Lampiran  RKPD kabupaten  Ponorogo Tahun 2013.          Bab II- H alaman    42 .
2.  Pemenang  dalam  pemilihan  duta  wisata  kategori  The  Best  Talent Raka Tahun 2009
3.    Pemenang  nominasi  ”The  Most  Exiting  Award”  kelompok  wisata budaya kategori daya tarik wisata ”Larung Sesaji”
4.  Pemenag Anugerah wisata Jawa Timur Tahun 2010 Juara 1 bidang wisata budaya melalui Larung Do,a Telaga Ngebel.
f.   Bidang Politik, Sosial dan Budaya
Pembangunan politik, sosial dan budaya di Kabupaten Ponorogo secara umum dapat dikatakan semakin baik yang ditandai dengan proses
demokratisasi yang  telah  berjalan  pada  arah yang benar.  Demikian  pula antusiasme  masyarakat    untuk  berpolitik  yang  cerdas dan  santun cukup
tinggi,  seiring  dengan  dinamika  kehidupan  masyarakat  yang  semakin kritis. Adanya tuntutan keterbukaan dalam wadah partisipasi politik rakyat
secara lebih variatif dan munculnya berbagai bentuk asosiasi masyarakat sipil,  baik  dalam  bentuk  ormas,  LSM  maupun  forum  lain  menjadi  modal
yang  sangat  penting  dalam  mewujudkan  proses  demokratisasi  kedepan. Organisasi  kemasyarakatan,  Lembaga  Swadaya  Masyarakat  maupun
forum–forum lainnya, selama ini telah  banyak memberikan masukan yang positif  dan  mengontrol  pemegang  kendali  pembangunan  untuk  tetap
berpihak kepada sebesar–besarnya kemakmuran masyarakat. Wujud  nyata  mantapnya  kehidupan  berpolitik  masyarakat
Kabupaten  Ponorogo  tercermin  pada  keberhasilan  dalam  Pemilihan Umum  Tahun  2009  yang  diikuti  oleh  29  partai  politik  dengan  hasil  :  11
partai  politik  telah  memperoleh  kursi  di  DPRD  Kabupaten  Ponorogo periode  2009  –  2014,    yaitu  PDIP  memperoleh  9  kursi,  Partai  Golkar  9
kursi,  PKB  7  kursi,  Partai  Demokrat  7  kursi,  PAN  6  kursi,  PPP  3  kursi, PKS 1 kursi, PKNU 3 kursi, HANURA 3 kursi, PNI Marhaenisme 1 kursi,
PKPI  1  kursi  dan  secara  umum  berjalan  aman  dan  tertib.  Disamping pemelihan  umum  legislatif,  Pemerintah  Kabupaten  Ponorogo  bersama
masyarakat  serta  berbagai  elemen  masyarakat  telah  berhasil  pula
Lampiran  RKPD kabupaten  Ponorogo Tahun 2013.          Bab II- H alaman    43 .
menyelenggarakan Pemilihan Umum Kepala Daerah pada tanggal 4 Juni 2010 dengan aman, tertib serta kondusif dan telah berhasil memilih Bupati
dan Wakil Bupati pasangan H. Amin, SH – Yuni Widyaningsih, SH untuk masa jabatan 2010 – 2015.
Peningkatan  kesehatankesejahteraan  keluarga  melalui  program KB,  menunjukan  kemajuan.  Pencapaian  akseptor  KB  mengalami
penurunan dari tahun 2007 sebanyak 151.442 akseptor, kemudian Tahun 2008 turun menjadi 135.401 akseptor. Jumlah dan jenis alat kontrasepsi
yang  digunakan  masyarakat  adalah  IUD  58.106  akseptor;  suntik  50.893 akseptor;  tabletpil  10.408  akseptor;    MO  8.067  akseptor;  Implant  6.374
akseptor  dan  kondom  1.553  akseptor.  Sedangkan  pada  tahun  2009 jumlah  akseptor  KB  sebanyak  137.664  orang,  dengan  jenis  kontrasepsi
sebagai berikut: untuk IUD 56.600 akseptor; MO 8.356 akseptor; Implant 7.486 akseptor; Tablet 10.515 akseptor; Suntik 50.397 akseptor; dan yang
memakai Kondom adalah 4.310 akseptor. Prestasi  yang  menonjol  di  bidang  KB  pada  tahun  2011
diantaranya: a.  Juara II lomba KB Award Tingkat Propinsi Jawa Timur.
b.  Juara III lomba penyuluh KB tingkat Propinsi Jawa Timur. c.  Juara II Kader BKB tingkat Propinsi Jawa Timur
d.  Penghargaan  sebagai  Artistik  terbaik  media  seni  budaya  tradisional dari perwakilan BKKBN Propinsi Jawa Timur
e.  Juara I lomba  kesatuan gerak PKK-KB- Kesehatan Tingkat Nasional Tahun 2011.
f.  Penghargaan  sebagai  peserta  KB  lestari  selama  15  tahun  dari Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan rakyat republik Indonesia.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui jaring pengaman sosial  untuk  Tahun  2008  dilaksanakan  melalui  alokasi  dana  jaring
pengaman  sosial  bidang  kesehatan  Tahun  2008  sebesar  Rp. 200.000.000,-  yang  diperuntukkan  bagi  pelayanan  kesehatan  dasar
Lampiran  RKPD kabupaten  Ponorogo Tahun 2013.          Bab II- H alaman    44 .
76.294 keluarga miskin;. Sedangkan pada tahun 2009 jumlah masyarakat miskin  yang  mendapatkan  program  jaring  pengaman  sosial  adalah
340.056 orang dengan total alokasi dana sebesar Rp. 11.422.013.021,- Komitmen  Pemerintah  Daerah  untuk  meningkatkan  pelayanan
kepada  wong  cilik  semakin  ditingkatkan  diantaranya  dengan  naiknya anggaran    Tahun  2009  untuk  pelayanan  kesehatan  masyarakat  miskin
melalui Jamkesda yang mensinergi dengan Jamkemas program Nasional sebesar    Rp.  600.000.000,-  dan  tahun  2010  telah  dinaikkan  kembali
anggaran  untuk  Jamkesda  menjadi  sebesar  Rp.  2.800.000.000,-  yang merupakan  bentuk  kerja  sama  antara  Pemerintah  Kabupaten  Ponorogo
dengan  Pemerintah  Propinsi  dalam  meningkatkan  pelayanan  kesehatan bagi  masyarakat  miskin,  dengan  pembagian  kewenangan  dan  tanggung
jawab  yakni  untuk  Jamkesda  Kabupaten  untuk  mendanai  pelayanan masyarakat  miskin  mulai  dari  puskesmas  dan  rumah  sakit  Dr.  Hardjono
milik pemerintah kabupaten Ponorogo dan untuk tindak lanjut pelayanan kesehatan  yang  mengharuskan  penangan  yang  lebih  intensif  akan
ditanggung  oleh  anggaran  Jamkesda  Pemerintah  Propinsi  untuk pelayanan  dirumah  sakit  milik  Pemerintah  Propinsi  seperti  Rumah  Sakit
Dr. Soedono Madiun, rumah sakit Shaiful Anwar di Malang, Rumah sakit Dr. Soetomo di Surabaya dll.
