu perpanjangan hak atas tanah tersebut harus diajukan selambat-lambatnya 2 dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu Hak Guna Bangunan tersebut. 76 Penentuan jangka waktu 2 dua tahun tersebut merupakan toleransi waktu yang aman untuk melakukan evaluasi terhadap pemegang Hak Guna Bangunan bahwa : 1 Tanahnya masih dipergunakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan pemberian hak tersebut; 2 Telah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan termasuk membayar uang pemasukan; 3 Masih memenuhi syarat sebagai subyek pemegang Hak Guna Bangunan seperti Masih Warga Negara Indonesia; 4 Masih sesuai dengan master plan rencana tata ruang wilayah; 5 Untuk kepentingan Pemerintah dalam penentuan besarnya pemasukan kas Negara. 76 Lihat Peraturan Pemerintah No. 401996 pasal 27 ayat 1. Universitas Sumatera Utara 85

BAB IV TINDAKAN-TINDAKAN YANG DILAKUKAN BANK SELAKU

Dokumen yang terkait

PPemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan yang Objeknya Hak Guna Bangunan(Studi pada Bank Internasional Indonesia, Tbk Cabang Medan)

3 124 100

Pelaksanaan Pembebanan Hak Tanggungan Atas Tanah Sebagai Jaminan Kredit Pada PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan

0 63 137

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BANK SELAKU KREDITUR PREFERENCE PEMEGANG HAK TANGGUNGAN YANG OBYEKNYA HAK GUNA BANGUNAN (HGB).

1 1 93

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BANK SELAKU KREDITUR PREFERENCE PEMEGANG HAK TANGGUNGAN YANG OBYEKNYA HAK GUNA BANGUNAN (HGB).

1 3 93

BAB II KEDUDUKAN BANK SELAKU PEMEGANG HAK TANGGUNGAN ATAS BERAKHIRNYA SERTIPIKAT HAK GUNA BANGUNAN DIATAS HAK PENGELOLAAN (HPL) YANG MENJADI OBJEK JAMINAN A. Tinjauan Umum Hak Tanggungan 1. Pengertian Hak Tanggungan - Kajian Hukum Terhadap Kedudukan Bank

0 0 50

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kajian Hukum Terhadap Kedudukan Bank Selaku Pemegang Hak Tanggungan Atas Berakhirnya Sertipikat Hak Guna Bangunan Diatas Hak Pengelolaan (Hpl) Yang Menjadi Objek Jaminan (Studi : Pt Bank Internasional Indonesia, Tbk

0 0 30

Kajian Hukum Terhadap Kedudukan Bank Selaku Pemegang Hak Tanggungan Atas Berakhirnya Sertipikat Hak Guna Bangunan Diatas Hak Pengelolaan (Hpl) Yang Menjadi Objek Jaminan (Studi : Pt Bank Internasional Indonesia, Tbk Cabang Medan Diponegoro)

0 0 15

PPemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan yang Objeknya Hak Guna Bangunan(Studi pada Bank Internasional Indonesia, Tbk Cabang Medan)

0 0 26

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BANK SELAKU KREDITUR PREFERENCE PEMEGANG HAK TANGGUNGAN YANG OBYEKNYA HAK GUNA BANGUNAN (HGB)

0 0 53

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BANK SELAKU KREDITUR PREFERENCE PEMEGANG HAK TANGGUNGAN YANG OBYEKNYA HAK GUNA BANGUNAN (HGB)

0 0 53