Gambaran Klinis Episode depresif

mood-incongruent-yaitu, tidak dalam kesesuaian dengan gangguan mood. Walaupun pasien gangguan mood dengan psikosis dengan psikosis sesuai mood menderita gangguan mood tipe psikotik, pasien gangguan mood dengan gejala psikotik tidak sesuai mood secara bervariasi digolongkan. Sebagai menderita gangguan skizoafektif atau subtipe skizofrenia atau kesatuan diagnostik yang berbeda. Gangguan depresif mayor, episode tunggal. DSM-IV menyebutkan : a. adanya episode depresif berat tunggal b. episode depresif tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan skizoafektif, dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan delusional, atau gangguan psikotik yang tidak ditentukan di tempat lain. c. Tidak pernah terdapat episode manik, episode campuran, atau episode hipomanik. Perbedaan antara pasien pasien yang menderita episode tunggal gangguan depresif mayor dan pasien yang memiliki dua atau lebih episode gangguan depresif mayor adalah ditekankan karena katidakpastian perjalanan penyakit pasien yang hanya menderita satu episode Sadock Sadock, 2007.

2.2 Gambaran Klinis Episode depresif

Suatu mood depresi dan hilangnya minat atau kesenangan merupakan gejala utama dari depresi. Pasien mungkin mengatakan bahwa mereka merasa murung, putus asa, dalam kesedihan, atau tidak berguna. Bagi pasien mood depresi seringkali memiliki kualitas yang terpisah yang membedakannya dari emosi normal kesedihan atau duka cita. Pasien seringkali menggambarkan gejala depresi sebagai suatu rasa Universitas Sumatera Utara nyeri emosional yang menderita sekali. Pasien terdepresi kadang-kadang mengeluh tidak dapat menangis, suatu gejala yang menghilang saat mereka membaik. Kira-kira dua per tiga dari semua pasien terdepresi merenungkan bunuh diri, dan 10-15 melakukan bunuh diri. Tetapi pasien terdepresi kadang-kadang tampak tidak menyadari depresinya dan tidak mengeluh suatu gangguan mood, walaupun mereka menunjukkan penarikan diri dari keluarga, teman, dan aktivitas yang sebelumnya menarik diri mereka. Hampir semua pasien terdepresi 97 mengeluh adanya penurunan energi yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan tugas, sekilah dan pekerjaan, dan penurunan motipasi untuk mengambil proyek baru. Kira-kira 80 pasien mengeluh sulit tidur, khususnya terbangun pada dini hari yaitu, insomnia terminal dan sering terbangun pada malam hari, selama mana mereka mungkin merenungkan masalahnya. Banyak pasien mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan. Tetapi beberapa pasien mengalami peningkatan nafsu makan, penambahan berat badan, dan tidur yang bertambah. Pasien tersebut di klisifikasikan di dalam DSM-IV sebagai memiliki ciri atipikal dan juga dikenal sebagai memiliki disforia histeroid. Pada kenyataannya, kecemasan merupakan geja yang sering pada depresi, yang mengenai sebanyak 90 pasien depresi. Berbagai perubahan didalam asupan makanan dan istirahat dapat memperberat penyakit medis yang menyertai, seperti diabetes,hipertensi, penyakit paru-paru obstruktif kronis, dan penyakit jantung. Gejala pegetatif lainnya adalah menstruasi yang tidak normal dan penurunan minat dan kinerja di dalam aktifitas seksual.masalah seksual dapat menyebabkan rujukan yang tidak tepat, seperti kepada konseling perkawinan dan terapi seks, jika klinisi gagal mengenali gangguan depresif yang mendasari. Kecemasan termasuk serangan panik, penyalahgunaan alkohol, dan keluhan somatik seperti konstipasi dan nyeri kepala sering kali mempersulit pengobatan depresi. Kira-kira 50 dari semua pasien menggambarkan suatu pariasi diurnal dari gejalanya, dengan suatu peningkatan keparahan di pagi hari dan gejala meringan di Universitas Sumatera Utara malam hari. Gejala koknitif adalah laporan subjektif yang berupa ketidak mampuan berkonsentrasi 84 pasien didalam satu penelitian dan gangguan dalam berpikir 67 pasien pada penelitian lain Sadock Sadock, 2007.

2.3. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya depresi atau meningkatkan risiko terkena depresi