Selain  itu,  dalam  rangka  peningkatan  kesejahteraan  sosial, alokasi  dana  program  kompensasi  pengurangan  subsidi  BBM  bidang
pendidikan  dasar  dan  menengah  bantuan  murid  khusus  BKM  Tahun 20082009  mencapai  jumlah  total  Rp.  26.073.994,-  yang  diperuntukan
bagi  111.128  siswa.  Perincian  jumlah  penerima  dan  besarnya  dana sebagai  berikut  :  untuk  SDMI  sejumlah  74.854  siswa  dengan  dana
sebesar  Rp.  14.858.524,-;  untuk  SLTPMTs  sejumlah  27.918  siswa dengan  dana  sebesar  Rp.  7.956.630,-;  untuk  SMUSMKMA  sejumlah
8.356  siswa  dengan  dana  sebesar  Rp.  3.258.840,-    Sedangkan  untuk tahun  2009  pada  periode  bulan  Januari-Juni  jumlah  murid  yang
mendapatkan  PKPS-BBM  adalah  108.041  orang  dengan  total  nilai  Rp.
Lampiran  RKPD kabupaten  Ponorogo Tahun 2013.          Bab II- H alaman    45 .
24.870.059.000,-  dan  untuk periode  bulan  Juli  – Desember  2009  jumlah siswa penerima PKPS-BBM adalah 106.386 orang dengan total nilai Rp.
23.906.666.000,- . Untuk tahun 2010 jumlah murid penerima PKPS-BBM mengalami  peningkatan  hingga  mencapai  201.908  siswa  dengan  total
nilai Rp. 22.440.996.000,- pada periode bulan Januari – Juni  tahun 2010 dan pada periode Juli-Desember total mencapai Rp. 23.906.666.
Dalam  rangka  peningkatan  kesejahteraan  telah  dilaksanakan program  transmigrasi,  untuk  tahun  2008  sebanyak  63  transmigran
sedangkan yang menjadi TKITKW yang berangkat ke Luar Negeri Tahun 2008  sejumlah  1.488  orang  terdiri  laki  laki  236  dan  perempuan  1.252
orang.  Adapun  Negara  tujuan  adalah  Malaysia,  Hongkong,  Arab  Saudi, Singapura, Abu Dhabi dan Brunei Darussalam. Pada tahun 2010 jumlah
TKITKW  mencapai  1.892  orang  mengalami  peningkatan  sebesar  404 orang.
Dari aspek keagamaan, masyarakat Kabupaten Ponorogo adalah masyarakat  yang  religius.  Penduduk  Kabupaten  Ponorogo  99
beragama  Islam  atau  1.004.899  orang  beragama  Islam  dari  total  jumlah penduduk  1.013.769  orang.  Untuk  penduduk  lainnya  3.039  orang
bergama  Katholik;  3.168  orang  bergama  protestan;  72  orang  beragam Hindhu dan 340 orang bergama Budha. Jumlah tempat ibadah untuk umat
Islam adalah 2.016 masjid dan 2.328 musholalanggar. Sedangkan jumlah rumah ibadah untuk non muslim adalah gereja ada 27 buah, pura 1 buah
dan Vihara 2 buah. Kabupaten  Ponorogo  juga  terkenal  dengan  kehidupan  pondok
pesantrennya.  Jumlah  pondok  pesantren  pada  tahun  2008  sejumlah  84 pondok. Pondok pesantren tersebut didukung oleh guru pondok pesantren
sejumlah 30.656 orang. Namun untuk jumlah santri bertambah dari 30.444 santri menjadi 30.825 santri. Untuk jumlah jamaah haji dari sesuai dengan
jumlah  kuota  Kabupaten  Ponorogo  Tahun  2008  sebanyak  579  orang. Sedangkan  pada  tahun  2009  jumlah  pondok  pesantren  meningkat
menjadi  89,  dengan  jumlah  santriwati  14.500  orang  dan  17.416  santri
Lampiran  RKPD kabupaten  Ponorogo Tahun 2013.          Bab II- H alaman    46 .
serta  jumlah  guru  1.063  orang.  Pada  tahun  2010  jumlah  pesantren meningkat menjadi 91 pondok dengan santri 25.743 orang.
