Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

95

3. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Tes kemampuan pemecahan masalah matematis berfungsi untuk mengungkap kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimiliki siswa. Materi yang diteskan adalah fungsi dan persamaan garis lurus. Tes ini berbentuk uraian yang terdiri dari lima butir soal. Tes kemampuan pemecahan masalah matematis, sebelum digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh lima orang penimbang yang berlatar belakang mahasiswa S3 pendidikan matematika yang dianggap ahli dalam pendidikan matematika. Para penimbang diminta untuk menilai atau mempertimbangkan dan memberikan saran atau masukan mengenai validitas isi dan validitas muka dari tes tersebut. Pertimbangan validitas isi didasarkan pada kesesuaian butir soal dengan materi pokok yang diberikan, indikator pencapaian hasil belajar, aspek kemampuan pemecahan masalah matematis yang akan diukur dan tingkat kesukaran untuk siswa SMP kelas 2. Pertimbangan validitas muka didasarkan pada kejelasan soal dari segi bahasa atau redaksional dan kejelasan soal dari segi gambar atau representasi. Hasil pertimbangan mengenai validitas muka dan validitas isi dari kelima orang penimbang disajikan pada lampiran B3. Untuk menguji keseragaman hasil pertimbangan validitas isi dan validitas muka dari kelima penimbang maka diajukan hipotesis sebagai berikut. H : Hasil pertimbangan kelima penimbang seragam. H 1 : Hasil pertimbangan kelima penimbang tidak seragam. Kriteria pengujian dengan menggunakan statistik Q-Cochran adalah: jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H diterima. 96 Hasil perhitungan validitas muka tes kemampuan pemecahan masalah matematis dengan menggunakan statistik Q-Cochran disajikan pada Tabel 3.10. Tabel 3.10. Uji Hasil Pertimbangan Validitas Muka Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Test Statistics N 5 Cochrans Q 8.000 a Df 4 Asymp. Sig. .092 a. 1 is treated as a success. Pada Tabel 3.10. terlihat bahwa Asymp. Sig = 0,092 yang berarti probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, pada taraf signifikansi α = 0,05, H diterima atau dapat disimpulkan bahwa hasil pertimbangan kelima penimbang terhadap setiap butir soal kemampuan pemecahan masalah matematis dari segi validitas muka adalah seragam. Hasil perhitungan validitas isi tes kemampuan pemecahan masalah matematis dengan menggunakan statistik Q-Cochran disajikan pada Tabel 3.11. Tabel 3.11. Uji Hasil Pertimbangan Validitas Isi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Test Statistics N 5 Cochrans Q 4.000 a Df 4 Asymp. Sig. .406 a. 1 is treated as a success. Pada Tabel 3.11. terlihat bahwa Asymp. Sig = 0,406 yang berarti probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, pada taraf signifikansi 97 α = 0,05, H diterima atau dapat disimpulkan bahwa hasil pertimbangan kelima penimbang terhadap setiap butir soal kemampuan pemecahan masalah matematis dari segi validitas isi adalah seragam. Selanjutnya perbaikan beberapa soal berdasarkan saran-saran dari penimbang adalah: Soal nomor 1: Bagan berikut menunjukkan silsilah keluarga Ali dan Nita. Tanda panah menunjukkan hubungan “mempunyai anak”. Ali dan Nita Rahma dan Anton Rina dan Toni Nina dan Tatang Raka Niken Budi Desi Dina Tanti Hanif a. Sebutkan tiga relasi yang mungkin dibentuk antara nama-nama pada silsilah tersebut. b. Buatlah sebuah contoh relasi merupakan fungsi dan sebuah contoh yang bukan merupakan fungsi dari nama-nama pada silsilah tersebut. Jelaskan jawabanmu. Menurut penimbang empat dan penimbang lima gambar bagan pada soal nomor satu tidak realistik sehingga bagan diubah menjadi seperti di bawah ini. Perbaikan soal nomor 1: Ali dan Nita Rahma Toni Nina menikah dengan Anton menikah dengan Rina menikah dengan Tatang Raka Niken Budi Desi Dina Tanti