Siti Aini Latifah Awaliyah, 2015 EFEKTIVITAS METODE TADABUR QURANI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru, tegasnya metode ceramah.
3.3. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Cirebon yang beralamat di Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 1 RT 02 RW 06 Pekiringan Kesambi
Kota Cirebon. SMA Negeri 2 Cirebon didirikan berdasarkan surat keputusan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 109SMUII1967 tanggal 1 Januari
1967. Tahun pelajaran 20142015 total peserta didik SMA Negeri 2 Cirebon sebanyak 1.304 orang, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3. 2 Jumlah Peserta didik SMA Negeri 2 Cirebon
Kelas L
P Jumlah
Siswa Jumlah
Rombel
X.MIIA 178
209 387
9 X.IIS
67 88
156 4
Jumlah 245
297 542
13
XI.MIIA 132
208 340
9 XI.IIS
26 36
62 2
Jumlah 158
244 402
11
XII.IPA 132
177 309
9 XII.IPS
22 29
51 2
Jumlah 154
206 360
11
TOTAL 557
747 1.304
35
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 2 Cirebon
Siti Aini Latifah Awaliyah, 2015 EFEKTIVITAS METODE TADABUR QURANI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sampel pada penelitian ini yaitu kelas X IIS 3 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang, yang dijadikan sebagai kelas eksperimen X1. Kelompok kedua adalah
kelas X IIS 1 dengan jumlah 36 siswa, yang dijadikan sebagai kelas kontrol X2. Proses pembelajaran mata pelajaran PAI pada kelas eksperimen dalam penelitian ini
menggunakan metode pembelajaran tadabur qurani. Sedangkan untuk kelas kontrol akan menggunakan metode nontadabur qurani tepatnya metode pembelajaran
ceramah
.
3.4. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data dan laporan.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: 1
Membuat surat izin observasipenelitian. 2
Mengadakan observasi ke objek penelitian atau sekolah yang dituju sebagai tempat penelitian dengan melakukan identifikasi permasalahan
yang ada dalam proses pembelajaran PAI melalui observasi terhadap siswa dan guru mata pelajaran.
3 Menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen.
4 Mengkaji silabus dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
5 Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dan soal tes
6 Melakukan uji coba soal untuk menguji instrumen yang diberikan kepada
subjek selain dari sampel penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, dan reliabilitas atas soal tes yang digunakan.
7 Merevisi instrumen dari hasil uji coba yang dipandang perlu perbaikan,
sedangkan yang dinilai jelek dibuang.
2. Tahap Eksperimen
Pada tahap ini, dilakukan beberapa langkah penelitian sebagai berikut:
Siti Aini Latifah Awaliyah, 2015 EFEKTIVITAS METODE TADABUR QURANI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1 Melakukan prates kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2 Melakukan eksperimen dengan menerapkan metode pembelajaran tadabur
qurani pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol menerapkan metode pembelajaran ceramah.
3 Mengadakan pascates pada kedua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
3. Tahap Analisis Data dan Laporan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
1 Mengolah data hasil prates dan pascates dengan melakukan pengujian
statistik berupa perbedaan dua rerata antara prates dan pasca tes pada kelas eksperimen prates dan pasca pada kelas kontrol, prates kelas eksperimen
dengan kelas kontrol, pascates kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dan gaint antara keduanya untuk menguji hipotesis.
2 Menarik kesimpulan hasil penelitian.
3
Menyusun laporan mengenai penelitian yang telah dilakukan.
3.5. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007, p. 61. Variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Metode Tadabur Qurani
Secara etimologi kata tadabur berasal dari bahasa
Arab „
dab
bara’ artinya akhir atau belakang. Adapun makna kata tadabur ialah memikirkan, merenungkan,
dan mempertimbangkan akibat baik buruknya Asyafah, 2011, hal. 21. Metode tadabur qurani, yaitu suatu “produk” tentang cara pembelajaran yang sistematis
dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran melalui membacamendengar, pemahaman, perenungan ayat-ayat Al-quran secara mendalam sehingga mahasiswa
Siti Aini Latifah Awaliyah, 2015 EFEKTIVITAS METODE TADABUR QURANI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
mampu menangkap
nilai-nilai dibalik
ayat-ayat Al-quran
tersebut dan
mengamalkannya Asyafah, 2010, hal. 118. Dengan metode tadabur qurani dalam pembelajaran Agama Islam maka
pikiran dan hati menyatu dengan objek yang dipelajari, menyentuh emosi, suasana pembelajaran khusuk, dosenguru dan mahasiswapelajar merasakan terjadinya
komunikasi
Ilahiyah
, dan peserta didik menangkap nilai-nilai iinternalisasi nilai dari materi yang sedang dipelajari. Adapun langkah-langkah metode tadabur qurani yang
telah dikembangkan oleh Asyafah Asyafah, 2011, hal. 124, mulai dari yang sederhana sampai ke yang lebih kompleks dengan formula ST4, yakni: 1
simā’ahtilāwah mendengarkanmembacakan
,
2 tafhīm memahamkan
,
3 tażawwuq
memancarkan ke dalam hati
,
4
ta
ṣ
diq
membenarkan dengan hati
,
dan 5
tajawwub
kesediaan atau merespons untuk menaati baik secara lisan maupun tindakan Asyafah, 2011, hal. 124
.
2. Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir merupakan kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan secara seksama
Nurhadi dkk, 2004, hal. 56. Menurut Sapriya dan Winataputra berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang mengemukakan penilaian dengan menerapkan norma dan
standar yang benar Sapriya dan Winataputra, 2004, hal. 196. Sedangkan Sanjaya Sanjaya, 2009, hal. 84 mengartikan bahwa:
“Berpikir kritis adalah keterampilan yang menggunakan proses berpikir dasar untuk menganalisis argumen, memunculkan wawasan dan interpretasi ke dalam pola penalaran
yang logis, memahami asumsi dan bisa yang mendasari setiap posisi, memberikan model persen
tasi yang ringkas dan meyakinkan.”
Santrock mengemukakan bahwa berpikir kritis melibatkan cara berpikir instropektif dan produktif serta mengevaluasi kejadian Santrock, 2007, hal. 195.
Begitu juga menurut, berpendapat bahwa berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan Eni, K. dkk., 2013, hal. 10.
Siti Aini Latifah Awaliyah, 2015 EFEKTIVITAS METODE TADABUR QURANI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pada dasarnya berpikir kritis menyentuh seluruh dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali pada pengalaman sehari-hari di kehidupan kita. Seperti yang dikatakan
Molan bahwa berpikir kritis itu tidak hanya terjadi dalam dunia ilmiah, melainkan juga dalam pengalaman kehidupan sehari-hari Molan, 2012, hal. 11. Lebih lanjut
lagi Molan mengatakan bahwa dalam dialog, diskusi, debat, atau menulis, kita selalu menyampaikan argumen untuk mendukung pendapat kita. Maka kita mendukung
argumen kita dengan data, fakta, dan penalaran-penalaran untuk mendukung klaim yang menjadi kesimpulan argumentasi kita.
3.6. Skenario Pembelajaran
1. Pembelajaran Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen dalam penelitian ini yaitu kelas X IIS 3 yang berjumlah 36 orang siswa. Proses pembelajaran PAI pada kelas eksperimen dilakukan dengan
menerapkan metode tadabur qurani dengan kompetensi dasar Iman Kepada Malaikat. Berdasarkan silabus mata pelajaran PAI kelas X materi ini dialokasikan sebanyak 2 x
3 jam 2 pertemuan. Kegiatan inti pembelajaran dengan metode tadabur qurani dilakukan dengan tahapan-tahapan yang terdapat dalam tabel 3.3 terlampir pada
lampiran 2.
2. Pembelajaran Kelas Kontrol
Kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas X IIS 1 yang berjumlah 36 orang siswa. Proses pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan dengan menerapkan
metode non tadabur tepatnya metode ceramah dengan kompetensi dasar Iman Kepada Malaikat dengan alokasi waktu sebanyak 2 x 3 jam 2 pertemuan.
Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah diselingi tanya jawab. Adapun prosesnya seperti berikut ini.
a. Guru menjelaskan hakikat beriman kepada malaikat.
b. Guru menerangkan ayat-ayat Quran yang berhubungan dengan keimanan.
c. Guru bertanya jawab dengan siswa sebagai evaluasi.
Siti Aini Latifah Awaliyah, 2015 EFEKTIVITAS METODE TADABUR QURANI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data harus disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan menggunakan
angket, pedoman wawancara, pengamatan, ujian atau tes, dokumentasi, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, pengumpulan data hanya menggunakan teknik angket
tentang berpikir kritis, baik prates maupun pascates pada kelas eksperimen dan kontrol. Melalui teknik ini dapat diketahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa,
baik sebelum maupun sesudah diterapkannya metode tadabur qurani dan metode ceramah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga akhirnya dapat
dibandingkan efektivitasnya antara kedua metode tersebut.
3.8.Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen tes sikap model likert. Tes sikap digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran pendidikan agama Islam. Instrumen ini dibuat oleh peneliti sendiri. Penggunaan tes sikap model likert ini, berdasarkan pada salah satu tujuan penelitian
yakni untuk mengujii efektivitas metode tadabur qurani terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, dan output yang diharapkannya adalah meningkatnya kemampuan
berpikir kritis siswa. Untuk mengetahui meningkat atau tidaknya kemampuan berpikir kritis siswa tersebut, maka digunakan tes sikap model likert. Tes sikap
angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
siswa untuk dijawabnya. Menurut Sugiyono Sugiyono, 2007, hal. 142 “angket
merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden”. Selain
itu, angket juga cocok digunakan untuk jumlah sampel yang besar. Sebelum diberikan kepada responden, angket harus diuji validitas
dan reliabilitasnya terlebih dahulu karena angket yang tidak valid dan reliabel
akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel juga.
Siti Aini Latifah Awaliyah, 2015 EFEKTIVITAS METODE TADABUR QURANI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah pengembangan instrumen penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a memperhatikan definisi operasional tentang kemampuan berpikir
kritis, b Membuat kisi-kisi kemampuan berpikir kritis, c Menyusun 90 pernyataan skala sikap berdasarkan kisi-kisi untuk diujicobakan, kemudian dilakukan uji
validitas instrumen secara keseluruhan, baik validitas isi maupun validitas konstruk, d Meminta penilaian kepada pembimbing dan pakar yang berkompeten dalam
bidang instrumen dan berpikir kritis, serta memilki komitmen keagamaan yang kuat untuk menguji validitas isi, yaitu: Mif Baihaqi, M.Si. Pakar I, Dr. Munawar
Rahmat, M.Pd. Pakar II, Dr. Edi Suresman, M.Pd. Pakar III, Dr. H. Abas Asyafah, M.Pd. Pembimbing I, Dr. Aceng Kosasih, M.Ag. Pembimbing II, e Menganalisis
butir-butir pernyataan tes hasil penilaian dari pakar untuk memilih butir-butir pernyataan yang sudah memadai yang dapat diperbaiki dan yang tidak dapat
dipergunakan. Setelah mendapatkan penilaian instrumen dari pakar tersebut, pernyataan yang layak diujicobakan menjadi 54 item .
a. Mengujicobakan instrumen tersebut pada siswa di luar sampel penelitian.
b. Menganalisis sacara statistik pernyataan hasil ujicoba tersebut untuk dilihat
validitas konstruk dan reabilitasnya. c.
Setelah dilakukan validitas konstruk serta realibilitas didapatkan 34 item
yang layak. d.
Menata kembali semua pertanyaan yang sudah lolos seleksi pada tahap di atas menjadi skala sikap.
e. Memperbaiki butir pernyataan yang masih perlu penghalusan dan
menyusun kembali set pernyataan untuk dijadikan instrumen final.
3.9. Uji Coba Instrumen