BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2. 1 Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit Elaeis quinensis Jacq merupakan tumbuhan tropis golongan plama yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit mempunyai beberapa
jenis atau varietas yang dikenal sebagai Dura D , Tenera T, dan pisifera P. Ketiga jenis ini dapat dibedakan dengan cara memotong buahnya secara
memanjangmelintang. Dura memiliki inti besar dan bijinya tidak dikelilingi sabut dengan ekstraksi minyak sekitar 17-18. Deli dura memiliki inti besar dan cangkang
tebal serta dipakai oleh pusat-pusat penelitian untuk memproduksi jenis Tenera. Tenera merupakan hasil persilangan antara Dura dan Pesifera, memiliki cangakang
tipis dengan cincin serat di sekeliling biji, ekstraksi minyak memiliki sekitar 22-25. Psifera tidak mempunyai cangkang dengan inti kecil sehingga tidak dikembangkan
sebagai tanaman komersial.
Tandan kelapa sawit baru dapat memproduksi setelah berumur sekitar 30 bulan setelah ditanam di lapangan. Buah yang dihasilkan disebut tandan buah segar
TBS atau fresh fruit bunch FFB. Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat mulai 3-14 tahun dan akan menurun kembali setelah umur 15-25 tahun. Setiap pohon
sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS pertahun dengan berat 3-40 kg per tandan, tergantung umur tanaman. Dalam satu tandan, terdapat 1.000-3.000 brondolan dengan
berat brondolan berkisar 10-20 g.
TBS diolah di pabrikkelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produk setengah jadi. Minyak mentah
atau crude palm oil CPO, MKS dan inti Kernel,IKS harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya. Iyung Pahan, 2006
2. 1. 1 Pembentukan minyak dalam buah
Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang terdapat pada daing buah mesokarp dan minyak inti sawit yang terdapat pada
kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat fisika-kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari
setelah penyerbukan, dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah jenuh. Jika dalam buah tidak terjadi lagi pembentukan minyak, maka yang
terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Pembentukan minyak berakhir jika dari tandan yang bersangkutan telah terdapat buah
memberondol normal.
Minyak yang mula-mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam lemak jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan buah terjadi
pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh.
Minyak yang terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk emulsi pada kantong – kantong minyak, dan agar minyak tidak keluar dari buah,
maka buah dilapisi dengan malam yang tebal dan berkilat.
Untuk melindungi minyak dari oksidasi yang dirangsang oleh sinar matahari maka tanaman tersebut membentuk senyawa kimia yang disebut karotin. Setelah
penyerbukan kelihatan buah berwarna hitam kehijau-hijauan dan setelah terjadi pembentukan minyak terjadi perubahan warna buah menjadi ungu kehijau-hijauan.
Minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak jika dihidrolisisi menghasilkan 3 molekul
asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol. Adapun proses hidrolisis dari trigliserida tersebut sebagai berikut:
O H
2
C O C R
1
CH
2
OH R
1
COOH O
H
+
HC O C R
2
CHOH + R
2
COOH OH
-
O H
2
C O C R
3
CH
2
OH R
3
COOH trigliserida
gliserol 3 mol asam lemak
Trigliserida dapat berwujud padat atau cair, hal ini tergantung dari komposisi asam lemak yang menyusunnya. Sebagai besar minyak nabati berbentuk cair karena
mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh, yaitu asam oleat, linoleat, atau asam
linolenat dengan titik cair yang rendah. R1, R2, dan R3 adalah rantai hidrokarbon
dengan jumlah atom karbon 3 sampai 23, tetapi yang paling umum dijumpai adalah
15 atau 17. Bila R1= R2 = R3, maka trigliserida yang terbentuk disebut trigliserida
sederhana, sebaliknya bila berbeda disebut trigliserida campuran.
2. 1. 2 Pematangan buah