22
F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori
Kontinuitas perkembangan
ilmu hukum,
selain bergantung
pada metodologi, aktivitas penelitian dan imajinasi sosial juga sangat ditentukan oleh
teori.
15
Kegiatan penelitian dimulai apabila seorang peneliti melakukan usaha untuk bergerak dari teori.
Dalam proses ini akan timbul preferensi seorang ilmuwan terhadap teori-teori dan metode-metode tertentu.
16
Teori dapat diartikan sebagai suatu system yang berisi proporsi-proporsi yang telah diuji kebenarannya, maka suatu teori juga mungkin memberikan
pengarahan pada aktivitas penelitian yang dijalankan dan memberikan taraf pemahaman tertentu.
17
Suatu kerangka teori bertujuan untuk menyajikan cara-cara untuk bagaimana mengorganisasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil penelitian dan
menghubungkannya dengan hasil-hasil terdahulu.
18
Landasan teori merupakan suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang dijadikan
bahan perbandingan, pegangan teoritis yang mungkin disetujui ataupun tidak
15
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Univesitas Indonesia UI Press, Jakarta, 2005, hal. 6
16
Ibid
17
Ibid
18
Burhan Ashofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 23.
Universitas Sumatera Utara
23
disetujui yang merupakan masukan dalam membuat kerangka berpikir dalam penulisan.
19
Lebih lanjut fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahanpetunjuk serta menjelaskan mengenai gejala yang diamati. Berdasarkan
dari pengertian tersebut serta berangkat dari pemikiran bahwa dalam masyarakat Indonesia hukum tanah memegang peranan yang sangat penting yang bertalian
erat dengan sifat masyarakat. Menurut ajaran Yuridis Dogmatis bahwa :
”Tujuan Hukum tidak lain dari sekedar menjamin terwujudnya kepastian hukum itu diwujudkan oleh hukum dengan sifatnya yang hanya membuat
suatu aturan hukum. Sifat umum dari aturan-aturan hukum membuktikan bahwa
hukum tidak
bertujuan untuk
mewujudkan keadilan
atau kemanfaaan, melainkan semata-mata untuk kepastian. Menurut aliran ini
meskipun aturan hukum atau penerapan hukum terasa tidak adil dan tidak memberikan manfaat yang besar bagi mayoritas warga masyarakat, hal itu
tidak menjadi soal asalkan kepastian hukum dapat terwujud. Hukum identik dengan kepastian”.
20
Selanjutnya Van Kan mengatakan bahwa Hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak diganggu.
Bahwa hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat.
21
19
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 1994, hal. 80.
20
Achmad Ali, Menguak Hukum suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, Gunung Agung, Jakarta, 2002, hal. 83.
21
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hal. 44.
Universitas Sumatera Utara
24
Adapun teori yang akan digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini adalah adalah teori Kepastian Hukum Rechtssicherheit, yaitu teori yang
menjelaskan bahwa hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan, karena setiap orang mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi peristiwa
konkrit.
22
Demikian halnya dengan kedudukan Bank selaku pemegang Hak
Tanggungan apabila Sertipikat Hak Guna Bangunan yang berada diatas Hak Pengelolaan HPL yang sedang dijaminkan pada PT. Bank Internasional
Indonesia Cabang Medan Diponegoro berakhir Haknya harus mempunyai kekuatan hukum yang pasti dengan segala akibatnya dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum. Hak Guna Bangunan menurut pasal 35 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria UUPA adalah Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan diatas tanah yang bukan miliknya
sendiri dengan jangka waktu paling lama 30 tahun. Hak ini terbatas jangka waktunya sampai dengan 30 tahun, akan tetapi dapat diperpanjang selama 20
tahun.
23
Perpanjangan jangka waktu Hak atas tanah ini termasuk kategori pendaftaran tanah, karena perubahan data yuridis dan terjadinya perubahan jangka
waktu berlakunya hak yang dicantumkan tersebut dalam Sertipikat tanah yang bersangkutan.
24
22
Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, Bab-Bab tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hal. 1.
23
Sudargo Gautama, Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Alumni, Bandung, 1986.
24
Muhammad Yamin Lubis dan Abdul Rahim Lubis, Op cit, hal. 292.
Universitas Sumatera Utara
25
Kemudian dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 pasal 22 menyebutkan bahwa :
1. Hak Guna Bangunan atas tanah Negara diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk
2. Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk
berdasarkan usul pemegang Hak Pengelolaan. 3. Ketentuan mengenai tata cara dan syarat permohonan dan pemberian Hak
Guna Bangunan atas tanah Negara dan atas tanah Hak Pengelolaan diatur lebih lanjut dengan keputusan presiden.
Terhadap Hak Guna Bangunan yang diberikan diatas Hak Pengelolaan, setiap perbuatan hukum yang berhubungan dengan Hak Guna Bangunan diatas
bidang tanah tersebut harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pemegang Hak Pengelolaan. Pengaturan mengenai pembebanan Hak Tanggungan
atas Hak Guna Bangunan sebagai hak yang dapat dibebankan Hak tanggungan diatur dalam pasal 39 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960.
