Menyusun huruf miring yang benar dalam kalimat Sesuai Ejaan Bahasa Indonesia EBI

di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Misalnya: Dewan Perwakilan Rakyat. 11 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata termasuk unsur kata ulang sempurna di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Inspirasi Guru. 12 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Misalnya: M.AP Magister Ahli Pemerintah. 13 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya: Darham bertanya, Itu apa, Pak?

f. Menyusun huruf miring yang benar dalam kalimat Sesuai Ejaan Bahasa Indonesia EBI

1 Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka misal : Ahmad. 2010. Profil Guru. Jakarta: Pustaka Anwar 2 Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat, misalnya : Huruf akhir dari abad adalah d 3 Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing misalnya : Adat baayunan dari Banjar. g. Menerapkan penggunaan tanda baca yang benar koma, titik dua, dan tanda seru melalui sajian kalimat Sesuai Ejaan Bahasa Indonesia EBI 1 Tanda koma , Tanda koma sebagai unsur rincian misalnya : disana ada batu, pasir, dan pohon. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan contoh : saya mau buah itu, tetapi belum musimnya. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya misalnya : Jika sanggup, aku akan berlari. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian misalnya : Dengan demikian, rapat ini saya tutup. Tanda koma dipakai sebelum danatau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Pak. Misalnya : Aduh, bensin habis. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan 19 langsung dari bagian lain dalam kalimat misalnya Kata teman saya, kita harus berangkat sekarang. Tanda koma dipakai di antara a nama dan alamat, b bagian-bagian alamat, c tempat dan tanggal, serta d nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan misalnya Saudara Ismail, Jalan Kuranji RT. 002, Sulingan, Tabalong. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka contoh : Aulia, Munawar. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. Misalnya: Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950, hlm. 25. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: Munawar.A, S.Pd. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya: 0,7777 Km. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi misalnya : Pejabat yang terkait, sebagaimana yang dimaksud pasal 3, harus bekerja sesuai tuntutan. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah bacasalah pengertian. Misalnya: Dalam pengembangan teknologi, kita dapat melakukannya di kelas 2 Tanda Titik Dua : Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan : Mereka disana membutuhkan peralatan : meja, kursi, tenda, dan kayu. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya: Ketua Umum : Munawar Aulia. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya: Away : “Angkat senjata itu”. Tanda titik dua dipakai di antara a jilid atau nomor dan halaman, b surah dan ayat dalam kitab suci, c judul dan anak judul suatu karangan, serta d nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka. Misalnya: Jakarta : Media Press. 3 Tanda Seru Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, 20 ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. Coba kamu dengarkan apa yang saya ucapkan.

2. Keterampilan Menyimak a. Pengertian Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa