Instalasi Central Sterillized Supply Department CSSD

13 Petugas farmasi memasukkan billing ke dalam Buku Status pasien buku rekam medik pasien dan mencatat nilainya di buku status pasien. 14 Khusus untuk penggunaan alat spesialistik, mengikuti ketentuan yang tercantum dalam protap pelayanan alat spesialistik. 15 Mencatat data pelayanan harian di formulir serah terima dan menyerahkannya ke Instalasi Farmasi.

3.3 Instalasi Central Sterillized Supply Department CSSD

Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, pusat sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang medik, maupun instalasi antara lain perlengkapan, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi, dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu sub unit di atas maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi. Bila ditinjau dari volume alat dan bahan yang harus disterilkan di rumah sakit demikian besar, maka rumah sakit dianjurkan untuk mempunyai suatu 41 Universitas Sumatera Utara instalasi pusat sterilisasi tersendiri, yang merupakan salah satu instalasi penunjang medik yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada wakil direktur penunjang medik. Instalasi pusat sterilisasi ini bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari semua mikroorganisme termasuk endospora secara cepat dan tepat. Alur aktivitas fungsional CSSD secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: 1 Pembilasan : pembilasan alat-alat yang telah digunakan, tidak dilakukan di ruang perawatan. 2 Pembersihan : semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi. 3 Pengeringan : dilakukan sampai kering 4 Inspeksi dan pengemasan : setiap alat bongkar pasang harus diperiksa kelengkapannya, sementara untuk bahan linen harus diperhatikan densitas maksimumnya. 5 Memberi label : setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi, dan kadaluarsa proses sterilisasi. 6 Pembuatan : membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut, yang kemudian akan disterilkan. 7 Sterilisasi : sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada staf yang terlatih. 8 Penyimpanan : harus diatur secara baik dengan mempertahankan kondisi penyimpanan yang baik. 42 Universitas Sumatera Utara 9 Distribusi : dapat dilakukan berbagai sistem distribusi sesuai dengan rumah sakit masing-masing. Adapun tujuan dari pusat sterilisasi adalah : 1 Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril untuk mencegah terjadinya infeksi. 2 Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi infeksi nosokomial 3 Efisiensi tenaga medisparamedik untuk kegiatan yang berorientasi pada pelayanan terhadap pasien. 4 Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan. Ketersediaan ruangan CSSD yang memadai merupakan suatu keharusan untuk keefisienan dan keoptimalan fungsi kerja CSSD. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang di CSSD maka ruangan CSSD dibagi menjadi 5 bagian : 1 Daerah dekontaminasi : terjadi proses penerimaan barang kotor, dekontaminasi, dan pembersihan. 2 Daerah pengemasan alat : untuk melakukan pengemasan terhadap alat bongkar pasang maupun pengemasan dan penyimpanan alat bersih 3 Daerah prossesing linen : linen diinspeksi, dilipat, dan dikemas untuk persiapan sterilisasi. Selain linen pada daerah ini dipersiapkan pula bahan- bahan seperti kain kasa, cotton swabs, dll. 4 Daerah sterilisasi : tempat dimana proses sterilisasi dilakukan 43 Universitas Sumatera Utara 5 Daerah penyimpanan barang steril : sebaiknya letaknya berdekatan dengan proses sterilisasi dilakukan. Tersedia mesin sterilisasi dua pintu dimana pintu belakang langsung berhubungan dengan ruang penyimpanan. Lokasi CSSD sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakaian alat steril terbesar. Pemilihan lokasi seperti ini berdampak pada efisiensi kerja dan meningkatkan pengendalian infeksi, yaitu dengan meminimalkan resiko terjadinya kontaminasi silang serta meminimalkan lalu lintas transportasi alat steril. 44 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

RSUD Arifin Achmad adalah rumah sakit umum tipe B yang berada di bawah Pemerintah Provinsi Riau dan merupakan pusat rujukan untuk wilayah provinsi Riau. RSUD Arifin Achmad melayani pasien Jamkesmas, SKTM, ASKES, PT Pihak ketiga, Jamsostek, dan pasien umum. Pelayanan obat untuk pasien Jamkesmas dan SKTM mengacu pada daftar obat dalam formularium obat di rumah sakit untuk Jamkesmas tahun 2008 yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang terdapat dalam MANLAK 2008 Pedoman Pelaksanaan. Manlak merupakan suatu pedoman pelayanan obat untuk pasien Jamkesmas. Pemerintah menanggung semua biaya pengobatan dan perawatan untuk pasien Jamkesmas tanpa dipungut biaya. Pelayanan kesehatan yang diberikan untuk pasien ASKES mengacu kepada Daftar Plafon dan Harga Obat DPHO yang diterbitkan oleh PT.ASKES. Pengadaan untuk pasien Jamkesmas dan pasien ASKES dilaksanakan oleh Rumah Sakit melalui instalasi farmasi.

4.1 Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru memiliki 4 sub instalasi farmasi yaitu : Sub Instalasi Pengelolaan Perbekalan Farmasi, Sub Instalasi Distribusi Farmasi, Sub Instalasi Pelayanan Farmasi Klinis, dan Sub Instalasi Pengembangan Mutu Farmasi. Setiap sub instalasi mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling berkaitan satu sama lainnya. Pengelolaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian perbekalan farmasi 45 Universitas Sumatera Utara