Jenis – Jenis Kegiatan yang Dilakukan Pihak Polda Sumatra Utara Instrumen dan Perangkat Pendukung yang Digunakan Untuk

Mereka menggunakan berbagai metode modus untuk membawa kabur motor jarahan yang berhasil dikerjai. Cara atau modus operandi yang sering digunakan oleh pencuri sepeda motor adalah seperti : a Menggunakan kunci letter T untuk menyalakan paksa mesin motor. b Mengangkut motor ke dalam mobil boks atau truk. c Merusak kunci-kunci keamanan yang ada dengan trik tertentu lalu membawa kabur motor, dll. Waspadai pula aksi kejahatan ranmor kendaraan bermotor lainnya yang berhubungan dengan sepeda motor anda seperti pencurian helm, pencurian aksesoris motor, dsb. Berikut ini adalah beberapa saran untuk anda dalam menghindar dan mengurangi resiko kehilangan motor.

1. Jenis – Jenis Kegiatan yang Dilakukan Pihak Polda Sumatra Utara

Untuk meminimalisir terjadinya tindak pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polda Sumatera Utara,Satuan Ranmor melakukan serangkaian kegiatan berupa: • Edukasi dan Pemberian Informasi. • Operasi Rutin Razia • Penindakan Universitas Sumatera Utara

2. Instrumen dan Perangkat Pendukung yang Digunakan Untuk

Mengulangi Pencurian Kendaraan Bermotor yang Dilakukan secara Terorganisir C. Hambatan – hambatan yang ada dalam Upaya Polda Sumatra Utara Dalam Menaggulangi Pencurian Kendaraan Bermotor yang Terorganisir Kasus curanmor terkadang memang karena kesempatan yang diberikan oleh pemilik kendaraan sendiri. Mereka seringkali parkir di tempat yang tidak ada pengamanan atau penjagaan. Sehingga memungkinkan pelaku kejahatan beraksi. Karena itu masyarakat lebih berhati-hati dan waspada jika ingin memarkir kendaraannya. Selain itu, segera lapor polisi jika kehilangan. a. Kendala tempat kejadian perkara TKP Yang sulit dilakukan olah TKP. Hal ini berkaitan dengan tidak segeranya korban melapor kepada polisi. TKP yang merupakan Universitas Sumatera Utara salah satu sarana pihak kepolisian untuk mencari petunjuk rusak karena tidak segera di tangani oleh polisi. b. Dari pihak pelapor seringkali terlambat melapor. Korban sebagian besar lama melaporkan, bisa 5 jam kemudian baru lapor, polisi akhirnya sulit olah TKP. Padahal, harusnya secepat mungkin melapor supaya bisa segera operasi olah TKP. c. ……………………………………… d. ……………………………………. e. ……………………………………. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Peranan Pihak Polda Sumatra Utara dalam menangani pencurian secara terorganisir harus mengacu kepada tantangan yang dihadapi yang akan datang. Pengaruh lingkungan strategi baik global, maupun regional terutama dengan kebijakan otonomi daerah menuntut pengetahuan mengenai karakteristik masyarakat yang berkembang. Untuk itu maka dalam implementasi operasional tugas – tugas penyidik, selain harus propesional dalam arti mahir dan terampil dalam menerapkan teknik dan taktik penyidikan, jangan mengenyampingkan hal penting yang harus menjadi pegangan. 2. Bahwa tindakan pencurian kendaraan bermotor secara terorganisir berdasarkan Undang – Undang Hukum Acara Pidana dapat dijerat dengan Pasal 365 KUHAP bahwa pencurian dilakukan secara terorganisir itu berakibat dengan matinya orang maka ancaman diperberat lagi selama-lamanya lima belas tahun, hanya saja yang penting adalah kematian orang tersebut tidak dikehendaki oleh pencuri. 3. …… Universitas Sumatera Utara 4. ……. B. Saran a Bagi polisi dalam menjalankan tugas dan kewenangannya seyogyanya dapat mengacu kepada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, karena dalam negara demokratis dimanapun di muka bumi ini penegakan hukum seharusnya dilakukan oleh polisi dan tidak dipengaruhi oleh unsur-unsur lain, sehingga tidak terjadinya tumpang tindih sebagaimana pengalaman pada era orde baru dimana fungsi penegakan hukum telah dilaksanakan oleh berbagai institusi. b Dalam aplikasinya di lapangan justru penegakan hukum yang telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada, dirasakan tidak memenuhi tuntutan keadilan masyarakat sehingga menimbulkan berbagai reaksi yang bersifat destruktif. Oleh karenanya berbagai upaya penegakan hukum yang diantaranya dilakukan oleh Polri telah dihadapkan pada dilema yang menempatkannya pada posisi yang serba salah, padahal begitu kentalnya harapan masyarakat terhadap kemampuan Polri untuk dapat mengatasi serta mengelola situasi transisi yang penuh dengan ketidak pastian ini untuk dapat mengarah kepada terwujudnya stabilitas Kamtibmas yang mantap. c ………….. Universitas Sumatera Utara d ……………. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI KEJAHATAN TERORGANISIR DILIHAT DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA KUHP A. Tinjauan Tentang Pencurian Kendaraan Bermotor Dikaitkan Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Pengaruh modernisasi tidak dapat dielakan disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan yang telah mengubah cara hidup manusia. Apalagi dalam tahap pembangunan Nasional disegala bidang dewasa ini yang merangsang pula timbulnya perubahan nilai sosial budaya. Undang-Undang harus disesuaikan dengan dinamika kehidupan, oleh karena itu pembuat undang-undang harus selalu “mengikuti” perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu hukum pidana sedang berubah dan memang seharusnya memerlukan perubahan sesuai dengan perubahan masyarakat. Perubahan ini tidak hanya mengenai perbuatan apa yang merupakan atau dinyatkan sebagai kejahatan, karena gagasan mengenai pidana juga telah berubah sesuai dengan perubahan- perubahan itu sendiri terutama mengenai pandangan hidup tentang moral dan kemasyarakatan. Mengenai tugas atau fungsi pembuat undang-undang dalam tahap ini, lebih diperinci sebagai berikut: “perencanaan atau kebijakan penanggulangan kejahatan Universitas Sumatera Utara yang dituangkan oleh peraturan perundang-undangan secara garis besar meliputi: 21 1. Perencanaan atau kebijakan tentang perbuatan-perbuatan terlarang apa yang akan ditanggulangi karena di pandang membahayakan atau merugikan. 2. Perencanaan atau kebijakan tentang sanksi apa yang dapat dikenakan terhadap pelaku perbuatan terlarang itu baik berupa pidana atau tindakan dan sistem penerapannya. 3. Perencanan atau kebijakan tentang prosedur atau mekanisme sistem peradilan pidana dalam rangka proses penegakan hukum pidana.” 14 Mengenai landasan yuridis hukuman dan bentuk-bentuknya telah dijelaskan dalam buku I KUHP bab ke-2 dari Pasal 10 sampai Pasal 43, yang kemudian juga diatur lebih jauh mengenai hal-hal tertentu dalam beberapa peraturan yaitu: 1. Reglemen penjara Stb 1917 No. 708 dan telah diubah dengan LN 1948 No.77; 2. Ordonasi pelepasan bersyarat Stb 1917 No. 749; 3. Reglemen pendidikan paksaan Stb 1917 741; KUHP sebagai induk atau sumber utama hukum pidana telah merinci dan merumuskan tentang bentuk-bentuk pidana yang berlaku di Indonesia. Bentuk- bentuk pidana dalam KUHP disebutkan dalam Pasal 10 KUHP. Pidana ini juga berlaku bagi delik yang tercantum di luar KUHP, kecuali ketentuan UU itu 21 http:www.kesimpulan.com200904kebijakan-kriminal-dalam.html 14 Moeljatno, S.H., Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta,PT. Rineka Cipta, 2002, Hal. 15 Universitas Sumatera Utara menyimpang. Dalam KUHP pidana dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: pertama, pidana pokok dan kedua, pidana tambahan, diantaranya: 22 a. Pidana mati Pidana pokok terdiri dari Hoofd Straffen: b. Pidana penjara c. Pidanan kurungan d. Pidana denda e. Hukuman tutupan. Hukuman ini ditambahkan ke dalam KUHP dengan Undang - Undang Republik Yogya tahun 1946 no. 20. Adapun pidana tambahan terdiri dari Bijkomende Straffen: a. Pidana pencabutan hak-hak tertentu b. Pidana perampasan barang-barang tertentu c. Pidana pengumuman keputusan hakim. Tindak pidana pencurian diatur dalam KUHP buku II bab XXII Pasal 362 sampai dengan Pasal 367. Untuk Pasal 362 memberi pengertian tentang pencurian, pada Pasal 363 mengatur tentang jenis pencurian dan pencurian dengan pemberatan, Pasal 364 mengatur tentang pencurian ringan, Pasal 365 mengatur tentang pencurian dengan kekerasan, Pasal 367 mengatur tentang pencurian dalam keluarga. 22 http:kumpulan-q.blogspot.com200901macam-macam-hukum-pidana.html Universitas Sumatera Utara Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHP dalam konsiderannya berupaya untuk memberikan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia. Akan tetapi dalam penjabaran pasal-pasal di dalam dictum serta dalam penjelasannya tidak terakomodir ketentuan yang memuat hak dan kewajiban bagi korban secara adil. Berikut ini beberapa ketentuan dalam KUHAP yang memarjinalkan korban dan lebih berorientasi kepada kepentingan pelaku, yaitu: 23 23 http:fahmiatjeh.blogspot.com201002sang-pemerkosa.html a. Bab I tentang Ketentuan Umum Pasal 1 yang terdiri atas angka 1 satu hingga 32 dan berisi tentang berbagai macam pengertian berkaitan dengan proses peradilan dengan segala aspeknya, tidak satupun yang merumuskan pengertian tentang korban. b. Bab VI tentang Tersangka dan Terdakwa, yang terdiri atas 19 Pasal, sarat dengan aturan yang memberikan hak sebagai perlindungan hak asasi manusia terhadap pelaku. c. Bab VII tentang Bantuan Hukum dalam ketentuan pasal-pasalnya mengatur adanya beberapa hak dan kewajiban dari penasehat hukum selama proses peradilan. Hak-hak ini dapat pula dikatakan sebagai pendukung bagi terlaksananya hak-hak dari pelaku. Universitas Sumatera Utara d. Bab XII tentang Ganti Kerugian dan Rehabilitasi, menunjukkan pula adanya beberapa hak bagi pelaku sebagai wujud dari perlindungan hukum dalam proses peradilan pidana. e. Bab XIV tentang Penyidikan juga dijumpai ketentuan-ketentuan yang lebih berorientasi terhadap hak pelaku. f. Dalam penjelasan dicantum dan pasal-pasal, tampak bahwa KUHAP lebih berorientasi pada kepentingan pelaku daripada korban dan di bagian akhir dari penjelasan KUHAP disebutkan beberapa asas yang maknanya lebih dominant bagi kepentingan pelaku daripada korban. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat direkomendasikan bahwa KUHAP dalam penjabaran konsideran melalui ketentuan pasal-pasalnya seyogyanya memperhatikan secara seimbang aspek keadilan dan perlindungan harkat serta martabat korban dan pelaku.

B. Tinjauan Tentang Kejahatan Terorganisir dikaitkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP