Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab II- H alaman 24 .
karna akan mendudukkan mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Untuk meningkatkan posisi
tawar masyarakat miskin, diperlukan berbagai upaya pemberdayaan agar masyarakat miskin lebih berkesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
pembangunan. Selain itu diperlukan upaya pemberdayaan agar masyarakat miskin dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi sehingga mengubah
pandangan terhadap masyarakat miskin dari beban Liabilities menjadi potensi Asset. Management program-program kemiskinan dan
pengangguran harus dilakukan dengan lebih baik. Banyak program kemiskinan dan pengangguran milik pemerintah Pusat, Propinsi dan
Kabupaten yang saling tumpang tindih sehingga efesiensi dan efektivitas program sangat rendah. Untuk itu pengelolaan program yang lebih baik
sudah merupakan keniscayaan yang saat ini diperlukan, mengingat dana pembangunan kita semakin terbatas. Program untuk rakyat miskin
seharusnya dapat dipetakan sehingga menjadi mosaik yang bagus dilihat dari bentuk, ragam dan warna artinya: tidak perlu adanya penyeragaman
standarisasi tetapi yang diperlukan adalah koordinasi yang efisien dan efektif. Lokasi, target, macam dan besarnya bantuan tentu bisa menjadi
kualifikasi mengelompokan program. Mengingat Kabupaten Ponorogo ini cukup luas dengan penduduk yang cukup besar management program ini
sangat penting.
c. Indek Pembangunan Manusia IPM
Pembangunan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat adalah suatu ungkapan yang menyiratkan pentingnya peran manusia dalam
pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Manusia disini bukan hanya semata mata diberlakukan sebagi obyek tapi yang lebih
penting sebagai subyek pembangunan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas dan berkesinambungan agar
dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran secara significant maka sangat diperlukan upaya peningkatan kualitas manusia secara terus
Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab II- H alaman 25 .
menerus melalui pembangunan manusia. Untuk dapat mengetahui perkembangan kinerja pembangunan daerah, indikator yang dapat
digunakan adalah Indek Pembangunan Manusia IPM melalui indikator indek pendidikan, derajat kesehatan dan daya beli masyarakat.
IPM Kabupaten Ponorogo dari tahun ke tahun meningkat secara mantab. Pada tahun 2005, IPM Kabupaten Ponorogo adalah 65,337
Kemudian pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009 serta 2010 meningkat berturut turut menjadi 65,775; 67,400; 67,914; 69,55 dan 70,34.
Tabel 2.6. Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo Tahun 2006-2011
Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2012
d. Tingkat Pengangguran Terbuka
Prioritas pembangunan Kabupaten Ponorogo yang cukup penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah penanganan
pengangguran terbuka yang masih cukup tinggi. Perkembangan jumlah pengangguran di Kabupaten Ponorogo tidak lepas dari kondisi demografi,
geografi dan pola pikir masyarakatnya. Struktur penduduk yang didominasi oleh masyarakat yang berada di pedesaan dengan mata pencaharian
sebagai buruh tani dan sedikit sebagai petani yang memiliki lahan pertanian
69.78 70.38
71.06 71.62
65.38 65.78
67.4 69.07
69.75 70.34
62 63
64 65
66 67
68 69
70 71
72 73
2005 2006 2007 2008 2009 2010 Ponorogo
Propinsi .
Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab II- H alaman 26 .
merupakan kantong kantong penggangguran yang perlu mendapatkan penanganan khusus. Dengan skill ketrampilan yang sangat minim yang
hanya terbatas pada sektor pertanian saja akan berakibat sulitnya mencari pekerjaan alternatif. Rendahnya upah di sektor pertanian perdesaan
berdampak pada rendahnya minat untuk bekerja pada sektor ini. Pola pikir sebagaian masyarakat yang beranggapan bahwa yang disebut bekerja
adalah yang bekerja di pemerintahan dan perusahaan. Sementara kedua sektor ini daya tampung dan kesempatannya sangat terbatas.
Pada tahun 2005 prosentase pengangguran terbuka cukup besar mencapai 18,59 persen. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan dengan
melaksankan berbagai program dan kegiatan baik yang bersifat pemberdayaan maupun stimulus kepada masyarakat, dan pada tahun 2006
jumlah pengangguran terbuka dapat ditekan hingga mengalami penurunan menjadi 8,17 persen dan pada tahun 2007 turun lagi menjadi 6,63 persen.
Numun dengan adanya kenaikan adanya kebijakan Pemerintah Pusat untuk mengurangi subsidi BBM yang mengakibatkan naiknya harga BBM,
berdampak pula pada perusahaan-perusahaan barang jasa untuk mengurangi tenaga kerja atau dengan kata lain terjadi adanya Pemutusan
Hubungan Kerja PHK sehingga jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2008 mengalami peningkatan kembali mencapai kisaran angka 8,98 persen.
Pada tahun 2009 yang lalu target tertinggi pengganguran terbuka Kabupaten Ponorogo adalah 4,84 persen sebagaimana ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2005-2010, dapat berhasil dicapai yaitu 3,45 persen. Diharapkan
pada tahun 2010 tingkat pengangguran terbuka dapat ditekan pada angka 2,67 persen. Walaupun jumlah pengangguran terbuka bisa ditekan namun
masih ada tenaga kerja setengah menganggur yang masih cukup tinggi yang memberikan indikasi bahwa penduduk yang bekerja masih belum
produktif atau waktu yang digunakan untuk kerja dibawah jam kerja normal.
Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab II- H alaman 27 .
Tabel 2.7. Tingkat pengangguran terbuka TPT Kabupaten Ponorogo tahun 2005-2010.
Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2012
2.3. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2011 a. Bidang Pertanian