2.5 Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor
Kewjiban yang harus ditaati oleh pengemudi kendaraan bermotor antara lain : 1.
Penggemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu lintas wajib :
a. Menghentikan kendaraannya,
b. Menolong orang yang menjadi korban kecelakaan dan
c. Melaporkan kecelakaan tersebut kepada Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia terdekat.
2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada no.1
oleh karena keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksudkan pada no.1 huruf a dan b, kepadanya tetap
diwajibkan segera melaporkan diri kepada Pejabat Polisi Republik Indonesia terdekat.
3.
Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang atau pemilik barang atau pihak ketiga, yang timbul karena
kelalaian atas kesalahan pengemudi dalam mengemudikan kendaraan bermotor, dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahu
1992 Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP No.41, 42,43 dan 44 tahun 1993 halaman 10-11.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1 Koefisien Korelasi
Dalam kehidupan, kadang kita dihadapkan pada situasi dimana harus mencari
hubungan antara dua variabel yang kita amati. Misalkan bagaimana hubungan faktor-
faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas. Untuk melihat hubungan tersebut kita dapat menggunakan analisis korelasi.
Analisis Korelasi yang sangat populer dan sangat sering digunakan oleh peneliti adalah korelasi Pearson Product Moment, korelasi ini sendiri diperkenalkan
oleh Karl Pearson sekitar tahun 1990
Korelasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel. Analisa korelasi adalah cara untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antar variabel misalnya hubungan dua variabel. Apabila terdapat hubungan antara variabel maka perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu
variabel akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel lainnya. Jadi dari analisis korelasi dapat diketahui hubungan antar variabel tersebut.
Korelasi yang terjadi antara dua variabel dapat berupa korelasi positif, korelasi negatif, tidak ada korelasi dan korelasi sempurna.
Universitas Sumatera Utara
1. Korelasi Positif
Korelasi Positif adalah Korelasi dua variabel, dimana harga variabel bebas X meningkat maka harga variabel tak bebas Y cenderung meningkat pula. Hasil
perhitungan korelasinya mendekati +1 atau .
2. Korelasi Negatif
Korelasi Negatif adalah Korelasi dua variabel, dimana harga variabel bebas X meningkat maka harga variabel tak bebas Y cenderung menurun. Hasil
perhitungan korelasi mendekati -1 atau .
3. Tidak Ada Korelasi
Tidak adanya korelasi terjadi apabila variabel bebas X dan variabel tak bebas Y tidak menunjukkan adanya hubungan. Hasil perhitungan korelasi sama
dengan nol atau
4. Korelasi Sempurna
Korelasi Sempurna adalah korelasi dua variabel dimana kenaikan atau atau penurunan harga variabel X berbanding lurus dengan kenaikan atau penurunan
harga variabel tak bebas Y dengan hasil perhitungan korelasi sama dengan +1 atau -1
atau .
Universitas Sumatera Utara
Jika yang diukur korelasi antara variabel X dengan variabel Y dinotasikan maka yang rumus digunakan adalah :
Keterangan : : Nilai korelasi antara variabel X dengan variabel Y
: Banyak data : Jumlah nilai - nilai dari variabel X
: Jumlah nilai - nilai dari variabel Y : Jumlah kuadrat nilai – nilai dari variabel X
: Jumlah kuadrat nilai – nilai dari variabel Y : Jumlah dari hasil perkalian antara nilai–nilai variabel X dan variabel Y
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan antara dua variabel atau lebih terutama untuk data kuantitatif disebut koefisien korelasi. Besar kecilnya
hubungan antara dua variabel dinyatakan dengan bilangan. Koefisien Korelasi ini bergerak antara 0,0001 sampai 1,000 atau antara -0.0001 sampai -1,000 tergantung
kepada arah korelasi. Koefisien yang bertanda positif menunjukkan arah korelasi yang positif, koefisien korelasi yang bertanda negatif menunjukkan arah korelasi yang
negatif, sedang koefisien yang bernilai 0,000 menunjukkan tidak adanya hubungan. Untuk lebih memudahkan mengetahui bagaimana sebenarnya keeratan hubungan
antara variabel-variabel tersebut, dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi r
Interval Koefisien Nilai r Tingkat Hubungan
0,800 1,000 Sangat Kuat
0,600 0,799 Kuat
0,400 0,599 Cukup Kuat
0,200 0.399 Lemah
0,001 0,199 Sangat Lemah
3.2 Uji Keberartian Koefisien Korelasi