Teori Belajar Ringkasan Materi Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

d. IPS Potensi peserta didik pada IPS yaitu memiliki pengalaman kebersamaan hidup dalam masyarakat. e. PKn Potensi peserta didik pada mata pelajaran PKn adalah memiliki pengalaman berdasarkan keteladanan dalam keluarga.

2. Teori Belajar

Dalam psikologi belajar terdapat dua aliran yaitu tingkah laku behavioristik dan kognitif.dan kognitif. Berikut beberapa teori belajar yang bisa menjadi landasan guru sekolah dasar dalam merancang, melaksanakan, dan menilai lima mata pelajaran. a. Teori belajar Vygotsky Lev Semenovich Vygotsky merupakan tokoh penting konstruktivisme sosial, ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky yaitu Zone of Proximal Development ZPD dan Scaffolding. ZPD adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial yang dimaksud adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan dewasa secara mandiri. Yang dimaksud orang dewasa adalah guru atau orang tua. Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap awal-awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberi kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. b. Teori Belajar Van Hiele Teori Belajar yang dikemukakan oleh Van Hiele ini mengenai tahap-tahap perkembangan mental anak dalam geometri. Van Hiele menyatakan bahwa ada 5 tahap pemahaman geometri yaitu : 1 Tahap Visualisasi pengenalan Siswa memandang suatu bangun geometri secara keseluruhan holistik, siswa hanya mengenal nama suatu bangun dan namanya namun belum menyadari dari ciri-ciri bangun tersebut. 2 Tahap Analisis Deskriptif Pada tahap ini anak sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing bangun. Singkatnya anak sudah mampu menyebutkan suatu bangun dengan ciri-cirinya. 3 Tahap Deduksi Formal Pengurutan atau Relasional Siswa sudah memahami hubungan antar ciri dengan ciri yang lainnya dalam bangun-bangun geometri. 4 Tahap Deduksi Tahap ini 1 siswa sudah mampu mengambil kesimpulan secara deduktif yakni menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus. 2 siswa mampu memahami pengertian pangkal, definisi- definisi, aksioma-aksioma dan terorema-terorema dalam geometri. 5 Tahap akurasi tingkat metamatematis atau keakuratan 2 Pada tingkat ini anak sudah memahami bahwa untuk melandasi sebuah pembuktikan diperlukan ketepatan dalam prinsip-prinsip dasar. Memahami bagaimana itu menjadi postulat atau dalil. Tahap keakuratan merupakan tahap tertinggi dalam memahami geometri. c. Teori Belajar Ausubel Ausubel menyatakan bahwa belajar dapat diklasifikasikan berdasarkan cara menyajikan materi, yaitu penerimaan dan penemuan, sedangkan cara siswa menerima pelajaran yaitu belajar bermakna dan hafalan. Pembelajaran dikatakan bermakna jika melalui prasyarat belajar, yaitu : 1 Materi yang dipelajari bermakna secara potensial. 2 Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan belajar bermakna sehingga mempunyai kesiapan dan niat. Ciri-ciri belajar bermakna sebagai berikut : 1 Menjelaskan hubungan relevansi hubungan bahan baru dengan bahan lama 2 Memberikan ide yang umum kemudian ke hal yang terperinci 3 Menunjukkan perbedaan antara bahan lama dan baru 4 Mengusahakan agar ide yang telah ada dikuasai sepenuhnya sebelum ide yang baru disampaikan. Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, beberapa prinsip yang perlu kita perhatikan yaitu : 1 Diferensiasi Progresif Selama belajar bermakna, perlu terjadi pengembangan dan elaborasi konsep. Pengembangan konsep yang paling baik adalah mengenalkan hal yang umum kemudian ke khusus dan lebih detail. 2 Belajar superordinat Belajar superordinat terjadi jika konsep yang sudah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur konsep yang lebih luas dan inklusif. 3 Penyesuaian integratif Dalam pembelajaran, bukan hanya urutan diferensiasi progresif yang diperhatikan, melainkan bagaiman konsep-konsep baru dihubungkan dengan konsep superordinat. d. Teori Belajar Bruner Bruner menyatakan bahwa terdapat tiga sistem keterampilan untuk menyatakan kemampuan-kemampuan secara sempurna. Ketiga sistem tersebut disebut tiga cara penyajian modes of present, yaitu : 1 Cara penyajian enaktif Anak terlibat dalam memanipulasi objek. Anak belajar sesuatu secara aktif, dengan benda konkret atau situasi nyata. 2 Cara penyajian ikonik Penyajian ikonik berdasar pada fikiran internal dimana pengetahuan disajikan dengan serangkaian gambar atau grafik, yang berhubungan dengan mental dan merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Bahasa menjadi lebih penting sebagai suatu media berfikir. 3 Cara Penyajian Simbolik 3 Penyajian simbolik berdasarkan pada sistem berfikir abstrak, arbitrer dan lebih fleksibel, anak pada tahap ini mampu memanipulasi objek dan tidak lagi terikat pada objek pada tahap sebelumnya.

3. Model-model pembelajaran