Metode – Metode Ekstraksi Minyak

Kempa hidrolik pada pabrik minyak kelapa sawit diganti setahap demi setahap karena kerjanya kurang efesien dibandingkan dengan kempa ulir dan juga kehilangan minyak lebih besar yaitu sekitar 12.

2.5.2.2 Kempa ulir

Kempa ulir lebih baik jika dibandingkan dengan kempa hidrolik karena kehilangan minyak lebih kecil yaitu sekitar 7 . Adapun keuntungan – keuntungan lain dari pemakaian kempa ulir ini adalah : a. Bekerja secara kontiniu b. Kapasitas olahnya lebih tinggi c. Pemakain tenaga pengawas sedikit Kelemahan kempa ulir antara lain, kemungkinan biji – biji pecah sehingga minyak dapat bercampur dengan inti. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam kempa ulir adalah : 1. Suhu air panas berkisar 80 – 90 o C, dengan pemakaian 1,8 -2,5 m 3 jam 2. Beban motor penggerak 25 HP berkisar 30 ampere 3. Keausan kempa ulir maksimal 5 ml atau jarak kempa ulir dengan selinder pres maksimal 7 mm 4. Putaran kempa ulir maksimal 11 – 12 putaran menit 5. Pengaturan konis pada angka 9 – 11 pada jarum penunjuk 6. Tekanan hidrolik pada akumulator 60 kgcm 2 Faktor – factor yang mempengaruhi kehilangan minyak pada pengempaan Adapun fsktor – factor yang mempengaruhi kehilangan minyak pada stasiun pengempaan adalah sebagai berikut :

2.6 Metode – Metode Ekstraksi Minyak

Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak diduga mengandung minyak atau lemak. Ekstraksi minyak efesiensi dari daging buah adalah tujuan pokok dari seluruh proses. Inti juga penting tetapi nilanya hanya 10 – 15 dari produk total. Jadi lebih baik mengorbankan 10 inti untuk memperoleh tambahan 2 minyak sawit. Ada beberapa cara untuk ekstraksi antara lain : 1. Ekstraksi minyak lemak secara mekanis atau cara pengepresan 2. Ekstraksi minyak secara sentrifugal 3. Ekstraksi minyak secara pelarut solven 4. Rendering Pemanas

2.6.1 Ekstraksi Minyak Secara Mekanis

Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak terutama untuk bahan yang berasal dari biji – bijian. Cara ini dilakukan dengan cara pemisahan minyak dari bahan yang berkadar tinggi 30 – 70 . Tipe ini langsung menerapkan tekanan pada masa buah dengan suatu pengempaan yang bekerja pada lori pressan.

2.6.2 Ekstraksi Sentrifugal

Dahulu sering digunakan di pabrik dengan masukan kecil dengan buah yang bercangkang tebal. Minyak yang hilang pada serat relative tinggi dibandingkan dengan yang modern.

2.6.3 Ekstraksi Pelarut

Biasanya digunakan dalam industri minyak dari biji – bijian termasuk ekstraksi minyak dari inti sawit. Dengan cara ini dapat diperoleh ampas yang bias digunakan untuk ternak, tapi nilai pecan inti sawit rendah daripada biji – bijian. Dalam metode ini ditambahakan air yang sesuai dengan pelarut kedalam tangki pengadukan kemudian dipress dengan tekanan rendah pada kempa ulir atau sentrifugal dan selanjutnya terjadi pemisahan minyak pada pelarut dan limbah. Pelarut yang digunakan adalah hexane. Ekstraksi yang digunakan sangat efesien dan hanya sedikit minyak tertinggal. Keuntungan potensial dengan system ini kehilangan minyak selama pemerasan dan penjernihan hanya 1 – 1,5 dari TBS atau 5 – 7 dari buah.

2.6.4 Rendering

Rendering merupakan cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang mengandung minyak dengan kadar air yang tinggi. Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry rendering .

2.6.4.1 Wet Rendering

Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama proses barlangsung. Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi dengan alat pengaduk, kemudian air ditambahkan dan dipanaskan perlahan – lahan samapai suhu 50 o C sambil diaduk dengan tekanan 40 – 60 Pound tekanan uap 40 – 60 psi, minyak yang akan diekstrasi naik ke atas dan kemudian akan dipisahkan, peralatan yang digunakan adalah digester.

2.6.4.2 Dry Rendering

Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel terbuka dan dilengkapi dengan pelindung panas serta alat – alatpengaduk. Pemanasan dilakukan pada suhu 110 – 115 o C. Amapas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak ataulemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas yang telah mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada bagian atas ketel. Soehadjo, H, BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Metodologi

Dokumen yang terkait

Analisa Kehilangan Minyak Berdasarkan Perbedaan Tekanan Pada Ampas Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PKS Rambutan PTPN III Tebing Tinggi

10 57 49

Pengaruh Tekanan Pada Screw Press Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press

34 105 53

Pengaruh Penambahan Air Pengencer terhadap Jumlah Kehilangan Minyak dalam Ampas Press pada Stasiun Pengepresan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan

17 65 54

Pengaruh Tekanan Dan Waktu Perebusan Terhadap Kadar Air Dan Kadar Minyak Pada Air Kondensat Di Stasiun Perebusan Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak (Triple Peak) Di PTPN III PKS Sei Mangkei – Perdagangan

17 154 61

Pengaruh Penambahan Jumlah Air Pengencer Terhadap Pemisahan Minyak Dari Cairan Pada Stasiun Pressan Di PTP Nusantara IV Pulu Raja

11 57 45

Rancanglah Sebuah Mesin Screw Press Untuk Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Dengan Kapasitas 15 Ton TBS/Jam

74 326 95

Pengaruh Jumlah Pemakaian Air Terhadap Kadar Minyak Hilang dalam Lumpur Minyak (SLUDGE) Pada Pemisahan SLUDGE PTP. Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

11 73 45

Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

15 72 43

Pengaruh Air Yang Digunakan Dalam Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Presentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

4 17 45

Pengaruh Air Yang Digunakan Dalam Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Presentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

0 1 11