Hanif 98 Soal nomor 3 Sebuah pesawat terbang akan mendarat pada landasan sebuah bandara. Mulai dari roda belakang pesawat keluar 0 detik hingga roda belakang menyentuh landasan bandara, lintasan pesawat tersebut membentuk garis lurus dengan kemiringan gradien -3. Dua detik setelah roda belakang dikeluarkan, pesawat tersebut berada pada ketinggian 600 meter dari atas tanah. a. Berapakah ketinggian pesawat dari atas tanah, 10 detik setelah roda belakang keluar? b. Jika pada saat roda belakang pesawat keluar menunjukkan pukul 12 lewat 15 menit 13 detik, pada pukul berapakah roda belakang pesawat tersebut menyentuh landasan bandara? Menurut penimbang empat dan penimbang lima, gradien -3 tidak realistik pada sehingga soal nomor tiga diubah menjadi seperti di bawah ini. Perbaikan soal nomor 3: Sebuah pesawat terbang akan mendarat pada landasan sebuah bandara. Mulai dari roda belakang pesawat keluar 0 detik sampai roda belakang menyentuh landasan bandara, lintasan pesawat tersebut membentuk garis lurus dengan kemiringan atau gradien - 2 1 . Dua detik setelah roda belakang dikeluarkan, pesawat tersebut berada pada ketinggian 200 meter di atas permukaan tanah. a. Berapakah ketinggian pesawat di atas permukaan tanah, 10 detik setelah roda belakang keluar? 99 b. Jika roda belakang pesawat keluar pada pukul 12 lewat 15 menit 13 detik, pada pukul berapakah roda belakang pesawat tersebut menyentuh landasan bandara? Setelah tes diperbaiki berdasarkan masukan para penimbang, kemudian dilakukan ujicoba pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Pontianak sebanyak 30 orang. Data hasil ujicoba tes kemampuan pemecahan matematis serta perhitungan reliabilitas instrumen dan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B8 dan B9 . Untuk menguji validitas butir soal, skor setiap butir soal dikorelasikan dengan skor total. Selanjutnya untuk menguji validitas butir soal diajukan hipotesis berikut: H : Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara skor butir soal dengan skor total. H 1 : Terdapat korelasi positif yang signifikan antara skor butir soal dengan skor total. Untuk mengukur koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total ini digunakan rumus product moment dari Karl Pearson. Kriteria pengujiannya adalah: jika r hitung r xy ≥ r tabel , maka H ditolak, dalam keadaan lainnya H diterima. Pada taraf α = 0,05 dengan n = 30 diperoleh r tabel = 0,349. Sedangkan untuk menghitung reliabilitas soal digunakan Cronbach-Alpha. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dan koefisien korelasi setiap butir soal untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematis disajikan pada Tabel 3.12. 100 Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Reliabilitas Nomor Soal Validitas Koefisien Korelasi r xy Kriteria 0,403 1 0,475 Valid 2 0,826 Valid 3 0,550 Valid 4 0,437 Valid 5 0,602 Valid Pada Tabel 3.12. terlihat bahwa besarnya koefisien reliabilitas sebesar 0,403. Menurut Guildford Ruseffendi, 2005: 160, suatu tes dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,403 tergolong sedang. Pada tabel 3.12. tersebut terlihat pula bahwa setiap butir soal koefisien r hitung r xy lebih besar dari r tabel 0,349 berarti hipotesis nol ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat korelasi positif yang signifikan antara skor butir soal dengan skor total untuk setiap butir soal. Dengan demikian untuk setiap butir tes kemampuan pemecahan masalah matematis dinyatakan valid. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa tes kemampuan pemecahan masalah matematis dapat digunakan untuk penelitian. Setelah dilakukan beberapa penyempurnaan, perangkat soal tes pemecahan masalah matematis siap dipergunakan sebagai salah satu instrumen penelitian. Kisi-kisi dan perangkat soal tersebut selengkapnya disajikan pada lampiran C3.

4. Skala Self Esteem