Jumlah  penduduk  yang  melangsungkan  perkawinan  sebanyak 10.332 orang. Untuk yang talak naik dibanding Tahun 2007 yaitu dari 128
menjadi  470  Sedangkan  yang  cerai  naik  dari  771  pada  tahun  2007 menjadi  747  pada  Tahun  2008  dan  pada  tahun  2009  naik  kembali
menjadi    924,  sedangkan  tahun  2010  tidak  ada  cerai  dengan  jumlah pernikahan 9.575.
Dalam  bidang  seni  budaya,  untuk  menjaga  kelestarian  Reyog sebagai budaya asli Ponorogo setiap desa disarankan minimal harus ada
1 unit Reog. Sedangkan untuk ajang adu ketrampilan dalam pagelarannya setiap bulan suro diadakan festival reog yang diikuti peserta dari seluruh
penjuru  tanah  air.  Secara  keseluruhan  jumlah  organisasi  kesenian  di Kabupaten  Ponorogo  pada  tahun  2010  adalah  :  Reog  164  unit  Reog
Dadak  164;  Reog  Mini  25;  Reog  Tek  13;  samrohhadroh  233  unit; karawitan  181  unit;  terbang  sholawat  44  unit;  wayang  kulit  15  unit;
campursari 79 unit; qosidah 3 unit; bandorkes 10 unit; Ketoprakludruk 7 unit; musik odrot 4 unit; jemblungan 1 unit; wayang orang 3 unit; kongkil 1
unit;  dan  lain-lain  40  unit.Untuk  mengembangkan  seni  budaya  di Ponorogo,  tiap  tahun  diadakan  grebeg  suro  sekaligus  sebagai  ajang
wisata budaya Kabupaten Ponorogo.
d.  Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Pemerintah
Kabupaten Ponorogo
mengupayakan agar
masyarakat mampu meningkatkan keamanan lingkungan masing-masing, menjaga  agar  tidak  terjadi  konflik  di  masyarakat  dengan  meningkatkan
kerukunan  masyarakat,  umat  beragama,  kelompok  atau  orgainsasi  di masyarakat.  Pemerintah  Kabupaten  Ponorogo  mengupayakan  lebih
meningkatkan  kerjasama  dengan  lembaga  penegak  hukum  dan pemahaman  HAM  serta  menggerakkan  partisipasi  masyarakat  dalam
Lampiran  RKPD kabupaten  Ponorogo Tahun 2013.          Bab II- H alaman    47 .
penaggulangan tindak kejahatan dengan sistim keamanan swakarsa dan bela negara.
Tindak kejahatan yang terjadi di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2010  mengalami  penurunan dibanding  tahun  2009,  yaitu  dari  591 kasus
menjadi  558  kasus.  Untuk  tahun  2010  jenis  tindak  pidana  yang  terjadi adalah : pencurian dengan pemberatan 133 kasus; pencurian kayu jati 12
kasus, pencurian kendaraan bermotor 42 kasus; penganiayaan ringan 10 kasus;  penganiayaan  berat  13  kasus;  pencurian  dengan  kekerasan  2
kasus; pencurian hewan ternak 4 kasus; pembunuhan 2 kasus; kebakaran masing-masing 1 kasus; lain-lain 175 kasus.
Langkah-langkah  yang  sudah  dilaksanakan  oleh  Pemerintah  Kabupaten Ponorogo antara lain :
1.  Meningkatkan  kerja  sama  dengan  penegak  hukum  dalam penegakan supremasi hukum;
2.  Meningkatkan kemampuan daya tangkal masyarakat yang tangguh baik di pemukiman maupun di tempat kerja;
3.  Peningkatan kapasitas Polisi Pamong Praja melalui pembinaan dan pemberdayaan Linmas dan penanggulangan bencana; dan
4.  Membentuk  wadah  koordinasi  seluruh  kegiatan  penanggulangan narkoba di Kabupaten Ponorogo.
h.  Bidang Hukum