Depo Farmasi IBS Depo Farmasi dan Unit Pelayanan Farmasi .1 Depo Farmasi Sentral

g Petugas depo farmasi IRD melakukan pencatatan sesuai aturan yang berlaku.

3.2.5.5 Depo Farmasi IBS

Pelayanan farmasi di kamar operasi adalah pelayanan obat dan alkes habis pakai untuk pasien di Instalasi Bedah. Pelayanan farmasi dilaksanakan oleh petugas dengan pendidikan D3 farmasi atau SMFSAA. Adapun rangkaian prosedur pelayanan farmasi di kamar operasi adalah sebagai berikut. 1 Petugas Depo Farmasi OK-IBS IGD selanjutnya disebut petugas farmasi mencatat jadwal operasi di buku catatan pasien. 2 Petugas farmasi melengkapi isi kereta operasi dengan obat anestesi dari dalam kulkas. 3 Petugas farmasi melengkapi isi kereta operasi dengan benang bedah. 4 Petugas farmasi melakukan serah terima kereta operasi dengan petugas OK sesuai ruangannya masing-masing. 5 Petugas farmasi mengisi kembali cairan, antiseptik yang telah habisminim persediannya di dalam ruang operasi. 6 Petugas farmasi memeriksa mencatat kelengkapan data-data pasien, meliputi : nama pasien, umur, nomor, diagnosa, tindakan, jenis anestesi, dan alamat pasien. 7 Petugas farmasi memeriksa kelengkapan administrasi pasien : Umum Jamsostek PT Askes Sosial Askes komersil Jamkesmas Jamkesda Rohul SKTM. 38 Universitas Sumatera Utara a Untuk pasien Jamsostek harus dilengkapi dengan fotokopi kartu jaminan pemeliharaan kesehatan dan surat jaminan dari PT Jamsostek. b Untuk pasien PT harus dilengkapi dengan fotokopi surat jaminan dari PT. Pasien PT yang bisa dilayani adalah PT yang memiliki kerjasama dengan RSUD Arifin Achmad. PT yang tidak memiliki kerjasama, dilayani sebagai pasien umum. c Untuk pasien Askes baik askes sosial maupun Askes komersil harus dilengkapi dengan fotokopi kartu Askes dan Surat Jaminan Pelayanan SJP. d Perbedaan antara SJP Askes social dengan Askes komersil adalah pada SJP Askes komersil tertulis nama PT Perusahaan yang bekerja sama dengan Askes. e Untuk pasien Jamkesmas harus dilengkapi dengan fotokopi kartu Jamkesmas dan SKP Surat Keabsahan Peserta. f Untuk pasien Jamkesda Rohul harus dilengkapi dengan fotokopi kartu Jamkesda Rohul, Surat Keterangan dari Dinas Kesehatan Rohul, Surat Rujukan dari RSUD Rohul. g Untuk pasien SKTM harus dilengkapi dengan fotokopi SKTM dan SJP. Perhatikan masa berlaku SKTM. SKTM harus ditandatangani oleh camat setempat. Bila di SKTM tidak tercantum nama pasien, minta fotokopi kartu keluarga. Bila belum lengkap, petugas memanggil dan mengarahkan keluarga pasien untuk mengurusnya ke rekam medis. 39 Universitas Sumatera Utara 8 Petugas farmasi melayani permintaan obat alat kesehatan selama operasi dan mencatatnya di lembar catatan khusus. 9 Petugas farmasi setelah operasi selesai, memeriksa kesesuaian pencatatan obat dan alat kesehatan yang ada di formulir operasi kertas hijau dengan obat dan alat kesehatan yang tersisa di kereta operasi ditambah dengan yang tertulis di lembar catatan khusus yang diminta selama operasi. 10 Petugas farmasi melengkapi kembali isi kereta operasi untuk persiapan operasi berikutnya. 11 Petugas farmasi memeriksa penggunaan obat dan alat kesehatan pasien, menyesuaikannya dengan standar obat yang ada. a Askes : sesuai DPHO atau tidak, apakah ada obat yang masuk daftar III obat khusus. Bila ada, petugas farmasi menyiapkan resepnya, dilengkapi dengan fotokopi kartu Askes, SJP, dan lembar ACC obat Askes. Bila ada penggunaan obat di luar DPHO, maka pasien diharuskan membayar tagihannya ke rumah sakit. b Jamsostek : bila ada penggunaan obat alat kesehatan di luar Daftar Standar Obat Jamsostek, pasien diharuskan membayar tagihannya ke rumah sakit. c Jamkesmas SKTM : bila ada penggunaan obat di luar manlak Jamkesmas, resep di ACC-kan ke Ketua Komite Medik. 12 Petugas farmasi setelah selesai memeriksa penggunaan obat dan alat kesehatan pasien, petugas farmasi membuat tagihan operasi dengan memasukkan datanya ke computer SIM-R dan mencetak billingnya. 40 Universitas Sumatera Utara 13 Petugas farmasi memasukkan billing ke dalam Buku Status pasien buku rekam medik pasien dan mencatat nilainya di buku status pasien. 14 Khusus untuk penggunaan alat spesialistik, mengikuti ketentuan yang tercantum dalam protap pelayanan alat spesialistik. 15 Mencatat data pelayanan harian di formulir serah terima dan menyerahkannya ke Instalasi Farmasi.

3.3 Instalasi Central Sterillized Supply Department CSSD

Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, pusat sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang medik, maupun instalasi antara lain perlengkapan, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi, dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu sub unit di atas maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi. Bila ditinjau dari volume alat dan bahan yang harus disterilkan di rumah sakit demikian besar, maka rumah sakit dianjurkan untuk mempunyai suatu 41 Universitas Sumatera Utara