Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab II- H alaman 37 .
untuk rawat jalan, ruang ICCU, ruang pelayanan anak, pelayanan rawat inap umum. Sedangkan untuk Hemodialisa, kamar operasi, laboratorium,
ruang gisi, ruang radiologi, apotek, ruang rawat inap gakin belum dapat digunakan karna masih menunggu pengadaan kabel feeder sebagai
kelengkapan prasarana rumah sakit.
c. Bidang Kesehatan Keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan tidak lepas dari
peran serta pemerintah kabupaten Ponorogo dan Masyarakat. Pemerintah sebagai penyedia fasilitas-fasilitas kesehatan senantiasa berupaya untuk
terus meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan. Kasadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat dengan
naiknya prosentase jumlah penduduk yang menggunakan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit pemerintah maupun swasta. Hal ini juga
berkaitan dengan program bantuan yang digulirkan oleh pemerintah dalam membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan keringanan
biaya dalam bidang kesehatan seperti, Jamkesmas dan Jamkesda. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata
dan bermutu, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sangat diperlukan. Untuk itu, pemerintah terus melakukan pembangunan dan
rehabilitasi puskesmas dan jaringannya mulai puskesmas pembantu, puskesmas perawatan, puskesmas keliling hingga piliklinik kesehatan
desa. Disamping itu kapasitas rumah sakit juga terus ditingkatkan kemampuannya, terutama dalam meningkatkan daya tampung untuk
perawatan maupun peningkatan fasilitas pelayanan medik, seperti ruang operasi, UGD, ruang isolasi, unit transfusi darah UTD dan Laboratorium
Kesehatan. Pembangunan rumah sakit baru mutlak dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sampai
dengan akhir 2010, telah tersedia 31 puskesmas dengan 18 puskesmas rawat inap dan 13 puskesmas rawat jalan, 56 puskesmas pembantu dan
Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab II- H alaman 38 .
52 puskesmas keliling, serta telah terbentuk Desa siaga sejumlah 300 Desa serta 246 Polindes.
d. Bidang Pendidikan
Pembangunan pendidikan diarahkan pada peningkatan kualitas kecerdasan, mewujudkan manusia dan masyarakat yang mandiri, beriman
dan bertagwa serta berbudi pekerti dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan pendidikan
diorientasikan pada
terselenggaranya program wajib belajar 12 tahun dengan memberikan kesempatan seluas luasnya kepada masyarakat kurang mampu dan atau
yang terkena dampak krisis ekonomi, anak putus sekolah dropout karena alasan ekonomi.
Berbagai jenis pendidikan kejuruan dan keahlian terus diperluas dan dikembangkan kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia
usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan profesional. Kesempatan untuk memperoleh pendidikan dikembangkan secara merata
di seluruh wilayah dengan dasar kemampuan dan daya dukung serta kondisi daerah setempat.
Pendidikan luar sekolah seperti kursus dan pelatihan ketrampilan telah diperluas dan ditingkatkan mutunya untuk meningkatkan ketrampilan
dan profesionalisme serta kewirausahaan sehingga mampu menciptakan lapangan kerja dan manfaatkan kesempatan kerja. Pendidikan,
pengadaan dan pembinaan tenaga kependidikan lainnya pada semua jenis, jalur, jenjang pendidkan dikembangkan secara terpadu dan
memadai untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, sarana
ketrampilan dan pelatihan, media dan teknologi pengajaran serta fasilitas pendidikan jasmani, dikembangkan dan disebarluaskan secara merata.
Tersedianya sarana pendidikan yang memadai hingga ketingkast desa merupakan salah satu bentuk hasil pelaksanaan pembangunan di
Kabupaten Ponorogo. Perkembangan jumlah sekolah pada tahun 2010
Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab II- H alaman 39 .
meningkat cukup signifikan pada tingkat pendidikan TK, yang berarti bahwa kesadaran masyarakat terhadap pendidikan usia dini semakin
meningkat. Perkembangan jmlah murid pada tahun 2010 juga mengalami keniakan dari tahun sebelumnya. Pada tingkat pendidikan TK bila
dibandingkan tahun ajaran lalu jumlah sekolah, murid dan guru terjadi perubahan menjadi 401 sekolah; 13.149 murid dan 1.329 guru. Tingkat
SD mengalami perubahan menjadi 609 sekolah; 72.006 murid dan 6.919 guru. Tingkat SMP terjadi perubahan menjadi 87 sekolah; 27.345 murid
dan 2.217 guru. Tingkat SMU terjadi perubahan menjadi 27 sekolah; 10.204 murid dan 933 guru. Dan Pada tingkat SMK terjadi kenaikan
menjadi 35 sekolah; 12.400 murid dan 922 guru. Sedangkan untuk kondisi Madrasah, jumlah sekolah untuk semua tingkat pendidikan tidak banyak
mengalami perubahan. Pada tahun 2005 dilakukan rehabilitasi gedung sekolah SMA
sebanyak 6 sekolah, tahun 2006 sebanyak 14 sekolah, tahun 2007 sebanyak 5 sekolah dan tahun 2008 sebanyak 1 sekolah. Untuk tingkat
SD telah dilakukan rehabilitasi gedung mulai tahun 2006 sebanyak 138 ruang kelas, tahun 2007 sebanyak 252 ruang kelas dan tahun 2008
senyak 765 ruang kelas. Pada tahun 2010 pada jenjang pendidikan SMP telah dilakukan rehabilitasi ruang kelas sejumlah 11 ruang kelas di 11
SMP. Disamping itu di jenjang pendidikan SMA juga telah dilakukan rehabilitasi sedang berat terhadap 11 ruang kelas di 11 SMA Negeri serta
tingkat SMK juga dilakukan rehabilitasi di 3 ruang kelas yakni di SMK Negeri Badegan, Slahung dan Sawoo. Pada tahun 2011, Sekolah Dasar
Negeri yang mendapatkan kegiatan rehabilitasi ruang kelas dan pembangunan perpustakaan serta mendapatkan meubelair berjumlah 140
SD dengan sumber dana dari DAK. Sedangkan sekolah menengah pertama yang mendapatkan alokasi DAK untuk rehabilitasi ruang kelas,
pembangunan ruang kelas baru dan mebelair berjumlah 12 SMPN. Untuk pembangunan yang didanai dari Dana Percepatan Pembangunan
Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab II- H alaman 40 .
Infrastruktur Perdesaan DPPID meliputi 1 sekolah menengah pertama swata dan 16 sekolah menengah pertama negeri.
d. Bidang Angkatan Kerja