Analisis Regresi Linear berganda

Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terhadap persamaan regresi menyimpulkan bahwa persamaan tersebut layak digunakan sebagai model persamaan matematis.

4.7 Analisis Regresi Linear berganda

Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel motivasi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri secara keseluruhan terhadap setiap variabel kepuasan kerja yaitu turnover, tingkat kehadiran, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi menggunakan regresi linear berganda. Berikut ini merupakan hasil uji regresi linear bergan antara keseluruhan variabe motivasi terhadap setiap variabel kepuasan kerja PNS dan Non PNS. 1. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap turnover PNS dan Non PNS. Tabel 21. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap turnover PNS dan Non PNS Koefisien PNS Koefisien Non PNS Konstanta -0.424 0.162 Kebutuhan Fisiologis -0.021 0.006 Kebutuhan Keamanan 0.657 0.269 Kebutuhan Sosial 0.076 -0.083 Kebutuhan Penghargaan -0.012 0.210 Kebutuhan Aktualisasi diri 0.277 0.722 R square R 2 3.330 0.555 Adjusted R Square 0.491 0.524 R 0.722 a 0.745 a Berdasarkan Tabel 21 di atas hasil uji regresi linear berganda antara variabel motivasi terhadap turnover diperoleh nilai konstanta PNS -0.424. Artinya, apabila variabel bebas X1 sampai X5 diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan PNS pada turnover sebesar -0,424 jika variabel lain dianggap konstan. Sedangkan nilai konstanta pada Non PNS 0.162. Artinya, apabila variabel bebas X1 sampai X5 diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan Non PNS pada turnover sebesar 0,162 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel bebas yang diukur, variabel kebutuhan keamanan yang paling berpengaruh terhadap turnover PNS. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan keamanan sebesar 0,657 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan keamanan berpengaruh positif terhadap turnover, hal ini berarti semakin tinggi kebutuhan keamanan PNS maka tingkat turnover pegawai akan menurun. Sedangkan untuk Non PNS kebutuhan aktualisasi diri merupakan varabel yang paling berpengaruh terhadap turnover. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,722 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif terhadap turnover, hal ini berarti semakin meningkatnya motivasi kebutuhan aktualisasi diri maka akan munurunkan tingkat turnover. 2. Ujiregresi linear berganda motivasi terhadap tingkat kehadiran PNS dan Non PNS. Tabel 22. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat kehadiran PNS dan Non PNS Koefisien PNS Koefisien Non PNS Konstanta -0.633 1.279 Kebutuhan Fisiologis 0.219 0.382 Kebutuhan Keamanan 0.160 0.284 Kebutuhan Sosial 0.391 -0.371 Kebutuhan Penghargaan -0.325 -0.117 Kebutuhan Aktualisasi diri 0.630 0.428 R square R 2 0.391 0.238 Adjusted R Square 0.354 0.185 R 0.626a 0.487a Berdasarkan Tabel 21 di atas hasil uji regresi linear berganda antara variabel motivasi terhadap tingkat kehadiran diperoleh nilai konstanta PNS adalah -0,633. Artinya, apabila variabel bebas X1 sampai X5 diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan PNS pada tingkat kehadiran sebesar -0,633 jika variabel lain dianggap konstan. Sedangkan nilai konstanta yang diperoleh untuk Non PNS adalah 1,279. Artinya, apabila variabel bebas X1 sampai X5 diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan Non PNS pada tingkat kehadiran sebesar 1,279 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel bebas yang diukur, variabel kebutuhan aktualisasi diri yang paling berpengaruh terhadap tingkat kehadiran. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,630 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif terhadap tingkat kehadiran, hal ini berarti semakin tinggi kebutuhan aktualisasi diri makan akan meningkatkan tingkat kehadiran pegawai. Sedangkan untuk Non PNS variabel kebutuhan aktualisasi diri juga merupakan varabel yang paling berpengaruh pada tingkat kehadiran. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,428 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif terhadap tingkat kehadiran, hal ini berarti semakin meningkatnya motivasi kebutuhan aktualisasi diri maka akan meningkatkan tigkat kehadiran Non PNS. 3. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap umur PNS dan Non PNS. Tabel 23. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap umur PNS dan Non PNS Koefisien PNS Koefisien Non PNS Konstanta 1.206 0.305 Kebutuhan Fisiologis -0.093 -0.303 Kebutuhan Keamanan 0.355 0.093 Kebutuhan Sosial 0.320 -0.003 Kebutuhan Penghargaan -0.211 0.023 Kebutuhan Aktualisasi diri 0.219 1.223 R square R 2 .219 .740 Adjusted R Square .171 .722 R .468 a .860a Berdasarkan Tabel 23 di atas hasil uji regresi linear berganda antara variabel motivasi terhadap umur diperoleh nilai konstanta PNS 1,206. Artinya, apabila variabel bebas X1 sampai X5 diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan PNS pada umur sebesar 1,206 jika variabel lain dianggap konstan. Sedangkann nilai konstanta yang diperoleh untuk Non PNS adalah 0,305. Artinya, apabila variabel bebas X1 sampai X5 diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan Non PNS pada umur sebesar 0.305 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel bebas yang diukur, variabel kebutuhan keamanan yang paling berpengaruh terhadap umur PNS. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan keamanan sebesar 0,355 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan keamanan berpengaruh positif terhadap umur, hal ini berarti semakin bertambahnya usia maka kebutuhan keamanan dalam pekerjaan semakin tinggi. Sedangkan untuk Non PNS variabel kebutuhan aktualisasi merupakan varabel yang paling berpengaruh pada umur. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi sebesar 1,223 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif terhadap umur, dengan bertambahnya umur dari Non PNS maka kebutuhan akan aktualisasi diri pegawai akan meningkatkan. 4. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat pekerjaan PNS dan Non PNS. Tabel 24. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap tingkat pekerjaan PNS dan Non PNS Koefisien PNS Koefisien Non PNS Konstanta 1.153 1.038 Kebutuhan Fisiologis 0.027 0.214 Kebutuhan Keamanan 0.132 -0.071 Kebutuhan Sosial 0.223 -0.019 Kebutuhan Penghargaan -0.155 -0.164 Kebutuhan Aktualisasi diri 0.424 0.869 R square R 2 0.208 0.521 Adjusted R Square 0.159 0.488 R 0.456 a 0.722 a Berdasarkan tabel di atas hasil uji regresi linear berganda antara variabel motivasi terhadap tingkat pekerjaan diperoleh nilai konstanta PNS 1,153. Artinya, apabila variabel bebas X1 sampai X5 diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan PNS pada tingkat pekerjaan sebesar 1,153 jika variabel lain dianggap konstan. Sedangkann nilai konstanta yang diperoleh untuk Non PNS adalah 10,904. Artinya, apabila variabel bebas X1 sampai X5 diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan Non PNS pada tingkat pekerjaan sebesar 1,038 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel bebas yang diukur, variabel kebutuhan aktualisasi diri yang paling berpengaruh terhadap tingkat pekerjaan PNS. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,424 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif terhadap tingkat pekerjaan, hal ini berarti semakin meningkatnya kebutuhan aktualisasi diri maka akan meningkatkan kepuasan terhadap tingkat pekerjaan. Sedangkan untuk Non PNS variabel kebutuhan aktualisasi merupakan varabel yang paling berpengaruh pada tingkat pekerjaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,869 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif terhadap tingkat pekerjaan, hal ini berarti semakin meningkatnya kebutuhan aktualisasi diri maka akan meningkatkan kepuasan terhadap tingkat pekerjaan. 5. Uji regresi linear berganda motivasi terhadap ukuran organisasi PNS dan Non PNS. Tabel 25. Hasil output regresi linear berganda motivasi terhadap ukuran organisasi PNS dan Non PNS Koefisien PNS Koefisien Non PNS Konstanta -1.065 .711 Kebutuhan Fisiologis -0.210 -0.093 Kebutuhan Keamanan 0.717 0.435 Kebutuhan Sosial 0.157 -0.073 Kebutuhan Penghargaan -0.150 0.028 Kebutuhan Aktualisasi diri 0.678 0.483 R square R 2 0.597 0.537 Adjusted R Square 0.572 0.505 R 0.773 a 0.733 a Berdasarkan Tabel 25 di atas hasil uji regresi linear berganda antara variabel motivasi terhadap ukuran organisasi diperoleh nilai konstanta PNS adalah -1.065. Artinya, apabila variabel bebas X1 sampai X5 diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan PNS pada ukuran organisasi sebesar -1.065 jika variabel lain dianggap konstan. Sedangkann nilai konstanta yang diperoleh untuk Non PNS adalah 0.711. Artinya, apabila variabel bebas X1 sampai X5 diasumsikan bernilai nol maka tingkat kepuasan Non PNS pada ukuran organisasi sebesar 0.711 jika variabel lain dianggap konstan. Dari semua variabel bebas yang diukur, variabel kebutuhan keamanan yang paling berpengaruh terhadap ukuran organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan keamanan sebesar 0,717 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan keamanan berpengaruh positif terhadap ukuran organisasi, hal ini berarti semakin meningkatnya kebutuhan keamanan maka akan meningkatkan kepuasan terhadap ukuran organisasi. Sedangkan untuk Non PNS variabel kebutuhan aktualisasi diri merupakan varabel yang paling berpengaruh pada ukuran organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,483 yang lebih besar dari nilai koefisien variabel motivasi yang lain. Variabel kebutuhan aktualisasi diri memiliki pengaruh positif terhadap ukuran organisasi, hal ini berarti semakin meningkatnya motivasi kebutuhan aktualisasi diri maka akan meningkatkan kepuasan terhadap ukuran organisasi.

4.8 Uji t Motivasi