Hapusnya Hak Guna Bangunan seperti yang diatur dalam pasal 40 UUPA yang menyebutkan bahwa Hak Guna Bangunan hapus karena :
a. jangka waktu berakhir b. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak
terpenuhi c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir
Universitas Sumatera Utara
26
d. dicabut untuk kepentingan umum e. diterlantarkan
f. tanahnya musnah
g. ketentuan dalam pasal 36 ayat 2. Dengan demikian apabila Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan
atau atas tanah Hak Milik hapus sebagaimana dimaksud dalam pasal 35, maka tanah tersebut kembali kepada pemegang Hak Pengelolaan seperti yang telah
disepakati dalam perjanjian penggunaan tanah Hak Pengelolaan.
2. Konsepsi
Kerangka konseptual pada dasarnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit kepada kerangka teoritis yang seringkali bersifat
abstrak. Walaupun demikian suatu kerangka konseptual belaka, kadang-kadang dirasakan masih juga abstrak sehingga diperlukan definisi-definisi operasional
yang akan dapat menjadi pegangan konkrit dalam proses penelitian. Dengan demikian maka kecuali terdiri dari pada konsep-konsep, suatu kerangka
konsepsional dapat
pula mencakup
definisi-definisi operasional.
Definisi merupakan keterangan mengenai maksud untuk memakai sebuah lambang secara
khusus yaitu menyatakan apa arti sebuah kata.
25
25
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Jakarta: UI Press, 1986, hlm. 132
Universitas Sumatera Utara
27
Konsepsi juga diterjemahkan sebagai usaha membawa suatu dari abstrak menjadi sesuatu yang konkrit. Dari uraian kerangka teori di atas, akan dijelaskan
beberap konsep dasar yang digunakan dalam penulisan tesis ini, antara lain : Sertipikat adalah Surat tanda bukti hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah
wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing- masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan.
26
Hak Guna Bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling
lama 30 tahun. Jangka waktu Hak Guna Bangunan seperti yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah.
27
Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.
28
Hak Tanggungan adalah Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pokok Agraria, berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain.
29
26
Lihat pasal 1 angka 20 PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
27
Lihat pasal 25 PP No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah.
28
Peraturan Menteri NegaraKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, pasal 1 angka 3.
29
Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996 pasal 1 angka 1.
Universitas Sumatera Utara
28
G. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi, hal ini disebabkan karena penelitian bertujuan
untuk mengengkap kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten.
30
Penelitian pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan.
31
1. Sifat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang diterapkan adalah dengan metode penulisan dan pendekatan yuridis
normatif.
32
Pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan hukum dengan melihat peraturan-peraturan, baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder
atau pendekatan terhadap masalah dengan cara melihat dari segi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas
33
yaitu berupa perundang-undangan, peraturan pemerintah yang berkaitan dengan Hak Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan.
Bahan hukum sekunder, yaitu yang memberikan penjelasan mengenai bahan
30
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 1.
31
Ronny Hantijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2000, hal. 15
32
Roni Hantijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta 1998, hal. 11
33
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2006, hal. 114
Universitas Sumatera Utara
29
hukum primer
34
, misalnya buku-buku teks, hasil penelitian para ahli, makalah- makalah seminar dan hasil karya ilmiah yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan : a. Penelitian Kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan
dengan objek penelitian dan peraturan perundang-undangan serta peraturan pelaksanaannya yang berkaitan tentang Hak Tanggungan atas Sertipikat Hak
Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan yang telah berakhir jangka waktu Haknya dan masih menjadi jaminan Bank.
b. Penelitian lapangan yaitu untuk mendapatkan data primer yang berkaitan dengan materi penelitian, yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap Hak
Tanggungan atas Sertipikat Hak Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan yang telah berakhir jangka waktu Haknya dan masih menjadi jaminan Bank.
3. Alat Pengumpul Data
Dalam melakukan penelitian ini, adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan :
1. Studi dokumen document study, yaitu dengan mempelajari makalah-makalah, tulisan-tulisan ataupun buku-buku yang berkaitan dengan materi penelitian.
2. Wawancara interview, yaitu melakukan wawancara dengan para informan atau nara sumber dengan menggunakan pedoman wawancara bebas agar data
34
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Keenam, Raja Grafindo Perkasa,
Jakarta,2003,
hal. 114
Universitas Sumatera Utara
30
diperoleh langsung dari sumbernya dan lebih mendalam. Para informan atau nara sumber yang akan diwawancarai, yaitu pihak PT. Bank Internasional
Indonesia, Tbk Cabang Medan Diponegoro, NotarisPPAT dan Kantor
Pertanahan Kota Medan. 4. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan suatu hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
35
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data secara kualitatif yang diolah dengan menggunakan metode deduktif dan kemudian ditarik kesimpulan
dari pembahasan yang dilakukan. Data sekunder yang diperoleh dari penelitian kepustakaan library
research dan data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan field research disusun secara berurut dan sistematis dan selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan metode kualitatif sehingga dapat ditarik kesimpulan dengan cara metode deduktif dan diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ditetapkan
dalam tesis ini.
35
Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002, hal. 110
Universitas Sumatera Utara
31
BAB II KEDUDUKAN BANK SELAKU PEMEGANG HAK TANGGUNGAN ATAS